Fimela.com, Jakarta Mimpi seringkali timbul saat seseorang tertidur, baik yang menyenangkan maupun yang menakutkan. Dari beragam jenis mimpi ini, para ahli tidak menyarankan untuk berbicara tentang mimpi yang menakutkan.
Mimpi dapat memiliki penyebab yang sangat aneh karena otak kita menginterpretasikan informasi secara acak. Salah satu teori mengatakan bahwa bagian otak yang lebih bertanggung jawab atas emosi dasar, sehingga banyak mimpi cenderung mengikuti perasaan atau emosi yang kita rasakan.
Setelah bermimpi, terutama jika mimpi tersebut aneh atau menakutkan, seseorang sering merasa dorongan untuk menceritakannya kepada orang lain. Ini bisa dikaitkan dengan teori simulasi ancaman, yang menyatakan bahwa "dua kepala lebih baik daripada satu," sehingga orang cenderung berbagi mimpi buruk mereka. Namun, mengapa disarankan untuk tidak menceritakan mimpi, terutama yang menakutkan?
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Penjelasan Mimpi Buruk
Dalam ajaran Islam, ada prinsip yang menyarankan agar mimpi buruk tidak dibagikan kepada orang lain. Menurut Hadis Riwayat Bukhari, dalam Islam, ada tiga jenis mimpi: "bisikan hati, mimpi yang ditakuti karena pengaruh setan, dan kabar gembira dari Allah."
Rasulullah SAW juga menganjurkan umat Islam tidak menceritakan mimpi buruk kepada siapap pun, sebagaimana sabda Nabi dalam hadits riwayat Al Bukhari berikut ini:
الرُّؤْيَا الحَسَنَةُ مِنَ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلاَ يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ، وَلْيَتْفِلْ ثَلاَثًا، وَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا، فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ
Artinya:
"Mimpi baik itu dari Allah. Jika kalian mimpi sesuatu yang kalian sukai, maka jangan kalian ceritakan kecuali pada orang yang juga ikut menyukai mimpi tersebut. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian suka, maka memohonlah perlindungan kepada Allah atas keburukan mimpi tersebut dan dari keburukan setan. Meludahlah tiga kali dan jangan kalian ceritakan pada siapa pun, maka mimpi buruk itu tidak akan membahayakan kalian," HR Bukhari.
Dari ketiga jenis mimpi ini, Hadis Riwayat Imam Muslim menganjurkan untuk tidak menceritakan mimpi buruk kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW secara tegas melarang berbicara tentang mimpi buruk dalam hadis tersebut dengan pernyataan, "Jika seseorang digoda oleh setan dalam mimpinya, maka sebaiknya tidak menceritakannya kepada orang lain," sesuai dengan riwayat HR Muslim.
Selain itu, dalam riwayat lain, Rasulullah menyatakan bahwa mimpi buruk tidak akan memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang jika ia lupa tentangnya dan memohon perlindungan agar tidak digoda lagi oleh setan. Karena dalam pandangan Islam, mimpi buruk dianggap berasal dari pengaruh setan, maka dianjurkan untuk menggugurkannya dengan meludah ke kiri tiga kali dan membaca ta'awudz. Setelah itu, ubahlah posisi tidur.