Fimela.com, Jakarta Belajar memercayai diri sendiri sebagai orang dewasa bisa jadi cukup rumit. Ini seperti memilah banyak pengalaman berbeda yang terjadi ketika kamu masih muda. Beberapa di antaranya mungkin membuatmu sulit merasa yakin dengan keputusanmu sendiri. Mungkin ada saat-saat ketika orang lain tidak memberikan dukungan yang kamu perlukan, atau mungkin keadaan di rumah menjadi kacau. Situasi seperti ini bisa membuatmu sulit percaya pada diri sendiri. Mencari persetujuan dari orang lain juga dapat menambah kebingungan. Memahami alasan-alasan ini dapat membantumu mengatasinya dan mulai merasa lebih yakin pada diri sendiri. Di sini, FIEMLA akan memberikan lima alasan penting di balik perjuangan untuk memercayai diri sendiri
1. Nilaimu Didasarkan pada Seberapa Baik Dirimu Sebagai Seorang Anak
Sebagai anak-anak, rasa berharga kita sering kali bergantung pada validasi eksternal, terutama berdasarkan kinerja atau perilaku. Tumbuh dalam lingkungan di mana prestasi disamakan dengan harga diri, individu mungkin membawa keyakinan ini hingga dewasa. Pencarian validasi eksternal yang terus-menerus akan menggantikan rasa percaya diri, sehingga menghalangi kemampuan untuk mengandalkan intuisi dan penilaian pribadi.
Advertisement
2. Kamu Menerima Perhatian Emosional yang Tidak Konsisten dari Pengasuh Peratamamu
Landasan kepercayaan diri sering kali diletakkan pada awal hubungan. Dalam kasus di mana perhatian emosional dari pengasuh utama tidak konsisten atau kurang, individu mungkin kesulitan untuk mengembangkan rasa aman terhadap diri sendiri. Tidak adanya dukungan emosional yang dapat diandalkan di tahun-tahun pertumbuhan dapat menaburkan benih keraguan dan keragu-raguan dalam memercayai emosi sendiri, sehingga menyebabkan ketergantungan pada isyarat eksternal untuk validasi.
3. Kamu Selalu Diberitahu Bahwa Kamu Tidak Tahu Apa yang Baik Bagimu
Terus-menerus diberi tahu bahwa seseorang tidak tahu apa yang terbaik bagi dirinya dapat berdampak buruk pada kepercayaan diri. Baik melalui pernyataan langsung atau implikasi halus, penolakan terhadap penilaian pribadi ini mengikis kepercayaan terhadap kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang tepat. Seiring waktu, individu menebak-nebak naluri mereka dan mencari validasi eksternal bahkan untuk pilihan terkecil sekalipun.
Advertisement
4. Banyak Konflik di Rumah Sehingga Tidak Mampu Membentuk Rasa Percaya Diri yang Kuat
Lingkungan rumah yang penuh gejolak, ditandai dengan konflik dan ketegangan yang terus-menerus, mengganggu pembentukan rasa percaya diri yang stabil. Dalam situasi seperti ini, individu mungkin kesulitan untuk mengembangkan pemahaman yang jelas tentang identitas mereka, sehingga menimbulkan ketidakpastian dan keraguan diri. Kurangnya landasan yang kokoh membuat kita sulit memercayai penilaian dan persepsi diri sendiri, sehingga menumbuhkan ketergantungan pada petunjuk eksternal sebagai panduan.
5. Kamu Melihat Validasi dari Orang Lain untuk Mengonfirmasi Bahwa Apa yang Kamu Lakukan Adalah Benar
Kebutuhan yang terus-menerus akan validasi dari orang lain untuk menegaskan pilihan dan tindakan seseorang sudah tertanam dalam-dalam. Kamu mencari apa yang tidak pernah kamu terima atau tegaskan di tahun-tahun awal. Mengandalkan validasi eksternal menjadi respons kebiasaan, sering kali menutupi keyakinan dan keyakinan pribadi. Pencarian terus-menerus untuk mendapatkan persetujuan memperkuat anggapan bahwa kepercayaan pada diri sendiri saja tidak cukup, sehingga melanggengkan siklus pencarian kepastian eksternal.
Belajar untuk mempercayai kemampuan diri sendiri sangatlah penting. Orang yang tidak mempercayai kemampuannya sendiri paling sering mereka mencari validasi dari orang lain.