Hipotesis adalah bagian penting dalam penulisan ilmiah. Hipotesis biasanya dipaparkan untuk menjelaskan suatu fenomena. Hipotesis termasuk elemen wajib dalam pemaparan sebuah penelitian ilmiah.
Dalam sains, hipotesis adalah bagian dari metode ilmiah. Merumuskan hipotesis adalah langkah penting dari metode ilmiah. Tak hanya keperluan ilmiah, hipotesis adalah bagian pemikiran yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran yang bisa melatih cara berpikir.
Advertisement
BACA JUGA
Hipotesis adalah elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian, peran hipotesis adalah sebagai arah dan pedoman kerja.
Untuk lebih jelasnya, Fimela.com kali ini akan mengulas secara lebih lengkap mengenai hipotesis beserta karakteristiknya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Seputar Hipotesis
Hipotesis adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu ”hupo” yang berarti sementara dan ”thesis" yang berarti pernyataan atau teori. Menurut istilah tersebut, hipotesis adalah sebuah pernyataan yang bersifat sementara.
Sementara menurut KBBI, hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Dari pengertian tersebut, hipotesis bisa berarti anggapan dasar yang masih perlu pembuktian lebih lanjut.
Hipotesis adalah asumsi yang dibuat berdasarkan beberapa bukti. Ini adalah poin awal dari setiap investigasi yang menerjemahkan pertanyaan penelitian menjadi prediksi.
Kedudukan Hipotesis dalam Penelitian Ilmiah
Dalam penelitian, hipotesis adalah anggapan dasar yang digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Melansir dari ThoughtCo, dalam sains, hipotesis adalah bagian dari metode ilmiah. Hipotesis adalah prediksi atau penjelasan yang diuji oleh sebuah eksperimen.
Dalam studi logika, hipotesis adalah proposisi jika-maka, biasanya ditulis dalam bentuk, "Jika X, maka Y." Dalam penggunaan umum, hipotesis hanyalah penjelasan atau prediksi yang diusulkan, yang mungkin diuji atau tidak.
Dalam sains, hipotesis mengusulkan hubungan antara faktor-faktor yang disebut variabel. Hipotesis yang baik menghubungkan variabel independen dan variabel dependen. Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dapat diuji menggunakan metode ilmiah.
Advertisement
Karakteristik Hipotesis
Ada tiga karakteristik umum hipotesis yang baik:
- Hipotesis yang baik harus dapat diuji dan dapat dipalsukan. Peneliti harus dapat menguji hipotesis menggunakan metode sains. Dan jika mengingat kriteria kepalsuan Popper, harus mungkin untuk mengumpulkan bukti yang akan mematahkan hipotesis jika memang salah.
- Hipotesis yang baik harus logis. Hipotesis harus diinformasikan oleh teori atau pengamatan sebelumnya dan penalaran logis. Biasanya, ini dimulai dengan teori yang luas dan umum dan menggunakan penalaran deduktif untuk menghasilkan hipotesis yang lebih spesifik untuk diuji berdasarkan teori tersebut.
- Hipotesis harus positif. Artinya, hipotesis harus membuat pernyataan positif tentang adanya hubungan atau efek, daripada pernyataan bahwa hubungan atau efek tidak ada.
Karakteristik lainnya dalah hipotesis adalah:
- Hipotesis harus jelas dan tepat agar dapat diandalkan.
- Jika hipotesis tersebut adalah hipotesis relasional, maka hipotesis tersebut harus menyatakan hubungan antar variabel.
- Hipotesis harus spesifik dan harus memiliki ruang lingkup untuk melakukan lebih banyak pengujian.
- Cara penjelasan hipotesis harus sangat sederhana dan juga harus dipahami bahwa kesederhanaan hipotesis tidak berhubungan dengan signifikansinya
Jenis-Jenis Hipotesis
Dilansir dari ByJus, jenis hipotesis dibagi menjadi 6, yaitu:
Hipotesis Sederhana
Ini menunjukkan hubungan antara satu variabel dependen dan satu variabel independen. Misalnya - Jika Anda makan lebih banyak sayuran, Anda akan menurunkan berat badan lebih cepat. Di sini, makan lebih banyak sayuran adalah variabel independen, sedangkan penurunan berat badan adalah variabel dependen.
Hipotesis Komplekskkan hubungan antara dua atau lebih variabel dIni menunjuependen dan dua atau lebih variabel independen. Contohnya, makan lebih banyak sayuran dan buah-buahan menyebabkan penurunan berat badan, kulit bersinar, mengurangi risiko berbagai penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan beberapa jenis kanker.
Hipotesis Terarah
Ini menunjukkan bagaimana seorang peneliti adalah intelektual dan berkomitmen pada hasil tertentu. Hubungan antar variabel juga dapat memprediksi sifatnya. Misalnya- anak-anak berusia empat tahun yang makan makanan yang layak selama periode lima tahun memiliki tingkat IQ lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak makan dengan benar. Ini menunjukkan efek dan arah efek.
Hipotesis Non-Arah
Hipotesis ini digunakan jika tidak ada teori yang terlibat. Ini adalah pernyataan bahwa ada hubungan antara dua variabel, tanpa memprediksi sifat (arah) hubungan yang tepat.
Hipotesis Nol
Hipotesis nol memberikan pernyataan yang bertentangan dengan hipotesis. Ini adalah pernyataan negatif, dan tidak ada hubungan antara variabel independen dan dependen. Simbol dilambangkan dengan "HO".
Hipotesis Asosiatif dan Kausal
Hipotesis asosiatif terjadi ketika terjadi perubahan pada satu variabel sehingga terjadi perubahan pada variabel lainnya. Sedangkan hipotesis kausal mengusulkan interaksi sebab dan akibat antara dua variabel atau lebih.