Sukses

Lifestyle

6 Tata Budaya dalam Sejarah Mataram Pleret yang Perlu Dilestarikan

Fimela.com, Jakarta Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki aneka ragam kebudayaan. Ada warisan budaya di Indonesia yang terdiri dari bendawi (tangible) dan bukan bendawi (intangible). Salah satunya terdapat di Pleret, Bantul.

Dalam mempertahankan warisan budaya, Ir. RM. Nurdi Antoro sebagai Yayasan Warisan Budaya Mataram Pleret, berusaha untuk menggali, mengenalkan, dan mempelajari, melestarikan dan memviralkan semua peninggalan budaya Mataram.

“Sejarah terbagi dalam beberapa konsen yang kami lestarikan, seperti tata laku, tata gerak, tata busana, tata boga, tata wicara, tata wewangunan.” ujar Nurdi, saat ditemui dalam konferensi pers pada 09 Juni 2023, di Hotel Amaranta Prambanan.

Mengenal Yayasan Warisan Budaya Mataram Pleret

Yayasan Warisan Budaya Mataram Pleret bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan kota Yogyakarta, Dinas Pariwisata dan Balai Cagar Budaya, mulai dari tahun 2013 sudah melakukan tindakan untuk menggali warisan budaya yang ada di Pleret.

Nurdi turut menjelaskan, bahwa Yayasan Warisan Budaya Mataram Pleret melakukan pembinaan potensi di desa-desa, yang memiliki keunikan budaya Sultan Agungan, khususnya yang terkait dengan peninggalan kerajaan Mataram. Selain itu, ada juga acara tengah tahunan yang diikuti oleh potensi binaan, seperti karnaval kebudayaan.

Tata Budaya yang Perlu Dilestarikan

Seiring berjalannya waktu, ada banyak warisan budaya yang mulai ditinggalkan. Generasi muda perlu mempelajari pentingnya warisan budaya, dan kembali menyuarakan jasa para sejarawan. Ada beberapa tata budaya yang perlu dilestarikan sebagai berikut:

1. Tata Laku

Tata laku adalah sebuah cara atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Generasi muda dapat melakukan dan melestarikan tata laku sesuai dengan adat yang ada, atau unggah-ungguh di daerah tersebut.

2. Tata Busana

Generasi muda dapat melestarikan tata busana yang merupakan warisan budaya, dalam berpakaian setiap harinya. Contohnya, di kota Yogyakarta mulai mewajibkan perempuan untuk mengenakan kebaya saat hari Kamis.

3. Tata Boga

Tata boga adalah suatu teknik atau cara dalam menyajikan sebuah masakan. Ada beberapa teknik yang dilakukan untuk menyajikan masakan adat. Sebagai contoh, gudeg memiliki filosofi tersendiri, sehingga penyajiannya harus sesuai dengan adat yang ada.

4. Tata Gerak

Sikap tubuh sangat penting dipelajari dan dilestarikan. Karena setiap budaya memiliki tata gerak tersendiri, yang berbeda-beda dengan adat lainnya. Salah satu contoh warisan budaya dari tata gerak yang ada di Yogyakarta adalah seni tari.

5. Tata Wicara

Setiap adat pasti memiliki bahasa daerah tersendiri. Bahasa Jawa termasuk dalam warisan budaya yang ada di Yogyakarta, namun generasi muda sudah jarang menggunakan bahasa daerah dalam berbahasa sehari-hari. Sebaiknya, bahasa Jawa tetap harus digunakan, dipelajari dan dilestarikan.

6. Tata Rakiting Wewangunan

Bangunan sejarah termasuk dalam warisan budaya, yang disebut dengan Bangunan Cagar Budaya. Konsep tata ruang, bangunan, ragam hias, tanaman, maupun fungsi dan kegunaan ruang atau bangunan dapat disebut sebagai Tata Rakiting Wewangunan, yang juga harus dilestarikan dan diviralkan keberadaannya.

Sebagai generasi muda, mulailah tergerak dalam melakukan pelestarian warisan budaya. Ayo, jadilah generasi muda yang berbudaya dan turut melestarikan kebudayaan yang ada di daerahmu.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading