Fimela.com, Jakarta Kecerdasan merupakan suatu kemampuan untuk belajar, bernalar, dan memecahkan masalah. Tingkat kecerdasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan suatu tes, yaitu tes IQ. Tingkat kecerdasan yang tinggi sering kali diasosiasikan dengan fisik yang sehat, nilai yang lebih baik, pekerjaan yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, dan sebagainya.
Namun, dalam beberapa penelitian melaporkan bahwa IQ yang lebih tinggi memiliki kelemahan. Dilansir dari originsrecovery.com, suatu penelitian menemukan bahwa kecerdasan yang lebih tinggi berkaitan dengan penggunaan narkoba yang lebih banyak dan lebih awal. Selain itu, kecerdasan yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan banyak gangguan mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.
Dalam sebuah penelitian besar yang dilakukan oleh Ruth Karpinski dari Pitzer College mensurvei lebih dari 3.700 anggota Mensa, sebuah kelompok masyarakat yang anggotanya harus memiliki IQ dua persen teratas, yang biasanya sekitar 132 atau lebih tinggi. Tim menanyakan banyak faktor, termasuk kesehatan mental dan menemukan bahwa gangguan mental dan gangguan kecemasan sangat umum terjadi di antara masyarakat Mensa.
Advertisement
Advertisement
Kaitan Gangguan Mental dan Tingkat Kecerdasan
Dari penelitian yang dilakukan oleh Karpinski dan tim, menduga penyebab tingginya angka gangguan mental berkaitan dengan rangsangan psikologis yang berlebihan. Orang dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk merenung dan merasa khawatir. Tingkat kecerdasan yang tinggi dikaitkan dengan ambisi yang lebih kuat, menganalisis segala kritik, dan mampu membaca segala kemungkinan konsekuensi yang mungkin dilakukannya.
Meskipun hal tersebut merupakan kemampuan yang baik untuk menyusun suatu perencanaan, jika terus menerus sikap tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran berlebihan dan berdampak pada psikologis seseorang. Kebanyakan orang cerdas dan pengidap gangguan mental memiliki satu sifat yang sama, yaitu merasa canggung dengan orang lain dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
Bagian otak yang berfungsi mengatur hubungan sosial jarang digunakan oleh orang cerdas. Alhasil, orang dengan kecerdasan yang lebih tinggi mempunyai energi lebih untuk dialih fungsikan  seperti berpikir, berkonsentrasi, dan memecahkan beragam persoalan yang rumit. Walau begitu, belum ada bukti valid tentang korelasi gangguan mental dengan tingkat kecerdasan.
Tidak Mempengaruhi Secara Langsung
Faktanya, sebagian besar penelitian yang melaporkan dampak negatif kecerdasan terhadap kesehatan mental sering kali mengalami bias pengambilan sampel, kurangnya kelompok kontrol, atau besar sampel yang tidak mencukupi. Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, bahkan tingkat kecerdasan yang tinggi muncul sebagai faktor pelindung kecemasan umum dan PTSD.
Tingkat kecerdasan tidak secara langsung meningkatkan risiko gangguan mental. Misal, orang dengan autisme biasanya memiliki IQ di atas rata-rata mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena depresi. Kemungkinan lainnya yaitu orang yang lebih cerdas lebih mungkin terdiagnosis dibandingkan orang dengan kecerdasan rata-rata atau di bawah rata-rata.
Orang-orang yang berpendidikan, sadar akan kesehatan, dan umumnya berpengetahuan luas lebih cenderung mencari bantuan untuk penyakit mental dan kecil kemungkinannya untuk dibujuk oleh stigma yang dirasakan. Dengan kata lain, sebagian dari angka yang lebih tinggi tersebut mungkin mencerminkan lebih banyak kesadaran dan akses yang lebih besar terhadap program kesehatan mental dan pengobatan kecanduan.
Penulis: Maritza Samira
#BreakingBoundariesNovember