Fimela.com, Jakarta Meskipun terlihat mudah, ternyata menyusun kalimat tidak bisa dilakukan dengan sesuka hati, terutama apabila kalimat tersebut digunakan untuk mengomunikasikan sesuatu agar orang lain menjadi paham. Kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah yang berlaku.
Yang dimaksud dengan kaidah yang berlaku yaitu Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Selain itu kalimat efektif juga bisa diartikan kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis.
Advertisement
BACA JUGA
Mempelajari kalimat efektif amat penting terutama di lingkungan akademis yang akan menghasilkan banyak teks penelitian dan pembelajaran untuk pelajar maupun mahasiswa. Hal ini akan membuat tulisan-tulisan yang dihasilkan menjadi mudah dipahami oleh pembaca dan tidak bertele-tele.
Oleh karena itu, Fimela.com kali ini akan mengulas secara lengkap mengenai kalimat efektif. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Pengertian Kalimat Efektif Menurut Para Ahli
Dilansir dari Merdeka.com, Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendefinisikan kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara.
Artinya, kalimat yang dipilih penulis/pembicara harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar.
Dengan demikian, kalimat efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.
Rahayu (2007: 79) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis.
Suparno dan Yunus (2009: 2.1) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mewakili kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat itu sehingga gagasan yang dimaksud oleh penutur.
Widjono (2012: 205) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat sehingga apa yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh pembaca.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ciri-ciri kalimat efektif, yakni di antaranya kesepadanan, keparalelan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan. Berikut ini diuraikan lebih rinci ciri-ciri kalimat efektif tersebut:
Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K).
Contoh: Siwi (S) pergi (P) ke kampus (KT)Â Â
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh: Siwi pergi ke kampus, kemudian Siwi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Siwi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Kelugasan
Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang akan disampaikan dalam kalimat itu ialah yang pokok-pokok saja (yang perlu atau penting saja), tidak boleh berbelit-belit, tetapi disampaikan secara sederhana.
Contoh: Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kain, mau tidak mau memaksa industri tekstil menambah produksinya dan lebih meningkatkan mutu kain itu sendiri.
Kalimat di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidaklugasan informasi yang akan disampaikan.
Penggunaan frasa mau tidak mau dan sendiri dalam frasa kain itu sendiri pada kalimat (1) menjadi penyebab kalimat itu tidak efektif. Agar efektif, penggunaan kedua frasa itu seharusnya ditanggalkan. Untuk memudahkan pemahaman, contoh di atas dimunculkan kembali dengan sedikit memodifikasi seperti berikut:
Terus meningkatnya permintaan terhadap produk kain, mau tidak mau memaksa industri tekstil menambah produksinya dan lebih meningkatkan mutu kain tersebut.
Kesejajaran
Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata -kata yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran dalam kalimat diperlukan.
Contoh : Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di dalam bagasi tiba-tiba mati. (tidak efektif)
Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen, kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan. (efektif)
Pada kalimat tersebut kata busuknya dan mati tidak paralel dengan kata kehilangan dan kerusakan, maka dua kata tersebut disejajarkan menjadi kebusukan dan kematian.
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah menghindari penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang tidak perlu, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa dan tidak mengubah makna.  Penghematan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Hindari pengulangan subjek yang tidak diperlukan.Misalnya: Karena Ifa tidak diundang, Ifa tidak datang pada acara itu.
Penyebutan Ifa sebagai subjek pada anak kalimat tidak diperlukan karena  subjek yang sama sudah disebutkan pada induk kalimatnya. Penyebutan kata Ifa pada anak kalimat di atas merupakan pemborosan kata yang sebaiknya dihindari. Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut:
Karena tidak diundang, Ifa tidak datang pada acara itu.
Kecermatan
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
Kepaduan
Kepaduan dalam kalimat efektif dimaksudkan sebagai kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Oleh karena itu, hindari penggunaan kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan adalah ide yang ada dalam kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku. Misalnya seperti kalimat berikut ini:
Waktu dan tempat kami persilakan.Pemandu acara dalam suatu kegiatan sering kita jumpai menggunakan kalimat semacam  itu.  Dalam  kalimat  tersebut  seolah-olah waktu dan tempatlah  yang dipersilakan, padahal maksud kalimat tersebut adalah orang yang akan mengisi acara itulah yang dipersilakan. Kalimat tersebut akan menjadi logis kalau diubah menjadi seperti di bawah ini.
Yang terhormat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta kami persilakan untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara ini.Dalam  tulisan, kelogisan sebuah kalimat ditandai juga oleh penggunaan ejaan yang benar, yakni PUEBI.Â