Fimela.com, Jakarta Bertumbuh adalah salah satu perkembangan yang paling merasakan berbagai macam emosi, psikologis, dan tanggung jawab biologis orangtua untuk menciptakan lingkungan yang aman. Namun, tidak semua orangtua bisa melakukan hal itu. Terkadang karena pilihan orangtua yang kurang tepat, anak-anak akan bertumbuh dan memiliki bekas luka yang disebut sebagai inner child.
Inner child sendiri merupakan konsep yang menggambarkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan yang dimiliki oleh orang dewasa. Hal ini terbentuk karena adanya trauma masa kecil. Semua orang tidak memiliki reaksi atau cara menanggapi inner child yang sama.
Namun, bagaimana cara kita mengetahui kalau inner child kita terluka. Apalagi di luar sana banyak sekali tersebar ciri-cirinya.
Advertisement
Nah, Sahabat FIMELA berikut adalah 3 ciri-ciri untuk mengetahui apakah inner child diri kita terluka.
Advertisement
Rasa emosi yang tinggi
Memiliki emosi yang tinggi tentang hal kecil
Dilansir oleh Lumohealth.care, memang orang yang memiliki inner child terluka akan memberikan respon yang besar jika dihadapi dengan suatu situasi. Pemicunya juga bisa karena trauma pada masa kecil yang pernah mereka alami.
Contohnya saat kalian sedang pergi bersama teman anda kalian akan merasakan kekesalan dan amarah yang besar khususnya saat teman kalian bermain telepon genggamnya saat kalian sedang berbicara.
Hal serupa terjadi saat kalian masih kecil, mungkin saja dulunya kalian diabaikan oleh orangtua dan saat anda dewasa kalian meminta perhatian yang lebih.
Berdasarkan Lumohealth.care juga menegaskan lebih teliti dan sadar dalam setiap kondisi, mulailah melihat dari petunjuk-petunjuk kecil. Dalam kata lain, mental, emosi, dan masalah relasional akan menjadi tanda dari trauma masa lalu baik diingat maupun yang dilupakan.
Tidak percaya diri
Tidak percaya diri
Dilansir dari theeasywisdon.com, memiliki rasa percaya diri yang rendah merupakan salah satu alasan atau ciri-ciri dari inner child yang terluka. Pematiknya juga ada karena berbagai faktor. entah itu dari orang tua yang selalu menyalahkan mu atau kalian sering disalahkan orang dewasa tentang suatu hal.
Ketika orang dewasa memberikan tanggung jawab yang besar kepada anak-anak, itu akan membuat mereka merasa kesalahan yang tidak penting, bahkan bisa terjadi saat memasuki masa kedewasaan.
Contohnya, di posisi ini kalian masih berumur 5 tahun dan orangtua mu meminta kamu untuk menjaga adikmu yang masih berumur 1 tahun dan ketika kamu menghadap ke belakang kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Pada saat yang sama anda dimarahi karena tidak menjaga adikmu dengan baik.
Tentu saja kejadian itu akan memberikanmu trauma yang besar meskipun itu bukan salah kamu. Alhasil, saat anda dewasa kamu akan menjadi seseorang yang sangat perfectionist atau tidak berani mengambil konsekuensi karena kenangan tersebut.
Advertisement
Rasa takut akan ditinggalkan
Ketakutan akan ditinggalkan
Dilansir oleh Lonerwoolf.com, orang yang memiliki inner child yang terluka akan memiliki ketakutan mendalam untuk ditinggalkan. Entah itu dalam pertemanan, perkara hubungan romansa, atau keluarga.
Contohnya ketika seseorang pernah di tinggalkan karena orang terdekatnya meninggal atau saat masi kecil orang tersebut sering sekali ditinggalkan di rumah sendirian oleh orangtuanya.
Hal ini akan membuat orang menjadi seorang people-pleaser untuk mempertahankan orang-orang sekitar mereka untuk tidak meningalkan mereka.
Contohnya mereka akan meng-iyakan semua kata-kata yang orang itu inginkan. Meskipun mereka merasa tidak nyaman dengan hal tersebut. Di mana dalam kasus ini kamu akan sulit untuk membuat batasan tentang hal apa yang baik atau buruk.
*Penulis: FIMELA Sherly Julia Halim