Fimela.com, Jakarta Etnosentrisme hingga kini masih menjadi bahan yang cukup menarik untuk tersaji di ruang-ruang diskusi publik. Tak jarang, istilah etnosentrisme seringkali dikaitkan dengan berbagai isu politik hingga konflik berbagai daerah baik di dalam maupun luar negeri.
Istilah yang satu ini memang memiliki banyak persepsi dan rentan terjadi kesalahpahaman apabila tidak dimaknai dengan benar. Indonesia menjadi salah satu negara yang rentan mengalami resistensi sebagai akibat dari fanatisme berlebihan.
Seperti yang telah diketahui, Indonesia merupakan bangsa besar yang terdiri dari berbagai macam latar belakang berbeda-beda. Warga Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama hingga ras yang cukup berbeda.
Advertisement
Hal ini lah yang kemudian seringkali memicu gesekan secara horizontal antara satu identitas dengan yang lainnya. Padahal, salah satu pilar kebangsaan Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda namun tetap satu.
BACA JUGA
Keunikan yang terdapat dalam masing-masing identitas tersebut justru seharusnya mampu menjadi kekuatan dan kelebihan Bangsa Indonesia di mata dunia. Ada baiknya bagi kita selaku Bangsa Indonesia untuk menurunkan prinsip etnosentrisme demi tercapainya persatuan.
Berangkat dari sudut pandang kebangsaan tersebutlah Fimela.com kali ini akan mengulas pengertian etnosentrisme beserta faktor dan dampak negatifnya. Tentu saja informasi ini akan memperkaya cakrawalamu dalam memahami kebudayaan. Dilansir dari Merdeka.com simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan salah satu istilah populer di kalangan akademis dan masyarakat secara umum terkait dengan ilmu sosiologi. Ilmu sosiologi sendiri merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang membahas tentang hubungan dan perilaku satu manusia ke manusia lainnya.
Secara lebih spesifik, etnosentrisme merupakan suatu pandangan atau persepsi yang dimiliki oleh seorang individu ataupun kelompok mengenai penilaian kebudayaan lain. Individu atau kelompok tersebut menganggap bahwa kebudayaan miliknya diyakini lebih unggul dan baik daripada budaya lainnya. Prinsip yang satu ini lebih merujuk pada rasa bangga seorang individu atau pun kelompok secara berlebihan.
Unsur kebudayaan menjadi suatu hal yang seringkali diunggulkan oleh seseorang atau kelompok dengan menonjolkan sikap etnosentrisme. Beberapa unsur kebudayaan tersebut antara lain seperti bahasa, perilaku, kebiasaan, hingga agama. Meski seringkali mendapatkan pandangan yang negatif, namun etnosentrisme sebenarnya juga membawa beberapa pengaruh positif bagi suatu bangsa.
Faktor yang Mendorong Etnosentrisme
Secara umum, etnosentrisme tidak serta merta muncul di dalam jiwa seorang individu. Etnosentrisme terjadi lantaran terdapat beberapa faktor penyebab sebagai pemicunya.
Faktor-faktor tersebut pada umumnya berasal dari lingkungan sosial seorang individu. Maka dari itu, kondisi lingkungan sosial merupakan salah satu pembentuk watak hingga perilaku seorang individu dalam bertindak di suatu sistem sosial. Beberapa faktor penyebab etnosentrisme tersebut antara lain yakni sebagai berikut:
Faktor Sejarah
Faktor penyebab etnosentrisme yang pertama adalah sejarah. Tatkala seorang individu memiliki kaitan erat dengan sejarah keluarga di masa lalu mengenai suatu peristiwa berupa perkembangan identitas, maka dirinya akan merasa memiliki kebudayaan tersebut. Berbagai identitas tersebut yakni berupa bahasa, kebiasaan, hingga peristiwa masa lalu yang berasal dari nenek moyang.
Multikulturalisme
Penyebab munculnya prinsip etnosentrisme yang berikutnya adalah multikulturalisme. Dengan kondisi lingkungan sosial yang beragam tersebut, terkadang timbul perasaan untuk membandingkan hingga terjadi konflik. Hal ini rentan terjadi saat beberapa kebudayaan saling bertemu.
Situasi Politik
Faktor penyebab etnosentrisme yang terakhir adalah adanya situasi politik. Saat seorang ataupun kelompok ingin mencapai suatu kekuasaan yang dilegitimasi, biasanya akan timbul dengan sendirinya perasaan fanatisme terhadap identitas yang melekat padanya. Hal ini lantaran politik seringkali dianggap sebagai suatu wadah yang tepat untuk melancarkan kepentingan pribadi hingga kelompok.
Advertisement
Dampak Negatif Etnosentrisme
Etnosentrisme memang seringkali dikaitkan dengan berbagai dampak negatif yang muncul apabila diterapkan secara berlebihan. Berbagai dampak negatif yang ditimbulkan tersebut secara tidak langsung dapat memecah belah persatuan bangsa. Beberapa dampak negatif dari etnosentrisme tersebut yakni antara lain sebagai berikut:
1. Memicu Konflik Horizontal
Melebih-lebihkan budaya sendiri atas budaya lainnya jelas dapat menyebabkan konflik antar sesama warga negara. Terlebih jika paham etnosentrisme tersebut tidak hanya melekat pada seorang individu saja.
2. Menghambat Integrasi Budaya
Saat terjadi konflik lantaran etnosentrisme, maka hal yang dapat terjadi selanjutnya adalah sulitnya proses integrasi berbagai budaya. Padahal, berbagai budaya tersebut dapat saling melengkapi antara satu sama lain sehingga tidak tercipta suatu konflik yang berarti.
3. Mengurangi Tingkat Objektivitas Ilmu
Tatkala seorang individu memiliki paham etnosentrisme di dalam jiwanya, maka hal tersebut juga dapat menurunkan kualitas perkembangan ilmu pengetahuan. Sebab, seorang individu tersebut akan lebih mengedepankan sisi subjektivitas dibandingkan dengan objektivitas.
Dampak Positif Etnosentrisme
Tak hanya melulu soal dampak negatif, etnosentrisme rupanya juga dapat mendatangkan banyak dampak positif. Tentu saja berbagai dampak positif tersebut dapat terjadi saat paham etnosentrisme tidak diterapkan secara berlebihan. Beberapa dampak positif tersebut antara lain:
1. Menumbuhkan Jiwa Patriotisme
Saat seorang individu berpaham etnosentrisme, maka secara otomatis dirinya akan memiliki jiwa yang kuat untuk membela identitasnya. Hal ini secara umum disebut dengan istilah patriotisme.
2. Meningkatkan Kecintaan Terhadap Budaya Sendiri
Etnosentrisme dibutuhkan agar tercipta suatu rasa yang utuh saat mengenal hingga memiliki suatu kebudayaan. Dengan sikap etnosentrisme, maka kebudayaan dapat dipertahankan sebab kini rentan tergilas oleh proses globalisme serta modernisme.
3. Menjaga Keutuhan Multikulturalisme di Tanah Air
Dampak positif berikutnya adalah dapat menjaga multikulturalisme sebagai identitas suatu bangsa. Sebab, Indonesia tak lain berdiri dengan adanya falsafah berbeda tetapi tetap satu jua.