Fimela.com, Jakarta Inner child sudah menjadi hal yang tidak asing lagi di telinga kalangan masyarakat terutama anak muda bahkan pernah menjadi topik hangat diperbincangkan pada beberapa media sosial. Dilansir dari mindbodygreen.com, innerchild merupakan representasi dari diri sendiri di berbagai titik pada kehidupan masa kecil seseorang. Hal, ini biasanya berkaitan dengan kualitas dan pengalaman yang telah dilalui saat itu.
Dalam fase ini biasanya akan berhubungan dengan antusiasme alami, keingintahuan, dan kreativitas yang dialami oleh seorang anak. Oleh karena itu, inner child dapat menjadi mengingatkan seseorang baik terhadap pengalaman baik maupun pengalaman tidak baik seperti ketakutan masa kecil, trauma, kehilangan, hingga pengabaian. Setiap orang tentu memiliki inner child yang hidup di dalamnya.
Dilansir dari healthline.com, inner child tidak hanya berkaitan dengan diri seseorang, tetapi juga akan pengalaman hidup dari semua tahapan kehidupan. Selain itu, inner child juga telah tercatat sebagai sumber kekuatan karena pengalaman awal berperan penting dalam perkembangan seseorang sebagai orang dewasa. Inner child juga dapat membawa luka-luka yang perlu diatasi ketika beranjak dewasa.
Advertisement
Advertisement
Penyebab dan Tanda Inner Child Terluka
Setiap orang dapat memiliki inner child baik dan buruk, tetapi terkadang yang buruk justru membuat luka yang jika diingat akan memberikan trauma pada seseorang. Lalu apa penyebab inner child seseorang terluka?
Dilansir dari betterup.com, banyak faktor yang dapat menyebabkan inner child seseorang menjadi terluka seperti:
- Perasaan yang terabaikan.
- Ketidaksampaian untuk mencapai sesuatu hal yang diinginkan.
- Penganiayaan fisik atau pengabaian emosional.
Dengan beberapa faktor tersebut, akhirnya memunculkan rasa trauma kecil, tetapi memberikan dampak besar pada kehidupan yang dijalankan saat ini. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui tanda-tanda jika memiliki inner child yang terluka, dilansir dari medium.com.
- Kamu merupakan orang yang menyenangkan dan menghindari konflik dengan cara apa pun. Biasanya perilaku menyenangkan seseorang berasal dari masa kanak-kanaknya yang mengharuskan seseorang menekan ekspresi diri seperti membungkam kebutuhan, pikiran, dan emosi. Hal tersebut, menunjukkan bahwa kamu takut mengecewakan seseorang sehingga tidak berani untuk mengatakan tidak dan mencari aman untuk menghindarinya.
- Memiliki ketakutan yang mendalam akan pengabaian sehingga kamu akan merasa takut jika akan tinggalkan oleh orang-orang dalam hidup.
- Memiliki masalah kepercayaan. Masalah kepercayaan pada inner child yang terluka biasanya berasal dari pengalaman pahit akibat dikecewakan, pengasuhan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan, tumbuh di lingkungan yang kacau, dan tumbuh dalam pengasuhan yang membuat tidak mandiri.
- Memiliki batasan yang terlalu lemah atau kaku sehingga tidak dapat mengekspresikan diri dengan bebas dan aman.
- Sulit dalam mengekspresikan emosi negatif karena manipulasi yang didapatkan sejak kecil seakan-akan yang salah dirinya.
Strategi untuk Memahami Inner Child
Mungkin beberapa orang bingung bagaimana cara memahami inner child dirinya. Oleh karena itu, berikut beberapa strategi untuk dapat memahami inner child diri sendiri yang dilansir dari healthline.com.
- Tetap berpikiran terbuka. Jika memiliki pengalaman buruk pada masa lalu, jadikan hal tersebut sebagai pemahaman dan kunci untuk menikmati kesehatan serta kesejahteraan yang lebih baik di masa depan, bukan justru menjadi penghamat ketika telah mencapai usia dewasa.
- Mencari bimbingan dari anak-anak. Anak-anak akan dapat mengajarimu banyak hal tentang kehidupan seperti menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil hingga saat hidup saat ini sehingga hal tersebut dapat mendorongmu untuk mengingat kembali pengalaman yang menyenangkan dan membuat kamu kembali menikmati hari-hari yang lebih sederhana.
- Mengunjungi kembali kenangan masa kecil. Mengingat masa lalu menjadi salah satu cara untuk membantu kamu berhubungan dengan inner child. Kamu dapat melakukannya dengan melihat foto atau kenangan-kenangan lainnya.
- Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang biasa dinikmati. Ketika kamu sudah mengenal inner child sendiri, pikirkan tentang hal-hal yang dapat membuat bahagia saat masa kecil.
- Berbicara dengan inner child diri sendiri. Membuka percakapan dan memahami diri sendiri seperti melihat trauma yang dialami dapat membantu kamu semakin terhubung dengan inner child.
- Bicaralah dengan terapis. Jika memiliki inner child yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan atau emosi yang menyakitkan, kamu dapat mencari bimbingan dari ahli kesehatan mental yang terlatih.
*Penulis: Fani Varensia