Fimela.com, Jakarta Menjaga kesehatan finansial merupakan langkah krusial dalam memastikan kestabilan dan kesejahteraan hidup. Financial check-up atau pemeriksaan keuangan menjadi suatu keharusan untuk memahami kondisi keuangan secara menyeluruh, agar mampu memenuhi kebutuhan saat ini dan masa depan.
Dengan melakukan financial check-up seseorang dapat mengidentifikasi potensi risiko, memaksimalkan peluang, dan membuat keputusan yang bijaksana dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Sejatinya, semua orang yang sudah berpenghasilan, baik yang masih lajang maupun sudah berkeluarga perlu melakukan financial check-up.
Financial check-up dilakukan minimal satu tahun sekali. Selain itu financial check-up juga perlu dilakukan pada beberapa waktu penting. Misal saat terjadi perubahan besar dalam hal keuangan, seperti perubahan status pernikahan, penambahan anggota keluarga, dan sebagainya.
Advertisement
Advertisement
Komponen Penting
Dari presentasi yang dipaparkan oleh Agustina Fitria, Certified Financial Planner OneShildt, terdapat beberapa komponen penting dalam memeriksa kesehatan keuangan, di antaranya:
Arus kas positif
Arus kas yang positif berarti jumlah uang yang masuk harus lebih besar dari pengeluaran, atau pengeluaran lebih kecil dari pemasukan.
Ketersediaan dana darurat
Periksa apakah dana darurat yang dimiliki sudah cukup memadai atau belum. Hal ini guna melindungi kondisi finansial ketika menghadapi keadaan yang tidak diharapkan terjadi seperti pandemi, PHK, sakit berat. Dana darurat di sini harus berupa aset likuid atau mudah dicairkan sewaktu-waktu.
Kecukupan proteksi kesehatan dan atau jiwa
Memastikan untuk siap menghadapi berbagai risiko dalam kehidupan, misal pencari nafkah utama meninggal dunia atau anggota keluarga mengalami sakit pada saat bersamaan. Asuransi jiwa penting terutama bagi kepala keluarga ataupun seseorang yang memiliki tanggungan hidup.
Sampel Financial Check-Up
Di keuangan ada 2 sampel yang diperlukan untuk melakukan financial check-up, yaitu:
1. Catatan kekayaan
Dengan mengetahui catatan kekayaan berupa aset dan utang, seseorang jadi lebih mengetahui gambaran kebiasaan keuangan di masa lalu. Terdapat 3 jenis aset, yakni:
- Aset likuid, jenis aset yang mudah dijual. Contoh uang di ATM, tabungan, deposito.
- Aset personal, aset yang ditinggali dan tidak bertujuan untuk dijual. Contohnya rumah, kendaraan.
- Aset investasi, aset yang bersifat fluktuatif dan dibeli dengan tujuan jangka panjang. Misal, reksa dana, saham, kos-kosan.
Dari sisi utang ada 2, antara lain:
- Utang jangka panjang, apabila pelunasannya lebih dari satu tahun.
- Utang jangka pendek, apabila pelunasannya kurang dari satu tahun.
2. Catatan arus kas
Catatan arus kas lebih pada keuangan sehari-hari, arus uang masuk dan keluar. Adapun arus kas masuk antara lain gaji, bonus, THR, bunga deposito, hasil usaha, dll. Sementara arus kas keluar dapat berupa cicilan utang, pengeluaran pribadi, pengeluaran rutin seperti rumah tangga, anak, transportasi, dll.
8 area perencanaan keuangan, antara lain:
- Pengaturan arus kas
- Manajemen utang
- Perencanaan dana pendidikan
- Perencanaan proteksi atau asuransi
- Perencanaan dana pensiun
- Perencanaan investasi
- Perencanaan waris
- Perencanaan pajak
Jenius, sebagai solusi life finance untuk membantu masyarakat digital savvy mengelola kehidupan dan keuangan yang lebih simpel, cerdas, dan aman, memiliki tujuh fitur yang membantu financial check-up dan planning yaitu e-Statement, Maneytory, Save It, Mata Uang Asing, Reksa Dana, Flexi Cash, dan Kartu Kredit Jenius.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesJanuari