Fimela.com, Jakarta Industri air kemasan membuat masyarakat memiliki pilihan terbatas dalam mengakses air minum berkualitas. Menurut data Badan Pusat Statistik, 40% dari penduduk Indonesia masih mengonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) yang berasal dari depot air minum isi ulang maupun kemasan bermerek–meski terbukti memiliki resiko tinggi terhadap paparan BPA.
Dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan Elsevier, BPA dapat menstimulasi perkembangan dan merubah siklus sel. Memiliki cara kerja yang mirip dengan hormon, BPA mempengaruhi kesehatan dalam jangka panjang, mulai dari gangguan hormon hingga jadi pencetus kanker. Efek negatifnya bahkan dapat terjadi sejak dini pada janin dari Ibu, dilansir dari situs dokter kandungan Inga Zilberstein.
Maka dari itu penggunaan galon guna ulang secara berturut-turut harus diperhatikan. Apakah air yang terkandung sudah terjamin sehingga tidak akan mengganggu kesehatan para konsumen. Tidak hanya itu saja, terkadang penggunaan galon guna ulang juga sering mengkhawatirkan masyarakat. Maka dari itu, Coway menghadirkan penjernih air sebagai jawaban atas kekhawatiran masyarakat. Berikut informasi lengkapnya.
Advertisement
Advertisement
Coway di Indonesia melakukan water mapping
Proses distribusi galon guna ulang turut mempengaruhi kualitas air minum ketika sampai di tangan konsumen. Berdasarkan survey dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), angkutan dan truk terbuka merupakan jenis kendaraan yang paling banyak digunakan untuk mengangkut AMDK. 45% penjual air galon guna ulang juga menyimpan barang dagangannya di luar ruangan. Pola pengangkutan dan penyimpanan tersebut meningkatkan potensi kontaminasi BPA akibat eksposur intens sinar matahari langsung. Sekelompok peneliti gabungan dari Inggris dan Belanda juga pernah memaparkan temuan mikroplastik pada 93% sampel air minum dalam kemasan. Sehingga, meskipun konsumen telah memilih merek air minum terkenal, hal tersebut tidak memberikan jaminan atas keamanan. Lalu, adakah solusi yang tepat untuk mengganti kebiasaan minum dari air galon guna ulang?
Belajar dari cara beberapa negara maju mengolah air minum, Korea Selatan dapat dijadikan contoh. Pemerintah Korea Selatan telah menerapkan berbagai kebijakan untuk menyediakan air keran yang aman bagi warganya dan mematuhi undang-undang air minum yang aman. Meskipun berdasarkan laporan WHO para ahli menekankan kualitas air keran di Korea termasuk yang terbaik di dunia, sebagian besar masyarakat di sana memilih memanfaatkan pemurni air untuk meminimalisasi kontaminasi zat-zat berbahaya yang mungkin terjadi selama proses pendistribusian (Korea Herald).
Sedangkan regulasi mengenai standar keamanan air minum di Indonesia diatur dalam Permenkes No. 492. Peraturan ini lah yang menjadi acuan oleh Coway, perusahaan pemurni air dan udara asal Korea Selatan dalam menghadirkan air yang berkualitas bagi pelanggan. Sejak berekspansi ke Indonesia di tahun 2019, Coway bersama Institut Teknologi Bandung melakukan water mapping untuk melihat kondisi air tanah di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama kedua belah pihak yang juga menghasilkan Coway Water Quality Laboratory (WQL) untuk memfasilitasi calon pelanggan Coway dalam pengecekkan air sebelum unit pemurni air (water purifier) dipasang dan tersambung dengan sumber air dari rumah seperti keran. “Water Quality Lab merupakan bentuk nyata korporasi untuk bertanggung jawab secara ilmiahterhadap produk yang didistribusikan ke pasaran,” jelas Rofiq Iqbal, ST., M.Eng., Ph.D., selaku Asisten Profesor FTSL ITB sekaligus konsultan untuk Coway.
Coway menghadirkan produk yang dapat menangkal kontaminasi air
Dalam mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat Indonesia, Coway menghadirkan promo Wow Storm berupa paket pembelian bundling air purifier dan water purifier dengan harga yang lebih ekonomis. Dipersenjatai sistem filtrasi berlapis, produk Coway dapat menangkal kontaminasi air dan udara secara maksimal.
Ditambah layanan purna jual cuma-cuma dari Coway, Heart Service, berupa pembersihan dan penggantian filter setiap 2 bulan yang menambah kenyamanan pelanggan dan membuat unit produk terjaga kebersihan dan selalu dalam performa optimal.
Status kualitas udara di sebagian kota-kota di Indonesia menjadi salah satu alasan Coway menawarkan solusi sehat lewat penggunaan air purifier. Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam penanganan air dan udara, Coway Environmental Technology Institute bekerja sama dengan Seoul National University menjalankan laboratorium air dan udara terbesar di Asia, merupakan laboratorium pengujian resmi dengan 11 standar pengujian di seluruh dunia termasuk Certification Body (CB), TUV, Conformité Européenne (CE), Product Safety of Electrical Appliance & Materials (PSE), dan Card Verifiable Certificates (CVC).
Penulis: Tisha Sekar Aji.
Hashtag: #Breaking Boundaries