Fimela.com, Jakarta Kucing adalah salah satu hewan yang paling banyak dipelihara manusia. Selain karena tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan, juga karena perawatan kucing termasuk cukup mudah.
Ada banyak ras kucing, seperti kucing persia atau kucing anggora. Sebagian orang memilih memelihara kucing berdasarkan rasnya. Namun ada pula yang memelihara kucing liar yang biasa ditemukan di pinggir jalan.
Namun kucing ras maupun kucing jalanan tetap sama-sama harus dirawat dengan sepenuh hati dan diperhatikan kesehatannya. Contohnya seperti kucing yang kejang-kejang.
Advertisement
Ternyata kondisi ini dialami oleh kucing bukan tanpa sebab. Berikut beberapa penyebab kucing kejang-kejang yang harus diwaspadai oleh para pemilik kucing.
Advertisement
Penyebab Kucing Kejang-kejang
Beberapa jenis kejang-kejang pada kucing umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan yang menyerang otak (intrakranial) seperti:
- Trauma kepala
- Tumor otak
- Demam
- Penyakit menular seperti leukemia, immunodeficiency virus, dan kriptokokosis
Selain kondisi kesehatan yang mempengaruhi otak, kelainan kongenital kejang lain disebabkan oleh kondisi yang terjadi di luar otak (ekstrakranial) seperti:
- Kadar gula darah rendah
- Keracunan
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penyakit liver
- Defisiensi tiamin
Gejala Kucing Kejang-kejang
Secara umum, ada dua jenis kejang yang mungkin menyerang kucing yaitu kejang parsial dan kejang umum. Apa bedanya? Kejang parsial menyerang satu bagian tubuh pada kucing, sedangkan kejang umum biasanya menyerang seluruh tubuh kucing.
Nah kedua jenis kejang pada kucing ini ternyata memiliki gejala yang berbeda-beda:
- Kejang parsial: Ditandai dengan gejala munculnya air liur, kedutan pada wajah, menggeram, gerakan pada leher ataupun pada kepala secara tiba-tiba.
- Kejang umum: Ditandai dengan gejala kucing akan terlihat linglung, munculnya air liur, buang air kecil dan besar, gemetar hebat, kedutan, dan lain-lain.
Advertisement
Cara Mengatasi Kucing yang Kejang-kejang
Umumnya, kejang-kejang pada kucing perlu menjalani pengobatan antikonvulsan selama sisa hidupnya. Meski begitu, hal ini tentu akan tergantung pada instruksi dokter hewan. Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin akan menyarankan kamu untuk menghentikan pengobatan jika kucing sudah tidak mengalami kejang selama lebih dari setahun.