Fimela.com, Jakarta Perempuan bisa memiliki dampak besar dalam membuat perubahan, tak terkecuali dalam rangka mendukung para perempuan lainnya. Satu dari perempuan hebat itu adalah Nicole Jizhar..
Berasal dari keluarga yang menanamkan inspirasi dan harapan, Nicole melanjutkan semangat itu dalam kiprahnya. Ia telah mempersiapkan diri untuk bisa berbuat sesuatu yang lebih dengan apa yang ia bisa.
Selain menjunjung value-value positif di keluarga, Nicole juga menyadari pendidikan sebagai pondasi penting untuk langkahnya ke depan. Ia menyelesaikan pendidikan di Wharton School, University of Pennsylvania dengan fokus finance & real estate, dan London Business School di mana ia meraih gelar MBA di bidang Marketing and Management.
Advertisement
Sampailah Nicole Jizhar pada titik ini, di mana ia menjabat sebagai Executive Vice President Modena sekaligus CEO dan Co-Founder Nona Woman. Dua platform ini adalah wadah baginya untuk berkarya dan memberi lebih kepada perempuan.
Ia memberi sentuhan berbeda sebagai perempuan lewat Modena yang dikenal sebagai salah satu penyedia peralatan rumah tangga ternama di Indonesia. Bentuk dukungan itu terlihat lewat gerakan Women for Women Club dengan tagar #empowerher yang mendukung kemajuan perempuan di perusahaan dan industri secara keseluruhan.
Di sisi lain, Nicole Jizhar juga menggagas Nona Woman yang terasa sangat personal baginya. Lewat platform ini ia fokus untuk mengedukasi terkait kesehatan hormonal perempuan dan membuat produk yang membuat mereka nyaman. Banyaknya perempuan yang mengalami gangguan hormonal dan pemahaman masyarakat yang masih minim terhadap hal ini jadi concern utama yang perlu diperbaiki.
"Actually, Nona Woman sangat sangat personal. Karena ini mulai dari kondisi hormon aku juga dimana aku penderita PCOS didiagnosa di tahun 2015-an, so almost ten years. Sekarang kondisi ini lumayan umum, 10-15 persen mengalaminya dan banyak sekali yang mungkin tidak sadar," ujar Nicole dalam sesi wawancara eksklusif dengan FIMELA belum lama ini.
"Aku mulai dengan ini karena mungkin juga I love being busy and I love overworking. Zaman sekarang kan banyak perempuan hustle all the time, it’s a hustle culture. So when I hate this condition aku merasa sebenarnya penting banget loh perempuan harus lebih sadar tentang kesehatan mereka tentang reproductive organ mereka," jelasnya.
Membagi fokus ke dua platform ini tentunya tidak mudah. Namun di sana terdapat core value yang sama, yakni pentingnya membuat sesuatu yang sustainable. Nicole Jizhar pun berbagi cerita, visi serta mimpinya untuk merangkul para perempuan dengan upaya yang ia bisa lakukan. Simak kutipan wawancara selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Pentignya Awareness tentang Perempuan
Bekerja di dua platform berbeda, boleh tolong dijelaskan secara singkat apa saja tanggung jawab dan peran Anda di masing-masingnya?
Kalau di Modena tugas saya adalah sebagai Executive Vice President dan role saya overseas Strategy, Business Process, Human Capital dan juga Marketing. Kalau di Nona Woman saya adalah Co-Founder dan CEO dimana misi kita adalah untuk meningkatkan awareness terhadap kesehatan perempuan di Indonesia.
Bagaimana cara Anda untuk menangani keduanya agar berjalan sesuai dengan ekspektasi?
That's mainly not easy, dan sebenarnya pasti banyak sacrifice juga. Secara time management harus dijaga banget, harus disiplin dan sebenarnya bagi waktunya kadang ada fifty-fifty, kadang thirty-seventy, kadang seventy-thirty. Tapi pastinya harus dengan passion dan dengan balancing my time.
Skala prioritas antara private life dan pekerjaan, apakah seimbang?
Ya sebenarnya saya tidak begitu percaya dengan kata kata “Work Life Balance”. I think work has to be a part of your life dimana work it’s my life gitu. Jadi my personal life sangat sangat connected dengan what i do for work and it become part of my identity juga. Makanya saya sangat percaya i have to work with a brand and make a brand i believe in the values gitu.
Nona Woman terlihat sangat personal. Hal apakah yang awalnya membuatmu tergerak untuk menggagas platform tersebut?
Actually, Nona Woman sangat sangat personal. Karena ini mulai dari kondisi hormon aku juga dimana aku penderita PCOS didiagnosa di tahun 2015-an, so almost ten years. Sekarang kondisi ini lumayan umum, 10-15 persen mengalaminya dan banyak sekali yang mungkin tidak sadar. Aku mulai dengan ini karena mungkin juga I love being busy and I love overworking. Zaman sekarang kan banyak perempuan hustle all the time, it’s a hustle culture. So when I hate this condition aku merasa sebenarnya penting banget loh perempuan harus lebih sadar tentang kesehatan mereka tentang reproductive organ mereka.
So, saya ambil sertifikasi Woman’s Hormone Holistic Coaching. Sebenarnya saya juga bisa coaching tentang topik ini dan saya pengen meningkatkan kesadaran di Indonesia tentang apa itu period stigma dan apa pentingnya kita bisa edukasi lebih banyak orang tentang kepentingannya gitu. So that’s why we started Nona Woman sebenernya, is to fight the period taboo dan sebenarnya kita pengen melawan Period Poverty juga. Period Poverty sebenarnya tuh kemiskinan menstruasi which is not only gak bisa beli produk menstruasi, tapi juga kekurangan edukasinya tentang tubuh kita sebagai perempuan. That’s why I started it. It’s a very personal reason.
Apakah mimpi besar di balik Nona Woman?
Mimpi besarnya adalah untuk memberikan products yang lebih baik untuk perempuan yang menstruasi. Karena kita mau bikin pengalaman perempuan sepanjang bulan lebih enjoyable, something more fun. Sebenarnya period is something that we should celebrate as a woman gitu. It is showing our health, it is showing our reproductivity. Jadi kadang di society they look down on it atau mereka berpikir ini hal jorok gitu. So we want to change that. Kita bikin packaging product kita yang something fun, something kalau beli di toko tuh nggak harus diumpetin gitu.
So, we wanna make something for women to be proud of cause I think penting sekali bagi perempuan untuk merasa pede di dalam tubuh mereka dan pede itu tuh bisa didapet dengan mereka lebih sadar kondisi hormon mereka sepanjang bulan. Karena it’s not just saat satu minggu mereka haid berdarah itu, tapi sepanjang bulan itu hormon kita berdansa. Kalau laki-laki kan hormonnya seperti matahari 24 hours cycle, setiap 24 jam sama. Perempuan beda kita seperti bulan we have a month long cycle dimana kita repeat-nya tuh perbualan gitu. So, we really wanna show that kita tuh nggak harus fighting in a man’s world. As a woman lady boss you have to make your life work as a lady boss not as a wannabe man boss. Cause we’re not a little man gitu kita harus memanfaatkan diri sendiri sebagai perempuan gitu.
Bentuk program apa saja yang sudah pernah dilakukan untuk mengedukasi terkait kesehatan reproduksi perempuan?
Banyak sih. Kita sudah bikin aplikasi juga di mana kita bikin free menstrual education tentang all phases of your cycle untuk belajar hormon secara gampang dimengerti gitu. Jadi resource ini kita pengen untuk semua orang lebih paham tubuh mereka. Tapi selain dari itu kita banyak sekali resource-resource edukatif. Jadi di website kita banyak artikel artikel medis atau kita ada juga forum tanya jawab di aplikasi kita. We also have Nona Chats Podcast Series, jadi itu kita ngomong dengan sosok-sosok perempuan. Berarti kita berikan kesempatan untuk sosok-sosok ini berbicara tentang tubuh mereka, tentang menstruasi mereka to show it’s a normal thing and everyone has a unique experience, nggak usah malu gitu. Selain itu, obviously giving back to society is very important to us. Jadi kita banyak donasi pembalut ke daerah daerah yang membutuhkannya dan juga kita bikin webinar-webinar tentang Sex Education ke corporation, ke sekolah, dan juga ke daerah daerah remote seperti di Papua kita udah melakukan beberapa kali untuk educating orang-orang yang di komunitas nggak pernah belajar tentang Sex Ed gitu. Jadi anak anak muda seumur sebelas, dua belas untuk belajar hal ini.
Menurut Anda, apakah awareness masyarakat terkait isu tersebut saat ini sudah cukup?
I think it's getting better. I think we can do more to do about, to improve about this gitu. I think sejak kita mulai Nona di 2021, kita lihat lebih banyak brand, lebih banyak female community, lebih sering ngomongin tentang topik ini. So we're glad to see that. Dan kita senangnya tuh when more people talk about it, more company make product about it, everyone is rising up gitu, bukannya kompetisi. So we're glad to see that. Tapi menurut aku, is it enough? I think it will never be enough ya, until bener-bener semua orang bisa lebih memperhatikan dan treatmentnya kepada perempuan, as a boss, as a manager, as someone in the office, as a friend, bisa lebih setara dan bisa lebih as peers dengan laki-laki, sama aja gitu.
Selain perempuan, apakah edukasi juga ditujukan pada laki-laki agar lebih aware dengan para perempuan di sekitarnya?
Yes, pasti. Jadi kita suka bikin konten kayak “Top things you need to know about your girlfriend on a period”, so i think part of it is to have the man support us for sure, pasti penting banget.
Adakah benang merah antara dua dunia yang digeluti sekarang antara Nona Woman dan Modena?
Yes, that's a great question. Sebenernya, I think untuk dua brand ini saya sangat passionate karena dua hal. Yang pertama, we want to produce better products, more innovative products dan yang kedua, focusing a lot on values yang menurut aku penting seperti sustainability. Jadi, kalau di Modena, we try to always create something that's cutting edge technology. Kita juga, I mean, innovation is in our DNA. Jadi, kita bikin hybrid products seperti air purifier combined with a exhaust hood atau cooker hood di combine dengan suction-nya untuk exhaust-nya di tengah-tengahnya. So we try to always make new things. Tapi sustainability is also really important. Jadi sebagai brand making product yang lebih energy efficient, ramah lingkungan, dan juga kita ada trade in program di mana kita bisa recycling and giving life to your old product and also we are now going to launch some solar panel, jadi kita sangat-sangat percaya ke depannya renewable energy is gonna be a really big thing. So we want to bring that closer to home.
Kalau di sisinya Nona juga product quality is so important. We like to make new products yang lebih nyaman, lebih fun to use. Selain dari sekarang kita ada organic pads which are also sustainable, they are made with better ingredients, they are also organic, dan juga ada recycle plastic and recycle paper in it. Selain dari itu, kita juga, we are making a lot of new products coming up, jadi nggak cuma saat lagi haidnya tapi sepanjang siklus bisa taking care of woman secara lebih natural, lebih organic and sustainable.
Hadapi Stigma dan Tantangan
Beberapa kali anda menyebutkan tentang sustainable, berkelanjutan. Bisa diceritain nggak sih sebenernya sejak kapan sih Anda tertarik dengan system keberlanjutan?
Ya, sejak kecil sih sebenernya. Jadi ada cerita malu-maluin di mana dulu waktu di SD aku dipanggil kayak hippies. Sekarang being sustainable is a mandatory dan semua bisnis mengarah ke situ. Tapi mungkin aku dari 10 tahun lebih, 20 tahun sebelum gitu, aku kalau ke sekolah pake yang tie dye shirt, aku gak mau makan daging, aku mau angkat angkat apa, sampah dari tol. So, I always really think doing good for our community is really important and I mean it's not an option gitu. And sustainable nggak cuman dari sisi lingkungan ya, tapi secara kegiatan sosial juga it's really important and also even taking care of your health, being sustainable for yourself. So, I think sustainable is like a value that underline everything.
Punya dua tanggung jawab besar, bagaimana cara Anda meluangkan waktu untuk diri sendiri?
Ini bingung jawabnya, karena I think you guys always feature a lot of lady boss here and they always show that they have it all or something. Tapi di belakang layar, pasti there's a lot of sacrifice, a lot of decision or trade-off, jadi tentunya kewalahan. Yes, pernah, maybe sering. You have to sacrifice, spending time with your friends atau teman-teman mau lunch on a weekday, nggak bisa. Or even spending time with your family or your health, sleep. So definitely, I think there's definitely a lot of sacrifices ya, but if you're passionate about something, it's not a decision that is really difficult to make.
Dengan pencapaian dan kontribusi yang sudah pernah Anda berikan, apalagi sih hal yang ingin anda tingkatkan dalam hal kualitas diri?
Dalam kualitas diri, menurut aku penting banget untuk continuously learning something new. Aku merasa I'm a life-long student gitu. Jadi makanya aku juga aktif banget di alumna sekolah aku, di alumna Community of The Penn and Wharton Club gitu. Jadi menurut aku, aku sebenarnya sekarang nge-leading beberapa department yang I don't have professional experience in before. So dulu aku backgroundnya di Finance dan sekarang aku pegangnya Marketing, HR, Business Process Reengineering. So for me, aku suka baca. So at night after work, I still try to learn something. Aku ada beberapa textbook di rumah. I think you always have to keep learning, making time, and kadang kalau nggak ada waktu, you have to schedule it in your calendar juga. This is my reading time atau this is my meditation time, whatever it is if you don't prioritize it in your schedule, seperti meeting kantor, kadang akan kelewat juga.
Stigma apa yang sudah terlanjur melekat pada diri Anda sebagai perempuan dan ingin dilawan bersama para perempuan?
Mungkin satu stigma yang saya pernah observe adalah seringkali tuh yang di top leader is a lot of men gitu. Apalagi di pengalaman-pengalaman saya sebelum balik ke Indonesia I was working in a big bank in New York gitu. Di mana kebanyakan management nya terutama laki-laki dan yeah, cocky gentleman gitu. Dan sebelumnya aku juga seringkali ambil leadership role di mana selalu saya sendiri sebagai perempuan. So long stigma yang aku pengen banget untuk melawan adalah that you know we can do it too, woman can do it. We can be the same and equal.
Untuk melawan stigma itu apa your biggest part of challenging yang menurut Anda tuh paling challenging untuk melawan stigma bahwa leader itu harus pria?
Sebenarnya karena secara pribadi, aku fearless, so I don’t really look around. Tapi kalau saya harus advice untuk secara general saya seringkali liat tuh mungkin it’s a self-limiting belief yah. Di mana kadang perempuan merasa we can not atau we’re not as able atau we can’t do it as much. Karena harus gadling banyak role-role penting sebagai perempuan seperti being a partner, a daughter, a wife, a mother. So sama pentingnya role-role tersebut. Tapi kadang-kadang kalau kita merasa kita nggak bisa sama seperti laki-laki di tempat kerja atau di dunia politik or ever. It’s a self limiting belief, gitu. So I think the struggle is in your own confidence dan cari internal motivation sebagai perempuan sumbernya banyak yah. Mungkin dari pendidikan atau dari keluarganya. So I think finding that motivation as a woman sangat penting.
Actually there is a really interesting thing yang aku pengen share sih dari Sheryl Sundberg dia yang dulu formally CEO of Meta, ada status tadi di buku dia di mana ada dua orang, CV nya persis sama. Satu namanya Howard, satu namanya Heidi or something like that. Pokoknya dua sama satu perempuan satu laki-laki. Dan dikasih liat ke participant study nya yang mana menurut kamu lebih likeable atau lebih you would wanna work for them, gitu. Ternyata score-nya jauh lebih tinggi untuk yang laki-laki. Padahal CV nya sama, gitu. So I think mungkin perempuan merasa kalau mereka cerdas, mereka menjadi sosok atau menjadi leader. So I think it’s a self limiting belief that we have to get over.
Berarti menurut Anda apa sih yang harus dimiliki oleh seorang perempuan agar dia bisa menjadi lebih baik?
Menurut aku penting banget untuk be self aware dan ada confidence. Dan sebenarnya itu gak bisa dipisah. I think to have confidence you have to have the self awareness first. Apa yang kamu kuat, what’s your strength? Apa yang kamu harus improve? Cause, we all have something we need to improve and work at it to improve yourself everyday. And I think even back to our health yah self awareness tentang kapasitas kita secara perempuan. Karena kapasitas itu akan berubah sepanjang bulan. Jadi, contohnya pas lagi mens atau satu minggu sebelum mens. Itu energi mungkin lagi drop banget dan kalau disuruh untuk networking atau presentation atau project untuk olahraga, gak mau banget gitu dibanding laki-laki yang has to do the same thing any day is fine. So I think you harus juga self aware tentang tubuh kita sebagai perempuan.
Apa prinsip yang Anda pegang teguh sebagai seorang perempuan yang berkarier dan mendukung perempuan lain?
I think, same as the a advice just now is that, we can. Women can do it, have that confidence, build that inner motivation and we can do it. Di mana dunia ini role kita sebagai perempuan some people say we can’t have it all, gitu. Harus pilih sebagai ibu, atau sebagai istri, atau sebagai sosok kerja or something. We can do it all. Maybe not all at the same time, maybe you have to give up sacrifices. Tapi if you can manage it, just believe that you can.
Adakah tips dan trik agar para perempuan di luar sana yang mungkin mereka juga punya mimpi yang besar seperti anda untuk mulai melangkah?
Yass ada banget. If I can give myself advice from years ago, mungkin ada tiga yah. Yang pertama find what you're passionate about. Karena whatever you’re gonna plunge yourself itu tadi kita bilang work life balance doesn’t exist work would be your life. Jadi cari satu hal yang kamu tuh ada fire within you to do it. Yang kedua have a support system. And don’t be afraid to ask. Jadi cari-cari mentor atau cari temen atau you never know who can help you later on. Dan yang ketiga terakhir, find out about yourself. Jadi understand yourself, apa kekurangan kamu dan apa strength kamu. Jadi strength itu diasah, atau show it off. Tapi untuk weakness itu diasah and try to fix it, never stop learning. Jadi when you have free time, if you can improve yourself, learn something, gitu. And hopefully that will help you with this project.