Fimela.com, Jakarta Fenomena pergaulan bebas menjadi gejala sosial yang perlu diwaspadai masyarakat. Terutama bagi setiap orang tua, perlu memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik kepada anak agar tidak terjerumus dalam masalah pergaulan bebas. Bukan hanya itu, orang tua juga perlu menjadi sosok teman bagi anak agar anak dapat terbuka mengenai berbagai masalah yang dihadapinya.
Jika peranan tersebut tidak dapat dijalankan oleh orang tua, maka anak tidak mempunyai tempat terbaik untuk menyelesaikan setiap masalahnya. Akibatnya, anak akan mencari orang lain yang dapat mengisi peranan tersebut. Hal inilah yang dapat menjerumuskan anak pada pergaulan yang salah dan tidak sehat.
Advertisement
BACA JUGA
Dengan begitu, dapat dikatakan kurangnya perhatian dan peranan orang tua menjadi salah satu penyebab pergaulan bebas pada remaja. Bukan hanya itu, terdapat beberapa penyebab pergaulan bebas lainnya yang perlu diketahui. Mulai dari tingkat pendidikan rendah, kondisi keluarga tidak harmonis, kondisi lingkungan dan perekonomian keluarga yang kurang baik, hingga penyalahgunaan internet.
Dengan mengetahui beberapa penyebab pergaulan bebas ini, bisa menjadi bekal pemahaman setiap orang tua untuk melakukan upaya pencegahan dengan baik. Untuk itu, berikut Fimela.com telah merangkum 7 faktor penyebab pergaulan bebas pada remaja yang perlu diperhatikan orangtua. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Pengertian Pergaulan Bebas
Sebelum mengetahui penyebab pergaulan bebas pada remaja, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan bentuk penyimpangan sosial dari batas peraturan, norma, kewajiban, dsan tuntuan yang berlaku di masyarakat. Dengan begitu, pergaulan bebas merupakan semua tindakan yang bersifat menyimpang dari norma yang ada.
Terjadinya pergaulan bebas pada remaja dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Mulai dari keadaan mental yang tidak stabil, perasaan kecewa sehingga membutuhkan pelampiasan, kondisi keluarga, serta ketidakmampuan remaja dalam memahami dan menerapkan norma sosial yang berlaku.
Dengan begitu, penting bagi orang tua untuk memberikan perhatian dan pendampiangan yang baik kepada anak. Jika peranan ini dapat terpenuhi, maka anak mempunyai tempat yang baik untuk menceritakan berbagai masalah yang dialaminya.
Baik masalah yang ada di dalam dirinya, maupun masalah yang terjadi dari pengaruh lingkungan pertemanannya. Di sini, orang tua bisa menjadi teman bercerita bagi anak yang dapat memberikan dukungan penuh agar anak dapat menyelesaikan setiap permasalahan dengan baik.
Ciri-Ciri Pergaulan Bebas pada Remaja
Setelah memahami arti pergaulan bebas, berikutnya kamu perlu mengetahui ciri-ciri pergaulan bebas yang dapat terjadi pada anak remaja. Beberapa ciri-ciri pergaulan bebas berikut menjadi contoh nyata sikap dan perilaku anak yang menyimpang dari norma sosial di masyarakat. Berikutciri-ciri pergaulan bebas yang terjadi pada remaja:
- Sering memberontak dan melawan orang tua.
- Membolos sekolah.
- Ikut dalam geng merusak seperti tawuran.
- Mencuri.
- Merokok.
- Mengonsumsi alkohol.
- Menonton konten atau video pornografi.
- Mengakses situs prostitusi.
- Melakukan seks di luar nikah.
Beberapa contoh perilaku tersebut merupakan ciri-ciri pergaulan bebas pada remaja yang sering terjadi. Dalam hal ini, orang tua perlu meningkatkan kepekaan terhadap perubahan sikap dan perilaku yang ditunjukkan anak sehari-hari.
Orang tua juga perlu melakukan pendekatan yang baik untuk mengajak anak lebih terbuka. Dengan begitu, masalah yang terjadi atau dialami anak dapat lebih mudah diselesaikan.
Advertisement
Penyebab Pergaulan Bebas pada Remaja
Setelah memahami pengertian dan ciri-cirinya, berikutnya perlu diketahui beberapa hal yang menjadi penyebab pergaulan bebas pada remaja. Penyebab pergaulan bebas ini dapat dipengaruhi oleh faktor internat atau dari dalam diri remaja, faktor keluarga, hingga faktor lingkungan yang tidak mendukung. Berikut beberapa penyebab pergaulan bebas pada remaja yang dapat terjadi:
- Kondisi mental anak yang relatif labil sehingga mempengaruhi cara mereka bersikap atau berperilaku di lingkungan sekitarnya dan masyarakat.
- Kurangnya kesadaran kaum remaja mengenai dampak buruk dari pergaulan bebas, sehingga mudah terjerumus di dalamnya tanpa pikir panjang.
- Tingkat pendidikan di lingkungan keluarga yang relatif rendah sehingga kurang memberikan bekal pemahaman berbagai dampak dari pergaulan bebas.
- Kondisi keluarga yang tidak harmonis seperti broken home atau terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang dapat disaksikan anak dalam kesehariannya.
- Kondisi ekonomi keluarga yang buruk atau faktor kemiskinan, sehingga mendorong anak untuk putus sekolah karena orang tua tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut.
- Kondisi lingkungan yang kurang baik, seperti lingkungan yang banyak ditemui orang-orang yang sering minum minuman keras, berjudi, prostitusi, dan berbagai hal buruk lainnya.
- Penyalahgunaan internet secara bebas, yaitu digunakan untuk mengakses konten dewasa atau pornografi. Hal ini bisa mendorong keingintahuan anak untuk mencoba hal-hal tersebut.
Dampak Pergaulan Bebas pada Remaja
Setelah mengetahui beberapa penyebab pergaulan bebas, berikutnya akan dijelaskan berbagai dampak negatif yang dialami anak saat terjerumus pada pergaulan bebas. Berikut beberapa dampak pergaulan bebas yang perlu diketahui :
- Remaja yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan di luar nikah dan meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV AIDS.
- Remaja yang mencoba konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang hingga menyebabkan kematian.
- Meningkatkan risiko kriminalitas pada anak remaja untuk memenuhi keinginannya. Seperti melakukan tindakan perampokan, pencurian, hingga pembunuhan.
- Dari segi agama, remaja yang terlibat dalam pergulan bebas dan melakukan berbagai perilaku menyimpang mendapatkan dosa berat.
- Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas dan melakukan perilaku menyimpang mempunyai tidak cukup percaya diri untuk kembali berhubungan dengan keluarga, teman, dan bersosialisasi di masyarakat.