Selain puasa wajib pada bulan ramadhan, kamu juga perlu mengenal dan sebaiknya mengerjakan puasa sunnah yang lainnya. Hal ini karena mengerjakan puasa sunnah menyimpan banyak amalan, manfaat dan juga keistimewaan yang bisa menjadi bekal untukmu di akhirat nanti.
BACA JUGA: Niat Puasa Sunnah, Ketahui Manfaat Kesehatannya
Macam-macam puasa sunnah beserta niatnya sudah seharusnya diketahui seluruh umat Islam. Pasalnya, berbagai puasa sunnah tersebut merupakan lumbung pahala yang dapat dimanfaatkan seluruh umat muslim pada waktu yang telah ditentukan.
Advertisement
BACA JUGA
Apalagi, setelah melewati bulan ramadhan tentunya kerinduan untuk beribadah akan selalu muncul. Kamu bisa melaksanakan berbagai macam puasa sunnah ini. Apalagi, puasa sunnah dapat memberikan pahala yang berlimpah dan menghapuskan dosa.
Untuk kamu yang mulai termotivasi mengerjakan puasa sunnah, Fimela.com kali ini akan mengulas macam-macam puasa sunnah, lengkap beserta niat dan waktu pelaksanaannya. Dilansir dari Liputan6.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Puasa Senin-Kamis
Puasa Senin Kamis merupakan macam-macam puasa sunnah yang cukup populer dilakukan umat Muslim. Apalagi, Puasa Senin Kamis ini bisa dilakukan setiap minggunya di hari Senin dan Kamis. Sederhananya, ibadah ini adalah macam-macam puasa sunnah dan niatnya yang dilakukan di hari Senin dan Kamis.
Niat puasa sunnah di hari Senin:
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah ta'ala.
Niat puasa sunnah di hari Kamis:
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta'ala.
Puasa Daud
Macam-macam puasa sunnah dan niatnya berikutnya adalah Puasa Sunnah Nabi Daud. Puasa sunnah Nabi Daud adalah puasa yang dilakukan selang-seling, yakni sehari puasa dan sehari berikutnya tidak. Begitu seterusnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari no. 3420 dan Muslim no. 1159)
Niat Puasa Daud:
“Nawaitu shauma daawuda sunnatal lillahi ta’aala.”
Yang artinya “Saya niat puasa Daud, sunnah karena Allah ta’ala.”
Advertisement
Puasa Arafah 9 Dzulhijah
Macam-macam puasa sunnah dan niatnya yang selanjutnya adalah Puasa Arafah. Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan sehari sebelum hari Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa Arafah 9 Dzulhijjah punya keutamaan yang besar daripada puasa sunnah 10 hari pertama Dzulhijjah lainnya. Keistimewaan puasa Arafah ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini.
Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)
Berikut niat puasa Arafah yang harus kamu ketahui:
"Nawaitu shauma 'arofata sunnatan lillaahi ta’aala"
Artinya: "Aku niat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala"
Puasa Muharram
Puasa Muharram adalah salah satu macam-macam puasa sunnah dan niatnya yang dilakukan di bulan Muharram, atau tahun barunya umat Islam. Puasa Muharram biasanya dilakukan di tanggal 10 yang dikenal dengan puasa sunnah Asyura.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163).
Niat Puasa Asyura:
“Nawaitu sauma ghodin min yaumi ‘asyura sunnattan lillahi ta’ala.”
yang artinya “Aku berniat puasa sunnah Asyura’, karena Allah ta’ala.”
Advertisement
Puasa Sya’ban
Macam-macam puasa sunnah dan niatnya yang kelima adalah pausa sya’ban. Puasa Sya'ban adalah puasa sunnah yang dilakukan di Bulan Sya'ban.
Dari Aisyah Radiallahu Anhu beliau berkata:
“Adalah Rasulullah saw berpuasa sampai kami katakan beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau berbuka sampai kami katakan beliau tidak pernah berpuasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud).
Niat Puasa Sya’ban:
“Nawaitu sauma syahri syahban lillahi ta’ala”
yang artinya: “Saya niat puasa bulan sya’ban , sunnah karena Allah ta’ala.”
Puasa Tasu'a dan 'Ashura
Puasa Tasu’a dan 'Ashura adalah dua puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 dan 10 bulan Muharram dalam kalender hijriyah. Hari ke-10, yang disebut 'Ashura, memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Nabi Muhammad SAW sendiri melakukan puasa pada hari ini dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya.
Beberapa hadis meriwayatkan tentang keutamaan puasa pada hari Tasu’a dan 'Ashura. Salah satu hadis yang relevan adalah:
Dari Ibn Abbas RA, ia berkata: "Rasulullah SAW datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari 'Ashura. Beliau bertanya kepada mereka, 'Apa yang memotivasi Anda untuk berpuasa pada hari ini?' Mereka menjawab, 'Ini adalah hari yang besar, ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta tenggelamnya Firaun dan pasukannya. Musa berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah SWT, maka kami juga berpuasa.' Rasulullah SAW bersabda, 'Kami lebih memiliki hak atas Musa daripada mereka.' Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan orang lain untuk berpuasa juga." (HR. Bukhari dan Muslim).
Niat Puasa Tasu'a dan 'Ashura:
أُصِيمُ سُنَّةَ التَّاسِعِ وَالْعَاشِرِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya:
“Aku berniat berpuasa sunnah pada hari kesembilan dan kesepuluh karena Allah Ta’ala.”