Fimela.com, Jakarta Otak adalah organ yang memiliki peran signifikan dalam menjalankan berbagai fungsi penting dalam kehidupan manusia. Dalam menjalankan tugasnya, otak memberikan makna pada peristiwa yang terjadi di sekitar kita, menerima berbagai pesan melalui lima indra, yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Selain itu, otak memiliki kontrol penuh atas pikiran, ingatan, dan kemampuan bicara, serta mengatur gerakan tubuh, baik itu lengan dan kaki, maupun fungsi berbagai organ dalam tubuh.
Struktur otak sendiri terbagi menjadi banyak bagian, masing-masing melayani fungsi-fungsi khusus dan penting dalam kelancaran berbagai aktivitas kehidupan sehari-hari. Dilansir dari Cleveland Clinic, otak adalah salah satu komponen dari Sistem Saraf Pusat yang terhubung dengan sumsum tulang belakang, yang juga merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat.
Berbicara tentang kecerdasan, otak memainkan peran utama dalam hal ini. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, otak merupakan organ yang kompleks dengan banyak fungsi. Salah satunya adalah menerima, memproses, dan menginterpretasikan informasi. Selain itu, otak juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan. Hal tersebut menjadi faktor penting dalam menentukan kecerdasan seseorang.
Advertisement
Lalu, bagian otak mana yang menjadi penentu dalam kecerdasan manusia? Dilansir dari Mayfield, otak terdiri atas tiga bagian utama, yaitu yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem). Untuk mengetahui bagian otak mana yang berperan penting dalam kecerdasan manusia, simak penjelasan berikut ini.
Advertisement
Otak Besar Berperan dalam Kecerdasan Manusia
Otak besar disebut juga cerebrum, otak ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri atau hemisfera kanan dan hemisfera kiri. Dilansir dari Mayfield, kedua otak ini terhubung oleh corpus callosum, serat-serat yang mengirimkan pesan dari satu sisi otak ke sisi lain. Bagian otak inilah yang berperan dalam menentukan kecerdasan manusia.
Fungsi masing-masing hemisfera juga memiliki perbedaan yang signifikan. Hemisfera kiri, umumnya, bertanggung jawab atas kemampuan berbicara, pemahaman, kalkulasi aritmatika, dan kegiatan menulis. Di sisi lain, hemisfera kanan mengendalikan aspek kreativitas, kemampuan spasial, keterampilan seni, dan musikal.
Bagian hemisfera kanan dan hemisfera kiri juga terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut lobus. Nah, lobus ini dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu lobus frontal, lobus oksipital, lobus temporal, dan lobus parietal. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah fungsi dari masing-masing lobus:
Lobus Frontal
- Mempunyai peran dalam aspek-aspek seperti kepribadian, perilaku, emosi, penilaian, perencanaan, dan pemecahan masalah.
- Kontrol terhadap gerakan tubuh melalui motor strip.
- Berperan dalam kemampuan berbicara dan menulis (area Broca).
- Memainkan peran dalam kecerdasan, konsentrasi, dan kesadaran diri.
Lobus Oksipital
- Bertanggung jawab atas interpretasi visual, termasuk warna, cahaya, dan gerakan.
Lobus Temporal
- Berperan dalam pemahaman bahasa (area Wernicke).
- Menangani fungsi memori.
- Berhubungan dengan pendengaran.
- Terlibat dalam urutan dan organisasi.Â
Lobus Parietal
- Berfungsi dalam penafsiran bahasa dan kata-kata.
- Menginterpretasikan sensasi sentuhan, rasa sakit, dan suhu melalui sensory strip.
- Menafsirkan sinyal dari penglihatan, pendengaran, motorik, sensorik, dan memori.
- Berperan dalam persepsi spasial dan visual.
Tips Stimulasi Kecerdasan Otak
Setelah mengenal bagian otak yang menjadi penentu kecerdasan, selanjutnya kita perlu mengetahui bagaimana cara menstimulasi bagian otak tersebut agar kecerdasan kita bisa meningkat. Berikut adalah cara menstimulasi bagian otak kiri dan otak kanan:
Cara Menstimulasi Otak Kiri
Dilansir dari Times of India, cara-cara untuk menstimulasi otak kiri dengan efektif, di antaranya:
1. Bermain teka-tekiÂ
Bermain permainan teka-teki, seperti sudoku, teka-teki silang, permainan mencari kata, dan sebagainya, sangat cocok untuk stimulasi otak kiri. Menyelesaikan teka-teki membutuhkan pemikiran logis, yang mana merupakan tanggung jawab dari otak kiri.
Kemampuan memecahkan masalah melibatkan proses berpikir yang terorganisir, analitis, dan terstruktur. Logika, yang dikaitkan dengan otak kiri, sering dianggap sebagai aspek kognitif yang dominan dalam menangani tugas-tugas yang memerlukan pemecahan masalah.
2. Menjadi sistematis
Menjadi sistematis dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak hanya berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan keahlian dalam manajemen waktu, tetapi juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi otak kiri. Cobalah untuk mulai membuat daftar tugas atau to-do-list, mengorganisir data, merencanakan kegiatan harian, atau membuat catatan harian membantu meningkatkan fungsi otak kiri.
3. Belajar bahasa baru
Belajar bahasa baru dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri karena otak kiri cenderung fokus dan merespon baik terhadap latihan-latihan terkait. Otak kiri bertanggung jawab atas aktivitas bahasa, baik tertulis maupun lisan. Oleh karena itu, berlatih bahasa dalam bentuk apapun dapat membantu merangsang otak kiri. Selain itu, membaca, menulis, dan mempelajari bahasa baru tidak hanya meningkatkan fungsi otak kiri, tetapi juga dapat membantu memperkaya kosa kata.
4. Membaca
Membaca memiliki dampak positif pada stimulasi kecerdasan otak kiri. Aktivitas ini melibatkan area otak kiri, seperti Broca dan Wernicke, yang bertanggung jawab atas pemrosesan bahasa, baik lisan maupun tertulis. Proses analitik membaca, memecah teks menjadi bagian-bagian kecil dan memahami hubungan ide, merangsang fungsi otak kiri. Konsentrasi yang diperlukan dalam membaca juga memberikan latihan pada otak kiri dalam pemrosesan informasi terurut
Advertisement
Cara Menstimulasi Otak Kanan
Dilansir dari Webmd, cara-cara untuk menstimulasi otak kanan dengan efektif, di antaranya:
1. Aktif bersosialisasi
kegiatan sosial seperti berkumpul dengan keluarga, ikut dalam acara sosial, bertemu dengan teman, atau melakukan kegiatan sukarela dapat merangsang otak kanan. Dengan aktif bersosialisasi, otak kanan dapat distimulasi melalui interaksi fisik dan percakapan. Hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman-teman juga dapat membantu mengurangi risiko demensia, tekanan darah yang lebih rendah, dan harapan hidup yang lebih panjang.
2. Seni visual
Melakukan kegiatan seni visual dapat membantu menstimulasi otak kanan. Seni visual seperti menggambar, melukis, atau membuat karya seni lainnya dapat membantu menjelajahi sisi kreatif dengan mematikan pikiran sadar.Â
Melalui ekspresi kreatif, aktivitas ini mengajak individu untuk mengungkapkan ide dan perasaan secara visual. Pemikiran spasial yang terlibat dalam menggambarkan objek atau memanipulasi warna dan bentuk melibatkan kemampuan untuk memahami dan merepresentasikan ruang dalam gambar. Seni visual merangsang imajinasi, intuisi, dan memperluas kemampuan berpikir kreatif di luar batas logis.Â
3. Seni pertunjukan
Seni pertunjukan, seperti drama dan tarian, menyajikan kesempatan unik untuk merangsang kecerdasan otak kanan. Seni pertunjukan mengajak individu untuk mengungkapkan diri melalui karakter, gerakan, dan vokal, merangsang kreativitas otak kanan melalui ekspresi emosional dan kreatif.
Melalui improvisasi dan kreativitas spontan, seni pertunjukan memicu respons langsung dari otak kanan, memperkaya proses kreatif dan berpikir di luar kerangka terstruktur. Kolaborasi dan interaksi dengan sesama seniman juga memperkuat kemampuan otak kanan dalam berkomunikasi visual dan berkolaborasi secara kreatif.Â
4. Praktik mindfulness
Praktik mindfulness, seperti meditasi atau yoga, dapat secara positif merangsang kecerdasan otak kanan. Dalam praktik ini, fokus ditempatkan pada kesadaran diri, dengan menenangkan pikiran dan meredakan pikiran yang mungkin sibuk.Â
Latihan ini melibatkan pengamatan tanpa penilaian terhadap pikiran yang muncul, membantu individu memahami cara otak mereka berfungsi dan memproses informasi. Melalui pencapaian kesadaran diri ini, praktik mindfulness memperoleh kemampuan untuk merangsang kreativitas, meningkatkan pemikiran intuitif, dan memperdalam pemahaman tentang proses berpikir, yang semuanya merupakan aspek kecerdasan otak kanan.Â
Â
Penulis: Denisa Aulia
#BreakingBoundaries