Fimela.com, Jakarta Perempuan lekat dengan kesempurnaan. Masyarakat kerap menuntut dan menancapkan paham kesempurnaan kepada perempuan, bahkan anak perempuan. Keterbatasan ini dihadapi perempuan setiap harinya dan membuat kepercayaan diri kreatif mereka tidak terlatih. Studi global baru yang dilakukan oleh The LEGO Group menemukan bahwa ketakutan akan kegagalan, tekanan untuk mencapai kesempurnaan, dan penggunaan bahasa ternyata berperan dalam kreativitas anak perempuan yang terhambat. Berdasarkan Play Well 2024 Research yang dilakukan oleh Edelman Data & Intelligence di antara 61.532 orang tua dan anak berusia 5—12 tahun di 35 negara berbeda menunjukkan bagaimana anak-anak, anak perempuan, dan tingkat kreativitasnya.
Secara global, sekitar 8 dari 10 orang tua setuju bahwa anak perempuan lebih banyak berada di bawah tekanan untuk menjadi sempurna jika dibandingkan dengan anak laki-laki dan hal tersebut menyebabkan anak perempuan menghadapi lebih banyak penilaian saat mengekspresikan kreativitasnya dibandingkan anak laki-laki. Di Indonesia, 71% orangtua mengatakan bahwa tekanan untuk menjadi sempurna benar-benar membatas kepercayaan diri kreatif anak mereka. Selain itu, hampir dua pertiga anak perempuan (5—12 tahun) mengatakan bahwa bahasa yang mereka dengan membuat mereka merasa tidak boleh bereksperimen dan membuat kesalahan. 94% dari anak-anak mengatakan bahwa jika kesalahan lebih dilihat sebagai kesempatan untuk belajar, maka mereka tidak akan terlalu takut untuk mencoba hal-hal baru.
Advertisement
Upaya membangun kepercayaan diri kreatif anak
Dalam membangun kepercayaan diri kreatif anak, para orangtua harus sadar akan bahasa sehari-sehari yang steretip gender saat berbicara tentang ide kreatif. Salah satu contohnya adalah penggunaan kata “pintar” dan “berani” untuk anak laki-laki dan “cantik” dan “lucu” untuk anak perempuan. Pastikan untuk mencampur kosakata-kosakata itu agar anak merasa terbiasa.
Selain melalui bahasa, membangun kepercayaan diri kreatif anak juga dapat dilakukan melalui bermain kreatif. Dengan bermain secara kreatif, anak-anak dapat menggali kepercayaan diri kreatifnya secara bebas tanpa harus memedulikan tekanan sosial yang mengharuskan anak perempuan untuk menjadi sempurna dan tidak mencoba hal baru. Dengan bermain, anak-anak dapat menjadi dirinya sendiri dan dapat berkreasi secara bebas tanpa batas.
The LEGO Group luncurkan kampanye
Sebagai upaya untuk mendorong kreativitas anak perempuan, The LEGO Group meluncurkan kampanye Play Unstoppable. Kampanye ini bertujuan untuk mendukung anak perempuan agar dapat bereksperimen dan mengekspresikan diri mereka secara kreatif. Melalui bermain kreatif, The LEGO Group berharap dapat menggali kepercayaan diri kreatif anak perempuan dengan membebaskan mereka dari kekangan tali sempurna yang selama ini mengikat kebebasan anak-anak perempuan.
Dikutip dari rilis yang diterima Tim Fimela, Alero Akuya, VP Brand Global The LEGO Group menyatakan, “Bermain dengan LEGO, baik itu dengan kebebasan kreatif maupun mengikuti petunjuk, membantu mengembangkan keterampilan penting yang relevan bagi semua anak di dunia saat ini. Melalui proses membangun dan merakit kembali LEGO bricks, ini membentuk fondasi bagi kepercayaan diri kreatif, keberanian, dan keyakinan diri. Ini adalah kunci, karena ketika anak perempuan memiliki ruang dan kebebasan untuk mengekspresikan diri secara penuh, mereka menjadi tak terhentikan.”
Penulis: Karina Alya.
#Unlocking The Limitless