Fimela.com, Jakarta Salah satu perayaan yang ada di momen Idul Adha ialah hari Tasyrik. Hari Tasyrik merupakan sebuah perayaan untuk umat Islam yang jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 pada bulan Zulhijjah kalender Hijriah. Tiga hari tersebut merupakan rangkaian hari penting dalam Islam yang berlangsung tepat setelah Hari Raya Iduladha.
Pada saat Hari Tasyrik tersebut, umat Islam yang tengah menjalankan ibadah haji sedang menjalani ritual melempar jumrah di Mina. Ritual ini merupakan rangkaian ritual yang wajib dijalankan bagi jemaah haji. Di hari yang penuh berkah tersebut, umat Islam dianjurkan untuk menikmati makanan dan minuman sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT.
Sementara itu, bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji dan mampu secara finansial dianjurkan untuk berkurban binatang yang telah ditentukan, yaitu domba, kambing, unta, dan sapi.
Advertisement
BACA JUGA
Waktu untuk menyembelih hewan kurban ini dimulai setelah salat Iduladha atau pada tanggal 10 Zulhijjah hingga matahari terbenam di tanggal 13 Zulhijjah atau pada akhir Hari Tasyrik.Ada banyak keutamaan Hari Tasyrik yang perlu diketahui agar umat Islam senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sesungguhnya hari yang paling mulia di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari Idul Adha dan yaumul qorr (Hari Tasyrik).” (Hadis Riwayat Abu Daud).
Untuk lebih jelasnya, Fimela.com kali ini akan mengulas perayaan Hari Tasyrik beserta makna dan keutamaannya. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Makna dan Keutamaan Hari Tasyrik
1. Bertepatan dengan Ritual Melempar Jumroh
Makna hari tasyrik Idul Adha yang pertama yaitu bahwa hari raya tasyrik bertepatan dengan ritual pelemparan jumroh di Mina yang dilakukan oleh jemaah haji. Ini merupakan salah satu rukun wajib yang harus dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.
Biasanya, pada perayaan hari tasyrik, umat muslim yang mampu secara finansial dianjurkan untuk berkurban dan berbagi terhadap sesama. Hari tasyrik biasanya juga dirayakan dengan menyantap hidangan makanan, sehingga tidak heran jika umat muslim dilarang berpuasa pada hari ini.
2. Menikmati Hidangan dan Bersyukur
Makna hari tasyrik Idul Adha berikutnya yaitu menikmati hidangan dan bersyukur. Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa pada hari tasyrik Idul Adha biasanya umat muslim dianjurkan menyantap hidangan makanan. Sehingga ibadah puasa, baik qadha maupun sunah yang dilakukan pada hari tasyrik haram untuk dilakukan, atau dengan kata lain dilarang.
Anjuran ini tidak lain memberikan pelajaran bagi umat muslim untuk bersyukur atas makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi. Dengan meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, tentu dapat memperkuat keimanan.
3. Menyembelih Hewan Kurban
Makna hari tasyrik Idul Adha selanjutnya didapat dari budaya penyembelihan hewan kurban. Seperti diketahui, pada perayaan Idul Adha, umat muslim yang mampu secara finansial dapat menyumbangkan hewan kurban yang akan disembelih dan dibagikan pada masyarakat di sekitar.
Dalam hal ini, dianjurkan untuk memilih hewan dengan kualitas baik, yaitu hewan yang sehat, gemuk, tidak digunakan untuk membajak sawah, tidak cacat, dan sejumlah kekurangan lainnya.
Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan kualitas daging yang baik dan bernutrisi tinggi. Daging hasil hewan kurban pun dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan lezat dan disantap bersama keluarga dengan penuh rasa syukur.
4. Berzikir dan Berdoa
Makna hari tasyrik Idul Adha selanjutnya terdapat pada anjuran dzikir dan doa. Dalam hal ini, menjelang perayaan dan setelah perayaan Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak bacaan dzikir dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Ini merupakan salah satu amalan baik yang dapat memberikan manfaat kebaikan di hari yang penuh berkah. Selain itu, setiap bacaan dzikir yang diucapkan untuk memuji nama Allah membantu mempererat hubungan setiap umat dengan Sang Pencipta.
Bukan hanya itu, umat muslim juga dianjurkan untuk memanjatkan doa untuk memohon berkah dan rahmat kebaikan dari-Nya.
Adanya Larangan Berpuasa pada Hari Tasyrik
Setelah mengetahui beberapa makna hari tasyrik Idul Adha, berikutnya perlu dipahami bahwa pada perayaan hari taysrik umat muslim dilarang untuk melaksanakan puasa. Larangan puasa ini berlaku untuk puasa qadha atau puasa pengganti, serta puasa sunah.
Larangan puasa ini tidak lain karena anjuran bagi umat muslim untuk menikmati hidangan saat perayaan Idul Adha. Berikut adalah aturan larangan puasa yang perlu diketahui :
- Puasa pada hari raya Idul Adha, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah kalender Islam.
- Puasa pada hari tasyrik, yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah kalender Islam.
Dengan begitu, setiap umat muslim perlu memperhatikan beberapa larangan puasa pada perayaan Idul Adha dan setelahnya. Kamu bisa melakukan ibadah puasa qadha maupun sunah di hari lain selain tanggal-tanggal tersebut.
Dengan mengikuti anjuran yang ada, kamu bisa meningkatkan pahala dan keimanan dengan beberapa amalan yang bisa dilakukan pada perayaan Idul Adha dan hari tasyrik.