Fimela.com, Jakarta Puisi adalah karya sastra yang biasanya digunakan untuk menyampaikan suatu pesan. Puisi bisa berbentuk nasihat atau ungkapan pribadi seseorang pada orang lain. Puisi di Indonesia ada 3 macam, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer.
Puisi lama sudah ada sejak jaman dulu dari jaman kerajaan di Indonesia. Puisi lama merupakan warisan budaya Indonesia, yang sering digunakan di dalam upacara-upacara adat.
Puisi lama menurut sastra Indonesia, merupakan puisi yang terikat dengan rima atau jumlah baris yang memiliki makna tertentu. Rima merupakan bunyi akhiran dalam puisi yang tersusun secara rapi.
Advertisement
Puisi lama lebih terikat ke dalam jumlah kata dalam satu baris, yang terdiri dari 2 atau 4 maupun lebih. Puisi lama juga sangat terikat dengan jumlah suku kata, rima atau persajakan, dan terikat dengan irama.
Berikut jenis-jenis puisi lama dan ciri-ciri puisi lama, yang perlu diketahui sebelum membuat puisi lama, dilansir dari berbagai sumber:
BACA JUGA
Advertisement
Mantra
Jenis puisi lama yang pertama yaitu mantra. Mantra merupakan karya sastra yang memiliki unsur gaib dan seperti doa. Dahulu mantra dipercayai sebagai doa, menurut adat atau kepercayaan tertentu. Namun menurut sebuah penelitian, mantra mempunyai ciri-ciri dari karya sastra.
Mantra memiliki ciri-ciri terdiri dari beberapa rangkaian kata yang berirama. Isi dari sebuah mantra memiliki hubungan dengan kekuatan gaib. Mantra berbentuk puisi yang dipercayi oleh adat tertentu. Mantra memiliki kalimat rayuan dan perintah, yang memiliki suatu kesatuan yang terkadang tidak bisa dipahami.
Pantun
Pantun merupakan sebuah puisi lama, yang terdiri atas empat baris yang memiliki pola ab-ab. Setiap baris dalam pantun terbagi dalam 8 hingga 12 suku kata. Pantun memiliki dua baris pertama yang digunakan sebagai sampiran, dan dua baris merupakan isi pantun.
Sebenarnya pantun berasal dari istilah patutun, yang memiliki arti penuntun di dalam bahasa Minangkabau. Pantun umum biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia, baik untuk bercandaan agar semakin akrab dengan teman, atau dijadikan sebagai nasehat.
Advertisement
Karmina
Jenis puisi lama yang selanjutnya adalah karmina. Karmina termasuk dari jenis pantun pendek yang hanya terdiri dari dua baris. Pada baris pertama karmina merupakan sampiran, dan yang baris kedua adalah isi.
Karmina sering kali digunakan di dalam acara-acara penting dan resmi, yang dijadukan sebagai pantun pedek oleh budaya Betawi. Acara penting yang sering menggunakan karmina adalah lamaran, pernikahan, pesta budaya dan lain-lain.
Gurindam
Gurindam merupakan jenis puisi lama, yang hanya memiliki 3 ciri. Pada bait pertama gurindam, terdiri dari dua baris yang memiliki rima yang sama, yaitu rima a-a, b-b atau c-c.
Ciri-ciri kedua gurindam adalah memiliki jumlah suku kata dalam baris antara 10 hingga 14 suku kata. Dan yang ketiga adalah hubungan antar baris satu serta baris kedua, membentuk kalimat majemuk yang memiliki hubungan sebab akibat.
Advertisement
Syair
Syair juga termasuk ke dalam jenis puisi lama. Syair merupakan sebuah karya sastra yang berasal dari Arab. Syair memiliki irama yang bagus dan memiliki empat ciri. Pada ciri yang pertama, syair memiliki bait yang terdiri dari empat baris, dan memiliki sajak yang berbunyi a-a-a-a.
Ciri syair yang kedua yaitu setiap baris memiliki makna yang saling berkaitan dengan baris-baris sebelumnya. Untuk ciri-ciri yang ketida, syair bisa membantu mengungkatkan atau menceritakan kisah yang memiliki kandungan nasihat atau petuah. Dan ciri yang keempat adalah syair memiliki 8 hingga 12 suku kata disetiap barisnya.
Seloka
Seloka termasuk ke dalam jeni puisi lama, dan merupakan jenis puisi melayu klasik, yang mirip dengan pantun. Seloka biasanya memiliki ciri yang memiliki bentuk mirip pantun serta mengandung senda gurau, kejenakaan, sindirian dan juga memiliki ejekan.
Sebenarnya kata seloka diambil dari bahasa Sansekerta. Dari ciri-ciri untuk syair, sangat mirip dengan ciri-ciri dari lama. Seloka hanya ditulis ke dalam 4 haris, tetapi ada juga yang tidak di tulis di dalam empat baris.