Fimela.com, Jakarta "Dan cerita ini adalah peringatan bagi kalian untuk berhati-hati dengan anak perempuan yang marah dan mempunyai akses ke kartu kredit." Kin anak yang kurang ajar dan punya rencana-rencana yang kurang ajar. Dia melakukan hal yang tak semestinya ia lakukan di usianya yang masih belia, tetapi dia punya alasan sendiri melakukan hal yang tampaknya sudah cukup terencana terhadap keluarganya tersebut.
Kisah Kin merupakan satu dari delapan cerita yang tak biasa dalam buku Kapan Nanti. Karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie ini menghadirkan kisah-kisah yang membawa kita berkelana ke ruang imajinasi yang memiliki banyak lapisan dan dimensi. Setiap cerita menyajikan pengalaman yang meghadirkan perasaan tak biasa karena memang setiap karakter dalam kisah-kisah di buku ini jauh dari kata tak biasa.
Advertisement
Kapan Nanti
Judul: Kapan Nanti
Penulis: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Editor: Teguh Afandi
Ilustrasi isi dan sampul: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Desain isi: Fajarianto
Cetakan Pertama: Mei 2023
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Kami menyukai hari-hari di ruang cuci. Kami masuk dalam keadaan kotor dan keluar dengan tangan-tangan yangbersih. Suara-suara pelan memantul di dinding ruang cuci, tapi tidak ada yang perlu bicara karena kata-kata akan ditelan suara mesin yang bergetar menabrak dinding-dinding dan menggilas lantai-lantai. Di dalam ruang cuci, kami ditelan dan ditenggelamkan dan dimuntahkan kembali dengan kotoran badan kami terkubur di dalam wadah penyucian. Kami keluar dari sini, kami putih. Di ruang cuci, kami sunyi.
Kapan Nanti berisi delapan cerita penuh keajaiban yang membenturkan logika. Kita akan diajak ke pojok ruang cuci, ke hutan yang dari antara bertopeng kelinci, juga mengikuti kisah Kin yang menggunakan kartu kredit orangtua dan membeli one way ticket untuk melancong satu keluarga. Cerita-cerita yang tidak biasa dan memantik imajinasi.
***
"Ketidaktahuan adalah keahlian yang sangat berharga bagi mereka yang ingin bahagia, ..." (hlm. 31)
"Tapi kita membutuhkan makhluk baik untuk tampak indah dalam pandangan kita. Jadi kita membuatkan wajah serupa diri kita, mungkin lebih baik dari kita. Padahal malaikat tidak perlu tampak cantik. Malaikat hanya perlu mencintai Tuhan." (hlm. 84)
"Sasha mencari kesunyian. Dia memimpikan kesunyian." (hlm. 120)
Walau sampul buku ini tampak manis, tetapi ini bukan buku anak-anak. Tokoh-tokoh dalam delapan kisah di buku ini memang anak-anak tetapi bukan tentang kehidupan penuh suka cita dan kebahagiaan. Ada tragedi-tragedi yang cukup tragis digambarkan di dalam kumpulan cerita di buku ini.
Tiap pembaca mungkin bisa memiliki interpretasi berbeda untuk setiap cerita. Pengalaman hidup dan latar belakang berbeda bisa membuat kita menemukan arti dan makna berbeda dari tiap cerita yang ada.
Rona kemarahan, kesedihan, kengerian, dan upaya balas dendam yang dijabarkan dalam cerita-cerita di buku ini agaknya memang perlu dibaca dan dipahami pelan-pelan. Sisi kemanusiaan kita pun akan ikut tergugah tiap kali membaca satu demi satu kisah dalam buku ini. Kepekaan perasaan pun sangat diperlukan untuk bisa menelaah makna-makna di delapan cerita pendek buku ini.
Delapan cerita dalam buku tipis dengan sampul manis ini menghadirkan pengalaman membaca yang tak biasa. Relung-relung tergelap dalam diri pun seakan digugah kembali untuk mencerna tiap kisah penuh imajinasi dan terasa sangat magis.
Bagi Sahabat Fimela yang suka dengan karya-karya Ziggy, buku ini jelas jangan sampai dilewatkan. Bagi yang sedang mencari referensi buku bacaan yang memberi pengalaman berbeda, Kapan Nanti bisa jadi rekomendasi yang tepat.