Fimela.com, Jakarta Diet tinggi protein merupakan salah satu jenis diet yang populer di masyarakat, terutama bagi mereka yang sedang menjalani program olahraga atau ingin menambah massa otot. Seperti namanya, diet tinggi protein merupakan diet yang dilakukan dengan mengonsumsi protein dalam jumlah besar dan mengurangi konsumsi karbohidrat.
Protein sendiri merupakan zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Dilansir dari webmd.com, perempuan membutuhkan setidaknya 50 gram protein per hari. Sedangkan laki-laki membutuhkan sekitar 60 gram per hari. Pola makan diet tinggi protein biasanya mencakup protein tambahan yang berasal dari kacang-kacangan, daging, produk susu, biji-bijian, telur, makanan laut, atau sumber vegetarian yang kaya protein.
Pola makan diet tinggi protein sering kali diikuti dengan pengurangan karbohidrat dengan membatasi konsumsi makanan olahan, roti, nasi, sereal, dan sebagainya. Namun, perlu diketahui bahwa menerapkan diet tinggi protein tidak selamanya baik. Mengonsumsi protein dalam jumlah berlebih dan waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi tubuh.
Advertisement
Advertisement
Manfaat dan Risiko Kesehatan
Nyatanya, tidak semua jenis diet cocok diterapkan semua orang. Protein adalah salah satu dari tiga makronutrien, bersama karbohidrat dan lemak yang baik untuk tubuh. Protein juga dikenal sebagai zat pembangun sebab perannya yang besar dalam memelihara dan mengganti sel-sel atau jaringan tubuh yang rusak. Oleh sebab itu, beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu atau pasca operasi memerlukan protein yang lebih banyak.
Protein berperan dalam menunjang pertumbuhan, pembentukan sistem kekebalan tubuh, hormon, enzim, dan berbagai jaringan tubuh lain. Protein juga dianggap dapat menahan rasa lapar lebih lama. Akan tetapi, segala yang berlebihan tidak baik adanya. Terdapat beberapa dampak yang mungkin bisa ditimbulkan dari diet tinggi protein.
Konsumsi protein yang berlebihan dapat berdampak bagi kesehatan jantung dan kadar kolesterol. Melakukan diet tinggi protein dalam waktu yang lama membuat kerja ginjal lebih berat dan dapat merusak ginjal. Hal ini juga sama pada organ hati sebagai organ metabolisme tubuh. Dalam suatu penelitian juga menemukan bahwa mengonsumsi protein dala waktu yang lama di pertengahan usia, meningkatkan risiko kematian akibat kanker 4 kali lebih besar dibandingkan orang yang mengonsumsi protein rendah.
Hal yang Perlu Diperhatikan
Penting untuk mengenali kebutuhan tubuh sendiri dan berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan program diet. Bagi Sahabat Fimela yang ingin melakukan diet tinggi protein, hal pertama yang perlu diperhatikan yaitu ketahui dahulu apakah memiliki pantangan makanan lain atau tidak. Kemudian hal-hal lain yang perlu diperhatikan, di antaranya:
- Ketahui kebutuhan protein tubuh berdasarkan pada berat badan.
- Buat rencana makanan mingguan.
- Tentukan jenis protein yang dikonsumsi.
- Terapkan pola makan yang bergizi seimbang.
- Kombinasikan sumber protein nabati dan hewani.
- Kombinasikan makanan yang tepat saat mengonsumsi makanan berprotein.
Menerapkan diet tinggi protein tidak menimbulkan masalah pada orang yang sehat, namun tubuh tetap memerlukan zat gizi lainnya untuk menunjang fungsi tubuh. Makanlah dengan porsi yang cukup dan tetap mengonsumsi berbagai sumber makanan untuk menghindari kekurangan zat gizi.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesDesember