Fimela.com, Jakarta Dapat beasiswa S1 di Amerika untuk bidang Fisika dan S2 di bidang Environmental Engineering, lalu fokus berkarir di luar negeri sepertinya bukan menjadi rencana hidup Feli Zulhendri. Pria kelahiran Tanjung Balai Asahan ini pada akhirnya harus memilih untuk kembali ke Tanah Air dan mengembangkan bisnis pengolahan limbah cair di Medan.
“Saya melanjutkan bisnis usaha ayah saya karena Beliau terlebih dahulu membangun perusahaan engineering di Medan. Dalam perkembangannya, saya berhasil mulai ekspansi sampai menjadi pemain nasional," ucap Feli. Tiga tahun lalu, dirinya dan beberapa partner sukses membangun perusahaan engineering yang fokus membantu perusahaan atau pabrik-pabrik dalam pengelolaan limbah cair.
Yang menarik dari Feli adalah bidang engineering yang sudah digelutinya bertahun-tahun tak membuat dia berada di zona nyaman. Pria lulusan Illinois Tech di Amerika ini mencoba hal baru menjadi seorang konten kreator di Tiktok. Akun Tiktok @Feli.Zulhendri pun diikuti oleh hampir 40 ribu followers dan sering masuk trending. Terkait ketertarikannya dengan media sosial Tiktok, ia berkomentar, “Awalnya hanya iseng buat konten tentang pengalaman berbisnis dan editorial/komentator berita-berita umum sambil sharing ilmu dan produk, eh ternyata banyak peminatnya," cerita dia.
Advertisement
Advertisement
Berawal dari cerita yang viral
Terlebih, saat dirinya menceritakan insiden pengalaman buruknya yang digetok harga oleh oknum taksi bandara, kontennya pun langsung menjadi viral.
Diakui Feli, ia memang sering berbagi ilmu seputar bisnis, pengolahan limbah. Sekarang Feli tertarik dengan dunia baru, yaitu Podcast. “Harapan saya dengan podcast ini dapat terus membantu perusahaan-perusahaan dalam menyelesaikan masalah limbah dan membantu menjaga kelestarian lingkungan untuk anak cucu kita,” ungkapnya.
Kisah yang menginspirasi
Selain itu, Feli juga ingin memberikan inspirasi kepada kalangan anak muda bahwa kita boleh menimba ilmu di luar negeri tetapi tetap harus cinta Tanah Air.
“Anak muda Indonesia itu tidak kalah kualitas dan kinerjanya dengan orang luar. Kita hanya perlu terus meningkatkan kemampuan komunikasi dan branding,” pungkasnya.
#Breaking Boundaries