Fimela.com, Jakarta Seiring dengan bertambahnya waktu, kamu juga akan bertambah usia. Dari fase anak-anak, lama kelamaan akan memasuki fase remaja, dewasa hingga kemudian memasuki fase tua. Ketika sudah tua, organ-organ tubuh tidak berfungsi sebaik dulu.
Contohnya seperti rambut yang semakin tua akan semakin memutih atau biasa juga disebut dengan uban. Rambut bisa berwarna karena sel melanin. Seiring bertambahnya usia, kemampuan fungsi sel melanin akan menurun secara bertahap, menjadi kurang aktif dan bahkan mungkin mati yang kemudian membuatnya tidak lagi bisa memberikan warna pada rambut dan membuat munculnya uban.
Tidak hanya rambut, organ lain dalam tubuh juga akan semakin melemah bahkan kehilangan fungsinya. Itulah mengapa banyak lansia (lanjut usia) yang sering lupa atau kesulitan mengingat sesuatu. Kondisi ini umumnya disebut dengan pikun. Namun sebenarnya apa sih yang menyebabkan pikun pada lansia? Simak penjelasannya berikut ini.
Advertisement
Advertisement
Penyebab Pikun
Penyakit pikun mungkin merupakan akibat kerusakan struktur sistem sinyal otak (sistem yang mengendalikan emosi dan ingatan). Kondisi tersebut disebabkan oleh gangguan otak atau penyakit saraf.
Gangguan otak yang mungkin menjadi penyebab pikun adalah:
- Stroke
- Penyakit Alzheimer
- Kejang
- Tumor atau infeksi di dalam otak
- Penyumbatan darah di dalam otak
- Kekurangan oksigen di dalam otak
- Keracunan karbon monoksida
- Bakteri herpes encephalitis, kanker, dan penyakit autoimun
- Kecanduan alkohol kronis Wernicke-Korsakoff yang mengakibatkan kekurangan vitamin B1
- Efek samping pengobatan tertentu
- Kekurangan vitamin B12 yang menyebabkan hilang ingatan
Faktor Lain Penyebab Pikun
Faktor lain penyebab pikun adalah kelainan tiroid, ginjal, dan hati. Tak hanya itu, masalah kejiwaan seperti stres, kecemasan atau depresi, bisa membuat orang lebih cepat lupa dan dapat dikira terkena demensia.
Contohnya, orang yang baru-baru ini pensiun atau yang kerabatnya meninggal, atau yang sedang sedih, kesepian atau cemas.
Kebingungan dan kelupaan yang disebabkan oleh emosi biasanya bersifat sementara dan hilang ketika perasaan itu memudar. Masalah emosional dapat diselesaikan oleh pihak-pihak pendukung.
Namun, jika perasaan tersebut bertahan lebih dari dua minggu, penting untuk mendapatkan bantuan dari dokter. Perawatan untuk mengatasi kondisi tersebut mungkin termasuk konseling, obat-obatan, atau keduanya.
Advertisement
Cara Mencegah Pikun
Dilansir dari Healthline, gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin dapat membantu mencegah pikun:
- Lakukan latihan otak. Lakukan aktivitas yang membuat Anda berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengingat informasi. Aktivitas semacam ini dapat merangsang otak Anda. Cobalah menyusun puzzle, melakukan aktivitas seni, atau mempelajari keahlian baru.
- Tetaplah aktif. Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan, tapi aktivitas fisik bisa meningkatkan aliran darah ke otak Anda. Coba lakukan latihan aerobik paling tidak 30 menit sehari.
- Lakukan aktivitas sosial. Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dapat merangsang otak Anda dan mencegah Anda dari stres dan depresi. Anda juga bisa bergabung dalam kegiatan organisasi supaya tetap aktif berkegiatan sosial.
- Makan makanan bergizi. Fokus pada makanan yang kaya sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Pilihlah protein sehat, seperti kacang-kacangan, ikan, dan ayam.
- Deteksi kondisi kesehatan lain. Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko Anda mengalami pikun. Jika Anda mengidap penyakit, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi, pastikan Anda menjalani perawatan di bawah pengawasan dokter.
- Jaga keamanan kepala. Cedera otak traumatis dapat menyebabkan kondisi ini. Ingatlah untuk selalu mengenakan helm saat melakukan kegiatan, seperti bersepeda atau olahraga lainnya.