Fimela.com, Jakarta Kanker prostat merupakan salah satu kanker terbanyak yang dialami oleh laki-laki di dunia dan ke-4 pada laki-laki di Indonesia. Pada tahun 2013, di Indonesia diperkirakan terdapat 25.012 pria yang menderita kanker prostat.
Di Indonesia, deteksi dini kasus kanker prostat belum optimal, dilihat dari seringnya ditemukan pasien di stadium akhir. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker prostat dan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan diri, terutama pada populasi resiko tinggi.
Advertisement
BACA JUGA
Hal tersebut sangat disayangkan, karena jika penyakit tersebut dideteksi pada stadium awal, tingkat keberhasilan pengobatan akan lebih tinggi.
Advertisement
Gejala
Sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan kemih, adanya darah pada urin, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang.
dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K) Ph.D., Staf Medik Departemen Urologi RSCM – FKUI memaparkan, deteksi dini merupakan tahap penting untuk sesegera mungkin dilakukan perawatan pada kanker prostat. Hal ini dikarenakan pasien kanker prostat yang didiagnosis pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50% apabila ditemukan pada stadium lanjut.
"Dengan tingginya kasus kanker prostat baru yang ditemukan dalam stadium lanjut di Indonesia, maka perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien," paparnya di RSCM Jakarta.
Bagaimana Cara Deteksi Kanker Prostat?
1. Pemeriksaan dini kanker prostat disarankan untuk mulai dilakukan pada pria sekitar usia 40 tahun.
2. Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter meliputi tanya jawab tentang ada atau tidaknya keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
3. Pemeriksaan rektal dan pemeriksaan prostate-specificagent (PSA) dari sampel darah. Pada pemeriksaan rektal, dokter akan menilai perubahan fisik pada prostat pasien: apakah ada pembesaran, asimetri, perubahan pada permukaan dan konsistensinya. Pada pemeriksaan PSA, kadar protein yang diproduksi kelenjar prostat akan diukur volumenya dan akan dinilai apakah dalam batas normal.
4. Pemeriksaan penunjang lainnya, seperti pemeriksaan urin, pemeriksaan fungsi ginjal, dan ultrasonography (USG) dapat dilakukan sesuai dengan indikasi.
5. Pemeriksaan dini yang dilakukan diharapakan dapat menemukan pasien risiko tinggi, agar dapat dilakukan pemeriksaan lanjut seperti biopsi. Selain itu, pemeriksaan dini juga bertujuan untuk mendeteksi pasien kanker prostat stadium awal agar dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk.
6. Hasil pemeriksaan akan menentukan langkah selanjutnya bagi pasien: apakah perlu pemeriksaan berkala, pemeriksaan lanjut untuk memastikan diagnosis atau memulai tatalaksana kanker prostat.
#Growfearless with FIMELA