Fimela.com, Jakarta Memiliki hidup yang damai merupakan impian dan cita-cita banyak orang. Bahkan kamu pun pasti pernah punya keinginan memiliki hidup yang senantiasa damai. Kita semua bisa meraih kebahagiaan hidup selama kita mau mengupayakan atau mengusahakannya sebaik mungkin.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kedamaian hidup. Buku Think Like a Monk: Cara Melatih Pikiran untuk Meraih Kedamaian Hidup ini bisa menjadi salah satu referensi bacaan menarik untuk meraih kedamaian yang didambakan selama ini. Dengan membawa konsep berpikir seperti rahib, buku ini menyajikan banyak sekali inspirasi dan kiat-kiat praktis yang bisa langsung diterapkan dalam keseharian. Bahkan melalui buku ini kita bisa sekaligus belajar mengenal dan memahami diri kita lebih baik lagi.
Advertisement
Think Like a Monk
Judul: Think Like a Monk: Cara Melatih Pikiran untuk Meraih Kedamaian Hidup
Penulis: Jay Shetty
Alih bahasa: Mila Hidajat
Adaptasi desain sampul: Supriyanto
Adaptasi desain isi: Fitri Yuniar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Belum pernah begitu banyak orang merasa tidak puas seperti saat ini—atau begitu sibuk mengejar “kebahagiaan.” Budaya dan media menjejali kita dengan gambaran serta konsep tentang siapa diri kita dan harus menjadi apa kita, sembari memberi teladan pencapaian dan kesuksesan. Ketenaran, uang, dan keglamoran: Pada akhirnya, tidak ada satu pun dari semua itu yang dapat memuaskan kita. Berpikir seperti rahib menawarkan alternatif bagi cara pandang dan pendekatan kita terhadap kehidupan. Cara yang sarat dengan pelepasan kelekatan, penemuan kembali, fokus, disiplin—dan pelayanan.
Tujuan pola pikir rahib adalah kehidupan yang bebas dari ego, rasa iri, nafsu, kecemasan, kemarahan, kegetiran, dan beban. Mengadopsi pola pikir rahib bukan hanya memungkinkan—tetapi diperlukan. Kita tidak punya pilihan lain. Kita perlu menemukan ketenangan, keheningan, dan kedamaian.
***
"Pada 1902, sosiolog Charles Horton Cooley menulis, 'Aku bukan seperti yang kupikir. Aku bukan seperti yang kaupikir tentang diriku. Aku adalah apa yang kupikir kaupikirkan tentang diriku'."
"Kita akan lebih siap menghadapi energi negatif saat berada dalam posisi memahami. Respons paling sederhana adalah dengan mundur perlahan-lahan."
"Terkadang kita merasa bersalah atau malu atas berbagai tindakan kita sendiri di masa lalu karena tindakan tersebut tidak lagi sejalan dengan moral dan nilai-nilai kita saat ini. Sekarang, saat melihat diri kita yang dulu, kita tidak dapat memahami keputusan kita itu. Sebenarnya ini adalah kabar baik—alasan kita merasa tak nyaman melihat masa lalu kita adalah karena kita mengalami kemajuan. Kita telah berusaha sebaik mungkin saat itu, tapi kita bisa melakukan yang lebih baik sekarang."
Ketenangan bisa dihadirkan dari dalam diri sendiri. Menyadari napas dan melatih pernapasan bisa menjadi langkah awal untuk bisa menjalani hidup dengan tenang. Ada percakapan menarik yang menggambarkan pentingnya belajar melatih pernapasan di buku ini. Mengingat dari sejak lahir hingga wafat nanti, napas adalah bagian selalu ada bersama kita maka melatihnya dengan baik menjadi salah satu kunci untuk meraih kedamaian.
Menyikapi pikiran negatif, rasa takut, hingga soal membangun hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitar kita, buku Think Like a Monk menawarkan banyak alternatif dan kiat praktis yang bisa diterapkan untuk mengenali diri lebih baik sekaligus mendapatkan hidup yang lebih damai. Kita akan kembali disadarkan oleh aspek-aspek penting kehidupan yang sebenarnya sudah ada di dalam diri tapi kita masih sering luput memperhatikannya.
"Mendengarkan merupakan salah satu hadiah paling bermakna yang bisa kita berikan. Tidak ada cara yang lebih biak dari ini untuk menunjukkan bahwa kita peduli tentang pengalaman seseorang. Mendengarkan secara mendalam berarti mencari emosi di balik kata-kata, mengajukan pertanyaan untuk memahami lebih baik, menyatukan apa yang sudah kaupelajari dalam pengetahuannya tentang itu, berusaha sebaik mungkin mengingat apa yang mereka katakan, dan bertindak saat dibutuhkan."
"Kepedulian yang sesungguhnya berarti mereka memikirkan apa yang terbaik bagimu, bukan apa yang terbaik bagi mereka. Mereka memedulikan kesejahteraanmu, bukan kesuksesanmu. Mereka memikirkan kebaikanmu dengan tulus. Mereka percaya padamu."
Apa pun agama dan keyakinan yang kita pegang dalam kehidupan, memahami kiat-kiat untuk meningkatkan kecerdasan spiritual di buku tidaklah sulit. Ada banyak topik universal terkait identitas diri hinga makna hidup yang bisa memberi banyak inspirasi dan sudut pandang mencerahkan untuk dipahami dengan baik di buku ini.
Melepaskan, Bertransformasi, dan Berbagi, tiga bagian utama di buku ini mencerminkan tiga aspek penting yang perlu kita beri perhatian yang lebih banyak untuk bisa menemukan kedamaian hidup. Berbagai hasil studi atau penelitian pun mendukung berbagai pembahasan menarik di buku ini.
Membaca buku ini memang ada baiknya dilakukan perlahan. Resapi setiap pembahasan. Praktikkan tips dan kiat praktis untuk meraih kedamaian hidup. Bersungguh-sungguhlah berproses untuk lebih mengenali diri demi mendapatkan ketenangan yang didambakan. Buku yang ditulis oleh penulis terlaris 1# New York Times, Jay Shetty ini bisa menjadi salah satu buku yang akan mengubah hidupmu dengan cara yang begitu mencerahkan.