Fimela.com, Jakarta Pertemuannya dengan seorang gadis kecil memberi warna baru dalam keseharian Carl Kollhoff. Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan nama Schascha, usianya sembilan tahun mau sepuluh tetapi dia tak mau diremehkan hanya karena dianggap masih kecil. Malah dia yang paling aktif dan banyak bicara ketika bersikeras untuk menemani Carl mengantar buku-buku ke para pelanggannya.
Bekerja di toko buku dan mengantar langsung buku-buku pesanan ke para pelanggan menjadi keseharian yang paling dicintai Carl. Dunianya selama ini berhubungan erat dengan buku-buku. Tinggal dengan "keluarga kertas" membuatnya merasa begitu dekat dan tak bisa terpisahkan dari buku-buku. Dari buku-buku itulah dia pun bisa menjalani hidupnya dengan lebih bermakna. Berjumpa dengan pelanggan-pelanggan setia yang selalu menantikan kehadirannya. Bisa berjalan kaki menyusuri lorong-lorong kotanya yang indah. Semua itu membuat kehidupannya terasa lebih berarti, tetapi ada kejadian-kejadian baru yang hadir dengan cara tak terduga dalam hidupnya, khususnya sejak ia bertemu dengan Schascha.
Advertisement
Advertisement
Novel
Judul : The Door-to-Door Bookstore
Penulis : Carsten Henn
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting: Jia Effendie
Pemeriksa Aksara: Ira D. Aini
Penata Isi: Aniza Pujiati
Perancang Sampul: Withly
ISBN : 978-602-6486-99-8
Penerbit: BACA
Cetakan I: Oktober 2023
Di usia senja, Carl Kollhoff adalah seorang penjual buku luar biasa.
Saat matahari terbenam, setelah toko tutup, ia membungkus buku-buku yang telah dipilihnya dengan cermat, seolah-olah akan memberikannya sebagai kado. Ia kemudian berjalan kaki melintasi lorong-lorong indah kota untuk mengantarkannya kepada para pelanggan istimewa yang diam-diam ia namai sesuai tokoh dalam buku.
Hampir seperti persahabatan, ia terhubung dengan orang-orang ini, mereka yang memilih menyendiri di kediaman masing-masing dan menjadikan Carl sebagai tautan terpenting dengan dunia luar.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis sembilan tahun bernama Schascha. Lantang dan bersikap sok dewasa, ia bersikeras menemani Carl—bahkan berusaha mengajari lelaki tua itu soal buku.
Ketika pekerjaan Carl di toko buku terancam, Schascha menghilang. Dengan penuh kekalutan, ia mencari-cari Schascha. Namun, di semua sekolah yang ia telusuri, tidak ada anak bernama Schascha.
Siapakah Schascha sebenarnya? Mampukah Carl yang lugu dan lembut hati mengatasi permasalahan yang bertubi-tubi?
***
"Kau tahu, tidak ada buku yang bisa menyenangkan semua orang. Dan kalaupun ada, buku itu pasti jelek. Kau tidak bisa berteman dengan semua orang karena setiap orang berbeda. Agar bisa diterima oleh semua orang, kau harus kekurangan kepribadian, tidak memiliki keunikan ataupun ciri khas... ." (hlm. 122)
"Ah, tidak peduli sebanyak apa pun buku yang kubaca, akan selalu ada buku yang belum kubaca. Itulah tragedinya. Siapa pun yang gemar membaca tentu ingin membaca semua buku bagus yang ada." (hlm. 136)
"Tentu saja, orang yang berpulang tidak akan membaca serta kebahagiaan mereka, tetapi kebahagiaan selalu berguna dalam kehidupan. Mungkin kebahagiaan menjadi jauh lebih penting bagi seseorang pada momen terakhirnya di dunia." (hlm. 147)
"Namun, membaca adalah aktivitas yang memiliki kemauan sendiri. Kita tidak bisa memaksakannya." (hlm. 198)
Keseharian Carl mungkin tampak membosankan bagi orang lain. Namun, dia sangat menikmatinya. Malah dia bahagia dengan rutinitasnya mengantarkan buku-buku ke para pelanggannya. Apalagi sejak ditemani Schascha, ada banyak hal baru yang dialaminya. Sampai suatu ketika, Schascha menghilang. Terlebih ketika Carl mengalami duka yang sangat mendalam karena kepergian sosok yang begitu berpengaruh dalam hidupnya. Serta, ada masalah di pekerjaannya yang membuat dunia seakan runtuh.
Mengikuti keseharian Carl serta mengetahui latar belakang kehidupannya sampai ia kemudian memilih pekerjaannya ini dan tinggal dengan cara yang mungkin tak biasa bagi orang lain membuat kita menyadari sesuatu yang penting soal kehidupan. Tentang sisi lain kehidupan yang berhubungan erat dengan dunia buku-buku. Betapa pengalaman membaca buku dan punya kesukaan terhadap kegiatan membaca memberi arti yang begitu penting.
Tema tentang kematian serta hubungan yang toksik juga diusung dalam buku ini. Kita akan ikut merasakan kesedihan, duka, hingga perasaan putus asa yang sempat dialami oleh Carl.
Masing-masing pelanggan juga punya keunikan tersendiri. Dari buku-buku yang dipesan oleh tiap pelanggan, kita bisa ikut mengetahui alasan mereka memilih buku dengan judul-judul tertentu. Hal ini pun akan membuat kita seperti menemukan kesamaan bahwa kadang dalam memilih buku tertentu, kita akan menemukan ikatan yang menguatkan dengan kehidupan kita sendiri.
Ada yang menarik soal usulan Schascha ketika menemani Carl mengirim pesanan buku. Usulan yang membuat Carl menyadari hal yang selama ini mungkin belum pernah terbersit di benaknya. Kehadiran gadis kecil ini jelas membuat Carl bisa melihat dunia dari sisi yang berbeda.
The Door-to-Door Bookstore, novel ini sepertinya akan sangat disukai oleh siapa pun yang menyukai buku-buku. Ada rasa hangat yang mengalir di dalam dada setelah menamatkan novel ini. Kisah Carl membuat kita menemukan kacamata baru soal kegiatan membaca, buku-buku, serta arti kehidupan. Sosok Schascha pun membuat kisah dalam novel ini memiliki keunikannya sendiri.