Sukses

Lifestyle

Pentingnya Belajar Empati dan Mengenal Pick Me Mindset

Fimela.com, Jakarta Pick me adalah bahasa gaul atau slang yang sering muncul di media sosial. Secara harfiah arti pick me adalah pilih aku. Namun, dalam konteks bahasa slang pick me artinya seseorang yang memposisikan dirinya berbeda dengan kelompoknya untuk mendapatkan perhatian. Biasanya, dia akan merendahkan kelompoknya agar terlihat berbeda dan menonjol.

Fenomena pick me dapat hadir dalam bentuk gaya hidup, hobi, perilaku, maupun minat yang seolah-olah unik dan berbeda dari orang lainnya serta mampu menarik perhatian dari lawan jenis atau orang yang ingin didapatkan perhatiannya. Mentalitas dari perilaku pick me dianggap sebagai suatu upaya untuk menghindar dari kesepian serta penolakan.

Istilah pick me juga berkaitan dengan istilah pick me girl. Pick me girl adalah seorang wanita yang mengaku berbeda dengan kebanyakan perempuan agar mendapatkan pengakuan atau perhatian laki-laki. Dilansir dari laman Dictionary, pick me girl sering kali menjatuhkan perempuan lain agar terlihat lebih dibandingkan perempuan lain tersebut. Misalnya, dia mengaku bahwa tidak suka berdandan dan lebih suka tampil natural. Lalu, lebih suka olahraga maupun membaca dibandingkan berbelanja. 

Ciri-ciri “pick me”

Untuk mengenal pick me lebih jauh, berikut adalah ciri-ciri pick me yang disadur melalui laman medium.com.

1. Terus mencari validasi

Ciri umum dari seorang pick me adalah kebutuhan terus-menerus akan pengakuan dari orang lain, terutama lawan jenis. Jika Sahabat Fimela mendapati diri terus-menerus mencari pujian atau membutuhkan persetujuan orang lain agar merasa nyaman dengan diri sendiri, kamu mungkin memiliki kecenderungan “pick me”.

2. Mudah merendahkan orang lain

Seorang pick me sering kali mencari cara untuk merendahkan orang lain dari kelompok atau gendernya sendiri agar dirinya terlihat lebih baik. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk komentar remeh, gosip, atau bahkan mempermalukan orang lain di depan umum. Jika Sahabat Fimela sering meremehkan orang lain dari kelompok atau gender sendiri, inilah saatnya mempertimbangkan kembali perilaku kamu dapat disebut “pick me”.

3. Putus asa akan hubungan dan perhatian

Seorang pick me mungkin merasa perlu untuk terus-menerus menjalin hubungan atau menerima perhatian romantis. Jika Sahabat Fimela selalu mencari pasangan baru atau kesulitan menjadi lajang, ini mungkin pertanda buruk.

4. Menolak pendapat dan pengalaman orang lain

Seorang pick me kadang-kadang bisa meremehkan pendapat dan pengalaman orang lain dari kelompok atau gendernya sendiri, terutama jika mereka tidak sejalan dengan keyakinan orang tersebut. Sahabat Fimela mungkin mengira hanya bersikap unik atau berbeda, namun kenyataannya, kamu hanya mengasingkan diri dan melanggengkan stereotip negatif.

ips belajar empati untuk menjaga diri dari “pick me” mindset

Empati adalah sebuah keterampilan dapat dipelajari jika dilatih. Pentingnya berempati dapat menghindari Sahabat Fimela dari “pick memindset. Menyadur dari mindmaven.com, di bawah ini adalah tips menjaga diri dari “pick memindset dengan berempati.

1. Lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara

Sangat mudah untuk terjebak dalam menjelaskan sesuatu sehingga kita gagal untuk berhenti dan mempertimbangkan apa yang mungkin dipikirkan atau dirasakan orang lain. Di sisi lain, orang yang berempati mendengarkan terlebih dahulu dan berbicara setelah mempertimbangkan dengan cermat apa yang didengarnya. 

2. Ekspresikan perspektif

Coba bayangkan dengan tepat apa yang sedang dialami orang lain untuk melakukan pendekatan empati. Begitu Sahabat Fimela merasakan emosi itu, nyatakanlah. Sering kali, respons emosional kamu akan sangat mirip dengan respons emosional mereka. Hal ini dapat membantu orang lain merasa dipahami dan didengar, sehingga meningkatkan rasa keterhubungan di dalamnya.

3. Jangan membuat asumsi

Memiliki asumsi berarti menyimpan prasangka yang tidak didasarkan pada pemahaman atau pengalaman yang sebenarnya. Orang dapat menggunakan asumsi sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan suatu masalah. Tapi kita tidak bisa melihat gambaran lengkapnya saat mengambil jalan pintas. Akibatnya, kita tidak benar-benar “menyelesaikan” masalah, hanya memproyeksikan perspektif sendiri ke dalamnya.

4. Gunakan imajinasi

Sahabat Fimela tidak akan bisa memahami setiap pengalaman setiap orang yang ditemui. Namun untuk benar-benar berempati, kamu masih memerlukan suatu bentuk koneksi dan pengertian. Salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan ini adalah dengan menggunakan imajinasi.

 

 

 

Penulis: Miftah DK

#Unlocking The Limitless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading