Sukses

Lifestyle

5 Sikap agar Hidup Lebih Bahagia tanpa Mencemaskan Pendapat Orang

Fimela.com, Jakarta "The secret to happiness is to never sacrifice your desires for the sake of others. You have the right to live your dreams." Kutipan menarik dari buku The Alchemist karya Paulo Coelho ini kembali mengingatkan kita bahwa rahasia kebahagiaan adalah dengan tidak pernah mengorbankan keinginan kita demi orang lain. Kita pun berhak untuk menjalani impian kita.

Di saat perjuangan dan perjalanan hidup kita sudah terasa berat, mencemaskan pendapat orang lain bisa membuat segalanya makin terasa sulit dijalani. Meskipun begitu, kita masih bisa berusaha hidup lebih bahagia dengan fase kehidupan yang kita jalani saat ini. Tak perlu sampai tertekan mendengar omongan orang lain, khususnya yang hanya akan melemahkan mental dan membuat kita terpuruk.

1. Lebih Peka dengan Suara Hati

Salah satu pesan kuat dari buku The Alchemist adalah pentingnya mendengarkan suara hati dan mengikuti impian kita. Santiago, sang tokoh utama, adalah seorang anak gembala yang memiliki impian tentang sebuah harta karun tersembunyi. Melalui perjalanan hidupnya, ia belajar untuk mengenali suara hatinya yang membimbingnya menuju takdirnya.

Dari kisahnya kita kembali diingatkan untuk tidak mengabaikan aspirasi dan keinginan yang ada di dalam diri kita sendiri. Terkadang, kita terlalu sibuk mendengarkan suara orang lain atau mempertimbangkan ekspektasi masyarakat. Namun, ketika kita memiliki keberanian untuk mendengarkan dan mengikuti suara hati, kita mendapati diri kita berjalan menuju jalan yang penuh makna dan kebahagiaan.

2. Fokus pada Positivitas

Jen Sincero dalam bukunya, You Are a Badass: How to Stop Doubting Your Greatness and Start Living an Awesome Life menggarisbawahi pentingnya menjaga pikiran dan energi positif. Memusatkan perhatian pada hal-hal yang baik dalam hidup kita membantu menarik pengalaman positif dan membangun keyakinan diri. Perkuat keyakinan bahwa kamu memiliki potensi luar biasa dan bahwa hidup yang luar biasa dapat dicapai jika kita berani merangkul diri kita sendiri dan mengambil tindakan positif. Saat kamu bisa berfokus pada hal ini, kamu tak akan lagi membuang waktu dan energimu meladeni orang-orang yang hanya ingin meremehkanmu.

3. Lebih Menghargai Hal-Hal Sederhana

Seringkali, kita masih begitu sibuk mencari hal-hal besar dan spektakuler sehingga kita melewatkan momen-momen kecil yang bisa memberi kita kebahagiaan yang tulus. Sadari bahwa hal-hal sederhana sebenarnya sumber kebahagiaan terbesar juga.

Seneca, seorang filsuf Stoikus yang hidup pada zaman Romawi Kuno, mengungkapkan, "The greatest blessings of mankind are within us and within our reach. A wise man is content with his lot, whatever it may be, without wishing for what he has not." Berbagai berkah terbesar manusia ada di dalam diri kita dan bisa dicapai. Seorang bijak merasa puas dengan nasibnya, apa pun itu, tanpa mengharapkan apa yang belum dimilikinya. Dengan menghadirkan rasa syukur dan sikap yang lebih apresiatif terhadap hal-hal kecil dan sederhana yang ada, kita bisa lebih bahagia saat ini.

4. Mau Mengupayakan Hal-Hal Baik

"Saat kita berusaha menjadi lebih baik dari yang kita adalah, segala hal di sekitar kita juga menjadi lebih baik," kutipan dari buku The Alchemist ini juga bisa jadi sumber motivasi baru bahwa untuk bisa menjalani hidup yang lebih bahagia maka kita perlu secara sadar mengusahakannya sebaik mungkin. Kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan proses berkelanjutan. Tanggung jawab pribadi untuk kebahagiaan berarti menjalani hidup dengan kesadaran dan penghargaan terhadap setiap momen, bahkan dalam tantangan dan keterbatasan. Dengan sikap untuk lebih terbuka dan bersemangat mengupayakan hal-hal yang lebih baik, maka hidup kita pun bisa ikut membaik dan penuh kebahagiaan baru.

5. Berhenti Membandingkan Diri dengan Cara Tak Sehat

Saatnya untuk bisa lebih selektif dalam menyaring pandangan dan ucapan orang lain. Kurangi obsesi membandingkan diri dengan orang lain atau menilai diri dari pandangan orang lain yang belum tentu benar. Mengutip buku Love for Imperfect Things, "True happiness is an acceptance of life as it is given to us, with- out conditions, without comparing it with what others have." Kebahagiaan sejati adalah penerimaan atas hidup seperti yang diberikan kepada kita, tanpa syarat, tanpa membandingkannya dengan apa yang dimiliki orang lain.

Semoga kini kamu bisa hidup lebih bahagia tanpa membanding-bandingkan diri secara berlebihan dengan orang lain. Serta, tak lagi berlebihan dalam mencemaskan pendapat orang lain tentang dirimu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading