Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah berhadapan dengan orang toxic? Orang-orang toxic sering kali menyebabkan masalah di lingkungan sekitarnya. Mereka senang membuat suasana menjadi kacau dan stres. Padahal, rasanya hidup saja sudah cukup membuat stres kebanyakan orang, kan? Apalagi kalau dihadapkan dengan orang-orang toxic ini.
Kalau kita membiarkan orang-orang toxic ini mengganggu di lingkungan sekitar kita, bisa-bisa malah membuat kekacauan. Lebih parahnya lagi, tingkah orang toxic tersebut bisa membuat kesehatan mental kita tidak stabil, bahkan membuat tubuh menjadi kurang fit secara fisik.
Dilansir dari Talent Smart EQ, penelitian dari Departemen Psikologi Biologis dan Klinis di Universitas Friedrich Schiller di Jerman menembukan bahwa paparan stimuli yang menyebabkan emosi negatif kuat, termasuk jenis paparan yang kita alami saat berurusan dengan orang-orang toxic, membuat otak subjek mengalami respons stres besar. Baik itu negativitas, kekejaman, sindrom korban, atau kegilaan, orang-orang toxic membuat otak kita terjebak dalam keadaan stres yang sebaiknya dihindari dengan segala cara.
Advertisement
Kemampuan untuk mengelola emosi dan tetap tenang di bawah tekanan memiliki kaitan langsung dengan kinerja. TalentSmartEQ telah melakukan penelitian dengan lebih dari sejuta orang dan menemukan bahwa 90 persen dari para pekerja yang sangat baik dalam hal kinerja memiliki keahlian dalam mengelola emosi mereka saat menghadapi situasi stres untuk tetap tenang dan berada dalam kendali. Salah satu kemampuan terbesar mereka adalah kemampuan untuk menetralisir orang-orang toxic.
Penasaran bagaimana cara mereka dalam menghadapi orang-orang toxic? Simak informasi berikut yang dilansir dari Happy Camper, yuk!
Advertisement
1. Tetapkan batasan
Langkah pertama dalam menghadapi orang-orang toxic adalah menetapkan batasan yang efektif. Meskipun penting untuk tetap bersikap baik, kita tidak boleh membiarkan perilaku toxic mereka meracuni kita. Pastikan untuk menetapkan batasan yang jelas dan jangan sampai kita melanggar batasan tersebut.
2. Respon yang lebih sedikit
Orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi tidak membiarkan perilaku atau kata-kata merendahkan dari orang-orang toxic memengaruhi nilai diri mereka. Penting untuk diingat bahwa nilai diri kita tidak tergantung pada pendapat orang lain.
3. Bersikap positif dalam mengatasi kekacauan
Penting untuk tetap positif dalam mengatasi kekacauan yang mungkin disebabkan oleh orang toxic di sekitar kita. Menjaga ketenangan pikiran dan tetap rasional dapat membantu kita melewati situasi sulit.
4. Fokus pada solusi
Alihkan fokus dari orang-orang toxic dan fokuskan pada mencari solusi. Pastikan untuk fokus pada solusi daripada terjebak dalam pemikiran negatif.
5. Cari dukungan dari orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi
Cobalah untuk bergaul dengan orang-orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. Meminta saran dan mendapatkan perspektif dari mereka dapat membantu kita menghadapi orang-orang toxic dengan lebih baik.
6. Praktikan self-awareness
Mulailah untuk mempraktikkan self-awareness atau kesadaran diri. Mengetahui apa yang membuat kita kesal adalah langkah awal untuk mengatasi orang-orang toxic. Dengan kesadaran diri, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih baik untuk melindungi diri kita sendiri.
7. Jangan dilupakan, tetapi tetap memaafkan
Memaafkan adalah kunci kebebasan, tetapi bukan berarti kita harus melupakan perilaku toxic seseorang. Terkadang, kita bingung untuk mengartikan dua istilah yang berbeda dan tidak saling terkait tersebut.
Memberikan maaf kepada orang toxic akan membawa kebebasan. Sementara itu, melupakan orang yang toxic hanya akan membuatmu terus-menerus terlibat dengan mereka lagi.
8. Simpan energimu
Terakhir, simpan energi kita. Otak kita seperti baterai yang memiliki jumlah daya terbatas. Jika kita menghabiskannya untuk memuaskan orang toxic, energi kita akan terkuras habis ketika kita benar-benar membutuhkannya. Simpan energi untuk hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup kita dan hindari menggunakannya untuk memuaskan orang-orang toxic.
Â
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundaries