Sukses

Lifestyle

Manfaat Bersikap Memaafkan bagi Kualitas Kesehatan Mental

Fimela.com, Jakarta Kata “maaf” adalah kata sederhana yang masih terasa sulit untuk dilakukan. Bagaimana bisa seseorang memaafkan sesuatu yang telah membuatnya menderita atau sengsara? Bagaimana bisa rasa “maaf” ada saat sedang berada di tengah kesulitan. Kemudahannya untuk diucapkan terasa berbanding terbalik dengan penerapannya. Padahal, dengan “maaf” berbagai pintu yang memberikan dampak baik akan turut terbuka.

Kesehatan mental adalah sesuatu yang juga harus dijaga selain kesehatan fisik. Terdapat berbagai alasan yang melatarbelakangi penyakit mental seseorang. Namun, alangkah lebih baik untuk kita menjaga daripada menyembuhkan sesuatu. Cara untuk menjaga kesehatan mental dapat dilakukan dari dalam diri sendiri, salah satunya dengan cara memaafkan. 

Dilansir dari verywellmind.com, sikap memaafkan bukan semata-mata berarti kita secara sukarela melupakan amarah dan rasa kecewa yang dimiliki terhadap pihak tertentu dan menggantinya dengan kasih sayang serta empati. Memaafkan tidak berarti kita harus kembali membangun hubungan dengan pihak yang menyakiti kita. Memaafkan bisa dilakukan hanya dari diri sendiri, tanpa harus diketahui oleh pihak lain. Dilansir dari verywellmind.com, berikut adalah tiga aspek yang ada dari sikap memaafkan.

Tiga aspek dari proses memaafkan

Memaafkan orang lain

Aspek ini adalah aspek yang paling banyak diperbincangkan. Proses ini melibatkan hubungan interpersonal antara dua orang atau lebih. Beberapa permasalahan yang melatarbelakangi ini adalah hilangnya rasa percaya, tersinggung akibat suatu tuturan, sikap yang agresif, hingga pertengkaran secara fisik.

Memaafkan diri sendiri

Memaafkan diri sendiri adalah proses memaafkan yang paling membutuhkan tenaga paling besar karena di dalam prosesnya kelak kita akan merasa sedih atau kecewa atas apa yang kita telah atau tidak lakukan. Kendati demikian, jika kita tidak memaafkan diri sendiri, kita dapat merasa malu, bersalah, dan terus menyalahkan diri sendiri yang nantinya dapat berujung pada depresi atau hal lain yang mengancam nyawa. 

Memaafkan keadaan

Keadaan adalah hal yang tidak terdapat campur tangan manusia di dalamnya. Kondisi-kondisi seperti pandemi, bencana alam, kematian orang-orang tersayang, hingga diagnosis penyakit tertentu dapat menjadi keadaan yang menyakitkan untuk diterima. Keadaan-keadaan tersebut membuat orang marah dan menyalahkan apapun yang bisa disalahkan, salah satunya adalah Tuhan.

Manfaat dari memaafkan bagi kesehatan mental

Meningkatkan kualitas kesehatan mental

Dengan memaafkan, tingkat depresi, rasa cemas berlebih, dan gangguan mental lainnya dapat berkurang. Terdapat sebuah penelitian yang meneliti hubungan antara sikap memaafkan (forgiveness) terhadap orang lain dan kesejahteraan di usia paruh baya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara memaafkan dengan kesejahteraan yang baik. Maka dari itu, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sikap memaafkan mungkin memiliki implikasi terhadap kesehatan mental dalam meningkatkan kesejahteraan.

Terus bergelut dengan rasa marah atau kecewa dengan apa yang dilakukan orang lain atau atas apa yang terjadi pada diri kita dapat membuat tekanan yang luar biasa besar pada diri. Sikap memaafkan dapat membantu menciptakan kedamaian dalam diri dan juga menyembuhkan luka-luka emosional yang ada. Terdapat penelitian yang melihat hubungan antara sikap memaafkan, stres, dan perubahan pada mental serta fisik seseorang dengan menggunakan 332 partisipan sebagai sampel. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan meningkatnya sikap memaafkan, menurun pula tingkat stres dan gejala-gejala tekanan mental. 

Mencegah adanya toxic anger

Rasa marah yang ada pada diri merupakan perasaan yang normal dan valid. Namun, jika seseorang merasa marah secara terus-menerus, hal tersebut dapat menjadi racun bagi fisik, mental, dan kondisi emosionalnya. Sikap memaafkan membuat kita melepaskan kebencian, menenangkan pikiran, mengurangi rasa gelisah, dan menciptakan kedamaian untuk diri sendiri.

 

Penulis: Karina Alya.

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading