Fimela.com, Jakarta Hidup stoik mungkin belum banyak dikenal luas meskipun cukup populer di kalangan tertentu. Dilansir dari Filosofi Teras oleh Henry Manampiring, stoikisme adalah aliran filsafat yang berasal dari Yunani Kuno yang mengajarkan diri untuk bernalar. Secara sederhana, belajar hidup stoik adalah cara hidup yang lebih sederhana dengan tidak mengkhawatirkan hal-hal di luar kendali kita.
Lalu bagaimana cara hidup stoik agar hidup lebih tenang? Berikut sekian hal yang bisa dilakukan.
Advertisement
1. Latihan lebih banyak bersyukur
Satu hal yang bisa mulai diterapkan adalah banyak beryukur dan berhenti mengeluh. Setiap bangun pagi, temukan paling tidak tiga hal untuk disyukuri. Seringkali kita menganggap sepele hal-hal yang penting hanya karena terbiasa terjadi setiap hari, misalnya bangun tidur dalam keadaan sehat, bisa sarapan dengan baik, sampai kantor dengan selamat dan lain sebagainya.
2. Berhenti mengeluh
Cara kedua, masih nyambung dengan poin pertama, yaitu berhenti mengeluh. Mungkin sulit jika harus berubah drastis langsung berhenti, mulai dulu dengan mengurangi keluhan-keluhan kecil. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita toleransi gangguannya dan move on saja dengan hidup, misalnya jalanan macet, kopi kemanisan, atau panas terik siang hari. Hal-hal itu bisa kita bisa atasi dan tak perlu dipermasalahkan terlalu serius. Simpan waktu dan energimu untuk hal lain.
Advertisement
3. Lakukan usaha terbaik setiap hari
Daripada mempermasalahkan hal-hal di luar kendali kita, yang pada akhirnya hanya menimbulkan kelelahan fisik dan pikiran, lebih baik fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, yaitu melakukan usaha terbaik setiap harinya. Misalnya dalam pekerjaan, kamu selesaikan tugasmu dengan kinerja terbaik, urusan nanti dapat apresiasi atau tidak dari atasan, tak perlu berekspektasi berlebihan. Terapkan accept and move on, kalau dapat apresiasi ya bersyukurlah, kalau tidak ya berjalan saja seperti biasa.
4. Bertanggung jawab atas kehidupanmu
Cara keempat memulai hidup stoik lainnya adalah bertanggung jawab atas hidupmu sendiri. Jangan menyalahkan siapa pun atas masalah yang terjadi padamu. Sikap itu bukan hanya membuang-buang waktu dan energi serta berisiko menghancurkan hubungan baik dengan orang lain, tapi juga tidak masuk akal. Bahkan jika kamu tahu ada campur tangan orang lain sehingga kamu mengalami masalah, bangkit dan selesaikan masalah itu. Tidak peduli betapa sulitnya keadaan hidupmu, jangan putus asa.
Advertisement
5. Bahagia secukupnya, sedih sekadarnya
Apa pun yang berlebihan itu tidak baik, kamu pasti pernah mendengar kalimat ini kan? Itu juga yang berlaku dalam hidup stoic. Segala hal sebaiknya dinikmati dan dirasakan secukupnya atau dalam kadar wajar, termasuk rasa sedih dan bahagia. Bukan berarti jadi mati rasa atau bodoh amat, tapi ini mengajarkan kita untuk hidup seimbang dan memiliki kendali diri yang kuat. Saat menerima kebahagiaan, tertawa dan bersyukurlah, saat kecewa dan sedih, luapkan emosi secara masuk akal.
Tentu tak mudah menerapkan hidup stoik jika selama ini menjalani hidup dengan mengikuti apa yang terjadi di sekitarmu. Tapi coba saja belajar hidup stoik agar hidup lebih tenang.
#Breaking Boundaries