Fimela.com, Jakarta Musik dapat memberikan manfaat bagi otak manusia. Selain itu, musik juga dapat memengaruhi kondisi mood manusia. Bermain alat musik tidak hanya selalu tentang menyalurkan kemampuan untuk kesenangan belaka, tetapi bermain alat musik dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar daripada kepuasaan hati. Kemampuan untuk memainkan alat musik meliputi kemampuan untuk memahami hal-hal matematik sekaligus hal-hal yang berhubungan dengan kreativitas.
Otak manusia merupakan pusat sistem saraf dalam tubuh manusia yang mengatur seluruh hal yang dilakukan oleh tubuh. Dengan mendengarkan juga memainkan alat musik, otak manusia akan semakin terangsang kemampuannya dan memberikan manfaat untuk jangka panjang. Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui manfaat dari bermain musik!
Advertisement
Mengaktifkan sistem saraf pusat
Dilansir dari Penn Medicine News, jika seseorang memainkan alat musik, sudah pasti hal tersebut berkaitan dengan sistem saraf pusat. Salah satu contohnya apabila seseorang memainkan biola yang lebih dominan menggunakan tangan kanan, maka sistem saraf tepi yang berfungsi untuk mengontrol gerak jari dan gerak motorik halus maupun kasar pada manusia juga turut bekerja. Dengan memainkan alat musik yang mengharuskan pemainnya untuk menggunakan kemampuan visual, auditori, dan emosional, bermain musik dapat menjadi workout bagi otak manusia.
Meningkatkan kemampuan mengolah informasi
Dilansir dari News Medical Life Sciences, terdapat studi yang menunjukkan bagaimana beberapa orang yang tidak pernah memainkan alat musik atau memiliki latar belakang di bidang musik untuk menambil kelas piano untuk satu jam seminggu selama lebih dari 11 minggu. Dalam prosesnya, beberapa orang tersebut diikutsertakan dalam pelatihan untuk bermain dan mendengarkan musik. Hanya dalam beberapa minggu, para ilmuwan menemukan bahwa orang-orang yang terlibat dalam percobaan ini mengalami peningkatan dalam pemrosesan multisensory information. Multisensory information adalah informasi yang menggunakan aspek visual juga suara. Peningkatan kemampuan menangkap multisensory information ini sangat berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari, seperti menyetir mobil.
Meningkatkan kemampuan gray matter dan white matter
Dilansir dari Village Music School, memainkan alat musik dapat memengaruhi gray matter dan white matter pada otak. Gray matter dapat membantu manusia dalam memproses informasi. Sementara itu, white matter berfungsi manusia untuk mengomunikasikan informasi yang diterima. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa orang dewasa yang bermain musik memiliki jumlah gray matter lebih banyak daripada orang dewasa yang tidak bermain musik. Para ilmuwan dari Harvard Medical School mengasumsikan bahwa jumlah gray matter pada otak musisi dewasa ini diakibatkan oleh latihan yang dilakukan secara terus-menerus hingga mahir dalam memainkan instrumen musik pilihannya. Otak musisi beradaptasi dengan pengulangan gerak motorik, sehingga membuat ruang untuk gray matter lebih berkembang.
Saat bermain musik, otak kiri dan otak kanan manusia bekerja sama. Otak kiri yang dominan kemampuan berbahasa dan matematis dengan otak kanan yang dominan pada kreativitas bekerja sama untuk memahami kompleksitas instrumen musik. Jika berlatih bermain musik, kemampuan untuk membaca notasi nada hingga mengekspresikan aksen melalui alat musik membutuhkan kemampuan maksimal dari kedua bagian otak.
Meningkatkan kesehatan otak saat penuaan
Dilansir dari BBC News, terdapat studi yang menunjukkan bahwa orang yang bermain musik memiliki keunggulan dalam hal kesehatan otak, terutama saat mengalami penuaan. Bermain musik dapat meningkatkan kemampuan dalam mengigat dan kemampuan dalam The menyelesaikan pekerjana-pekerjaan yang rumit. Dalam studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Geriatric Psychiatry, lebih dari 1.100 orang berusia lebih dari 40 dan rata-rata 68 tahun diteliti untuk melihat efek dari bermain alat musik, bernyanyi, dan mendengarkan musik. Mereka yang ada di dalam penelitian itu menunjukkan peningkatan keaktifan kerja otak yang menghindari mereka dari penyakit seperti dimensia.
Penulis: FIMELA Karina Alya
#Unlocking The Limitless