Sukses

Lifestyle

Mengenal Jenis-Jenis Limbah Berbahaya yang Patut Dihindari

Fimela.com, Jakarta Setiap hari, aktivitas kita selalu menghasilkan limbah-limbah, beberapa diantaranya termasuk jenis limbah berbahaya yang patut dihindari dan sebaiknya dikurangi. Sudah bukan rahasia umum lagi jika hari ini kita berada pada kondisi yang krisis lingkungan akibat pencemaran limbah yang tidak terkendali.

Banyaknya konsumsi yang kita habiskan selalu meninggalkan dan menyumbang limbah baru, padahal faktanya tidak semua limbah bisa dapat dibuang atau dimusnahkan dengan mudah. Ambil saja contohnya plastik yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai. Tentu saja kondisi ini sebaiknya menyadarkan kita untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan sebisa mungkin mengurangi produksi limbah.

Efeknya memang tidak mengenai secara langsung namun semakin lama, limbah tersebut akhirnya dapat merusak lingkungan dan juga mematikan makhluk hidup lainnya, contohya ialah hewan. Di media sosial pasti kamu pernah menemuka tautan video yang menunjukkan bahwa limbah sudah mencemari pantai dan laut sampai membunuh hewan-hewan yang ada didalamnya.

Melihat hal itu, harusnya membuat kita dapat mengontrol diri dan perilaku konsumtif yang dapat menghasilkan limbah. Untuk mengurangi dan menghindarinya maka kamu patut tahu limbah mana saja yang berbahaya. Untuk itu, Fimela.com kali ini akan mengulas jenis-jenis limbah berbahaya yang patut dihindari. Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Mengenal Jenis Limbah B3

Limbah B3 atau Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun merupakan jenis limbah berbahaya yang patut kamu hindari. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 apabila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia, merusak lingkungan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainnya.

Bahan-bahan yang termasuk limbah B3 apabila memiliki salah satu atau lebih karaktersitik seperti mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain yang apabila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Karakteristik limbah B3 berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pasal 5 adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun.

Limbah B3 tidak hanya dihasilkan dari kegiatan industri saja, melainkan juga berasal dari kegiatan rumah tangga. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik seperti bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembersih kaca atau jendela, pembersih lantai, dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Limbah B3

Setelah memahami definisi dari limbah B3 atau limbah yang berbahaya, selanjutnya kamu juga perlu mengenal jenis-jenis limbah yang ada didalamnya. Berdasarkan sumbernya, jenis limbah B3 dibedakan menjadi tiga jenis. Berikut penjelasannya:

Limbah B3 dari Sumber Spesifik

Jenis limbah B3 yang pertama merupakan limbah yang berasal dari proses suatu industri atau kegiatan utama. Pelarut terhalogenasi misalnya metilen klorida, klorobenzena, dan lain-lain. Sedangkan pelarut yang tidak terhalogenasi seperti aseton, toluene, nitrobenzene, dan lain-lain. Asam atau basa seperti asam fosfat, asam sulfat, natrium hidroksida, dan lain-lain.

Limbah B3 dari Sumber Tidak Spesifik

Jenis limbah B3 yang kedua ialah limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, penegmasan, dan lain-lain. Contoh dari sumber tidak spesifik seperti aki bekas, limbah laboratorium yang mengandung B3, kemasan bekas B3, dan lain-lain.

Limbah B3 Kedaluwarsa

Jenis limbah B3 yang ketiga ialah limbah yang berasal dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya produk kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Contoh Barang Berpotensi Limbah B3 yang Patut Dihindari

Dalam keseharian, tanpa disadari ternyata kita sering berinteraksi dengan barang-barang yang mengandung bahan kimia. Ternyata limbah B3 juga terkandung pada beberapa barang sehari-hari yang sering kamu gunakan. Berikut ini ada beberapa contoh limbah B3 yang sering ditemukan di sekitar:

1. Baterai Bekas

Baterai bekas merupakan salah satu contoh limbah B3 yang sering dijumpai. Tanpa disadari, kandungan bahan kimia di dalamnya dapat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Dianggap sebagai limbah B3 karena mengandung berbagai logam berat seperto merkuri, nikel, timbal, kadmium, dan lithium. Maka dari itu, sebaiknya baterai bekas tidak dibuang ditempat pembuangan sampah umum.

2. Detergen

Penggunaan bahan-bahan kimia pada detergen bisa berbahaya untuk kelangsungan hidup manusia beserta lingkungan. Bahan kimia yang terdapat pada detergen biasanya seperti surfaktan, builder, filler, dan aditif. Detergen bisa mencemari lingkungan melalui busa yang dibuat melalui saluran air. Busa detergen yang tidak mudah hilang ini bisa membuat kontak air dan udara menjadi terbatas. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan orgasme yang ada di dalam air mati karena kekurangan oksigen.

3. Aki kendaraan

Aki kendaraan bermotor mengandung H2SO4 bisa berbahaya bagi manusia. Nah, apabila air aki mengenai kulit maka dapat menyebabkan gatal-gatal. Jika terkena logam maka dapat menyebabkan korosi dan air aki juga dapat merusak cat mobil.

4. Hairspray

Hairspray juga mengandung bahan kimia berbahaya yaitu polyvinylpyrrolidone yang dimana memiliki fungsi untuk mengeraskan rambut, polymer calledpolydimethylsiloxane yang membuat rambut terangkat lebih lama dan pytocalcious yang dapat meninbkatkan jumlah mineral dalam akar rambut sehingga rambut menjadi kaku.

5. Obat Nyamuk

Obat nyamuk juga mengandung bahan-bahan kimai berbahaya. Di dalam obat nyamuk mengandung dichlorovynil dimethyl phosfat (DDVP), prpooxur (karbamat), dan diethyltoluamide yang merupakan jenis insektisida pembunuh serangga. Risiko yang dapat dialami jika menggunakan obat nyamuk bakar adalah asapnya yang dihirup, sedangkan pada obat nyamuk cair memiliki dosis yang lebih kecil karena cairan yang dikeluarkan diubah menjadi gas.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading