Fimela.com, Jakarta Salah satu tujuan kita sebagai umat manusia adalah meninggalkan bumi dalam kondisi yang lebih baik dari pada saat kita menemukannya. Kerusakan lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber, yakni dari aktivitas atau proses alam dan kegiatan manusia. Selain karena sampah rumah tangga dan limbah pabrik, ternyata ada beberapa hal sepele yang kerap dilakukan bisa menjadi sumber polusi.
Ada beberapa kebiasaan yang kita praktikkan tanpa berpikir setiap hari dan tanpa menyadari dampak negatifnya terhadap bumi. Waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan suatu kebiasaan berbeda-beda dan bukanlah hal yang mudah, namun sedikit perubahan saja dapat membawa dampak besar dalam menyelamatkan lingkungan.
Tanpa disadari, beberapa kegiatan yang Sahabat Fimela lakukan bisa sangat merusak lingkungan. Kalau lingkungan sudah rusak, yang disalahkan pasti orang lain. Ada baiknya introspeksi diri terlebih dahulu. Menyadur dari Business Insider, di bawah ini adalah kegiatan sehari-hari yang tidak disadari dapat merusak lingkungan.
Advertisement
Advertisement
1. Deterjen cucian berdampak buruk terhadap lingkungan
Hanya sedikit hal yang bisa menandingi wangi cucian yang baru selesai dicuci. Namun sayangnya, menjaga kebersihan pakaian dapat berdampak buruk terhadap lingkungan. Menurut Livestrong, deterjen yang mengandung fosfat dapat menimbulkan alga di air tawar, kemudian menghabiskan oksigen yang tersedia untuk kehidupan akuatik.
Pemutih juga sama merugikannya bagi lingkungan. Pemutih klorin yang dilepaskan ke badan air, bila dicampur dengan mineral lain, akan bereaksi membentuk racun berbahaya. Pertimbangkan alternatif pemutih dan deterjen alami buatan sendiri. Jika Sahabat Fimela bukan tipe yang gemar DIY, carilah opsi yang lebih aman di toko.
2. Mencuci muka bisa melepaskan microbeads ke dalam bumi
Kemungkinan Sahabat Fimela pernah mendengar tentang microbeads yang merupakan bahan eksfoliasi populer yang ditemukan di beberapa pembersih wajah. Benda-benda tersebut sebenarnya adalah potongan-potongan plastik yang sangat kecil, sehingga dapat lolos dari penyaringan limbah dan sistem pengolahan air. Mereka sering disalahartikan sebagai makanan dan dimakan oleh organisme air.
Sejauh ini California, Colorado, Illinois, Indiana, Maine, Maryland, dan New Jersey merupakan negara bagian yang melarang penggunaan microbeads.
Advertisement
3. Belanja bahan makanan membutuhkan banyak plastik
Dalam beberapa tahun terakhir, supermarket telah berupaya mengurangi penggunaan plastik dan beberapa telah berhasil menghilangkannya sama sekali. Namun, kenyataannya sebagian besar barang yang tersedia di toko kelontong dikemas dalam kertas atau plastik, belum lagi tas yang digunakan untuk membawanya pulang.
Plastik tidak dapat diserap oleh lingkungan dan sebagian besar plastik berakhir di lautan, sebuah situasi yang berbahaya bagi organisme air, satwa liar, dan manusia. Para ilmuwan memperkirakan pada tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik di laut dibandingkan jumlah ikan. Lakukan kegiatan daur ulang dan menggunakan tas kain untuk berbelanja.
4. Pengisian daya semalaman membuang-buang energi
Hal ini bukan masalah besar, namun tidak mengisi daya gadget elektronik dalam semalam setidaknya dapat menghemat energi dan uang. Saat ponsel, tablet, atau laptop Sahabat Fimela terisi penuh, kelebihan energi akan terbuang sia-sia. Sekali lagi, bukan masalah besar tetapi masih perlu dipikirkan.
Advertisement
5. Jeans membutuhkan banyak air untuk diproduksi
Dibutuhkan sejumlah besar air dan bahan kimia untuk memproduksi jeans. 1 pasang saja menggunakan sekitar 2.900 galon air, itu berarti sekitar 70 bak mandi penuh. Tidak semua orang mempunyai kemewahan dalam hal ketersediaan air. Faktanya, 1 dari 9 orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air bersih. Pertimbangkan mendonasikan jeans lama atau menyimpannya untuk digunakan ketika siklus fashion muncul kembali.
6. Membiarkan lampu menyala akan membuang-buang energi
Meskipun Sahabat Fimela hanya meninggalkan ruangan selama beberapa menit, sebaiknya matikan lampu. Menggunakan lebih sedikit listrik akan mengurangi jumlah asap beracun yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik. Hal ini karena sebagian besar pembangkit listrik menggunakan batu bara, bahan bakar fosil, atau minyak mentah untuk menghasilkan listrik. Jadi, mematikan lampu akan menghemat tagihan listrik kamu dan menjaga lingkungan.
Advertisement
7. Merebus air lebih banyak dari yang diperlukan adalah pemborosan
Merebus 1 teko air untuk membuat 1 cangkir teh tidak hanya menambah tagihan listrik (jika menggunakan kompor listrik), tetapi juga menyia-nyiakan sumber daya yang berharga namun terbatas. Pertimbangkan untuk mengukur jumlah air yang dibutuhkan sebelum direbus, jika itu membosankan, ada beberapa ketel hemat energi di pasaran.
8. Minum kopi membuang kertas dan mendukung industri yang bertanggung jawab atas deforestasi
Jika Sahabat Fimela salah satu dari banyak orang yang suka minum secangkir kopi di pagi hari, kamu mungkin merusak lingkungan. Bisnis kopi adalah industri global bernilai miliaran dolar yang mengakibatkan deforestasi, limbah, polusi air, dan kontaminasi. Hal itu belum termasuk cangkir plastik atau kertas yang dibuang setiap hari setelah minum kopi.
Cobalah membeli kopi yang ditanam di tempat teduh yang lebih ramah lingkungan. Beberapa kedai kopi juga mengizinkan Sahabat Fimela untuk membawa cangkir atau botol minum yang dapat digunakan kembali.
Penulis: Miftah DK
#Unlocking The Limitless