Fimela.com, Jakarta Pernah menyadari nggak kalau seringkali kita lebih mudah fokus pada hal yang negatif? Misalnya, dalam sebuah pesta yang dihadiri banyak orang terdekat tiba-tiba muncul seseorang yang melontarkan sindiran menyakitkan mengenai pesta yang kita buat tersebut. Bukannya merasa bahagia karena pesta yang meriah, pikiran kita malah lebih fokus dan terus mengingat sindiran yang menyakitkan tersebut. Satu hal buruk bisa menghancurkan berbagai macam hal indah yang kita alami.
Terlalu fokus pada hal negatif jelas kurang baik untuk diri kita. Bahkan pikiran kita bisa sangat terpengaruh dengan kondisi tersebut. Daniel Goelman dalam buku Focus menuliskan bahwa sikap negatif membuat fokus kita menyempit pada apa yang membuat kita terganggu. Bahan berfokus pada pengalaman negatif adalah "resep" depresi. Kita akan rentan mengalami depresi bila terlalu sering memusatkan perhatian hanya pada hal-hal negatif yang ada di sekeliling kita.
Advertisement
Advertisement
Terlalu Berpikiran Negatif Membuat Hidup Makin Tak Tenang
Saat kita terlalu banyak menghabiskan energi berfokus pada hal negatif, ibaratnya kita seperti hidup di awan kelabu. Tapi bukan hanya memikirkan awan kelabunya, kita jadi merasa bahwa ada awan lain yang lebih gelap sedang mengintai di belakangnya. Satu pikiran negatif bisa mengundang banyak pikiran negatif lainnya.
Sedangkan bila kita berusaha untuk lebih fokus dan menerima emosi positif, maka perhatian kita akan terasa lebih lebar. Psikolog Barbara Fredrickson yang mempelajari perasaan positif dan efeknya, ketika meras senang, kesadaran kita berkembang dari fokus ke diri kita yang biasanya berpusat pada "aku" menjadi fokus yang lebih inklusif dan hangat pada "kami". Ada perasaan hangat yang mengalir dalam diri kita bila kita berusaha untuk lebih banyak memikirkan hal-hal positif.
Saat kita berpikir positif, performa kita bisa lebih baik. Dalam bekerja misalnya, berpikir positif akan memudahkan kita berpikir dengan lebih fleksibel dan makin tekun. Sedangkan bila kita terlalu fokus pada hal-hal negatif, otak bisa mengaktifkan area yang menghasilkan rasa cemas, konflik mental, dan kesedihan. Penting bagi kita untuk bisa mengendalikan fokus kita. Terlalu fokus pada hal-hal negatif atau buruk hanya akan mengundang berbagai hal yang kurang menyenangkan lainnya.
#GrowFearless with FIMELA