Fimela.com, Jakarta Dalam mengenal dan mempelajari karya sastra Indonesia, kita pasti akan mengenal istilah syair. Syair termasuk salah satu jenis puisi lama. Berasal dari Persia atau Arab, syair mulai masuk ke Indonesia seiring dengan masuk dan berkembangnya Islam di bumi nusantara.
Secara istilah, kata atau istilah syair sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Syi’ir atau Syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”. Dalam perkembangannya, kata Syu’ur menjadi Syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum. Biasanya, syair diungkapkan secara bersambung dan membentuk suatu cerita yang panjang.
Advertisement
BACA JUGA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, syair diartikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair tetap tumbuh dan diminati hingga masa kini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari karya sastra Indonesia.
Nah, untuk kamu yang tertarik mempelajari syair, perlu mengetahui ciri-cirinya. Untuk itu, Fimela.com kali ini akan mengulas 5 ciri-ciri syair. Ulasan ini dibuat khusus bagi kamu yang ingin memperdalam literasi pengetahuan karya sastra Indonesia. Dilansir dari Merdeka.com, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Terdiri dari 4 Baris
Dilansir dari Merdeka.com, ciri-ciri syair dalam bahasa Indonesia yang pertama adalah terdiri dari 4 baris atau 4 larik. Contohnya adalah syair karya St. Takdir Alisjahbana:
Berhentilah kisah raja Hindustan (baris 1)
Tersebutlah pula suatu perkataan (baris 2)
Abdul Hamid Syah paduka Sultan (baris 3)
Duduklah baginda bersuka-sukaan (baris 4)
Penggalan syair di atas menunjukkan jumlah baris dalam syair yaitu sebanyak empat baris.
Jumlah Kata Sebanyak 4-6 Kata per Baris
Ciri-ciri syair yang berikutnya adalah biasanya jumlah kata per barisnya sebanyak 4-6 perkataan. Contohnya adalah sebagai berikut :
Berhentilah/ kisah/ raja/ Hindustan (baris 1)
Tersebutlah/ pula/ suatu/ perkataan (baris 2)
Abdul/ Hamid/ Syah/ paduka/ Sultan (baris 3)
Duduklah/ baginda/ bersuka-/sukaan (baris 4)
Advertisement
Terdapat 8-12 Suku Kata
Ciri-ciri syair dalam bahasa Indonesia yang mudah dikenali berikutnya adalah dalam setiap barisnya terdapat 8-12 suku kata. Contohnya adalah sebagai berikut :
Ber-hen-ti-lah/ ki-sah/ ra-ja/ Hin-dus-tan (baris 1)
Ter-se-but-lah/ pu-la/ su-atu/ per-ka-ta-an (baris 2)
Ab-dul/ Ha-mid/ Syah/ pa-du-ka/ Sul-tan (baris 3)
Du-duk-lah/ ba-gin-da/ ber-su-ka-/su-ka-an (baris 4)
Jumlah suku kata dari penggalan syair di atas ditunjukkan dengan tanda hubung.
Tidak Memakai Sampiran
Selanjutnya, ciri-ciri syair yang paling menonjol ialah tidak memiliki sampiran sebagaimana pantun ataupun karya sastra yang lainnya. Dalam artian, bahwa semua larik dalam syair biasanya merupakan isi yang tidak selesai hanya dengan satu bait karena syair digunakan untuk menyampaikan suatu cerita:
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka Sultan
Duduklah baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putra baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Parasnya elok amat sempurna
Petah menjelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Kasih kepadanya mulia dan hina
Akan Rahmah puteri bangsawan
Parasnya elok sukar dilawan
Sedap manis barang kelakuan
Sepuluh tahun umurnya tuan
Melihat syair diatas dapat disimpulkan bahwa syair tersebut tidak menunjukkan adanya sampiran melainkan keseluruhannya merupakan isi. Syair tersebut menggambarkan atau menceritakan tentang putra Sultan bernama Abdul Muluk yang berusia tiga belas tahun menaruh hati pada Rahmah seorang puteri bangsawan yang berusia sepuluh tahun.
Advertisement
Berirama Sama
Terakhir, ciri-ciri syair yang paling umum dikenali ialah akan berakhir dengan rima atau pola a-a-a-a. Contohnya adalah sebagai berikut:
Berhentilah kisah raja Hindustan …..(a)
Tersebutlah pula suatu perkataan …..(a)
Abdul Hamid Syah paduka Sultan ….. (a)
Duduklah baginda bersuka-sukaan ….. (a)
Penggalan syair di atas merupakan contoh syair berima a-a-a-a yang ditandai dengan cetak tebal.