Fimela.com, Jakarta Perubahan perilaku masyarakat Indonesia, terutama di generasi milenial dan Z di masa pandemi kian terlihat dalam berbagai aspek. Termasuk soal pernikahan.
Dicabutnya kebijakan PPKM pemerintah mendorong masyarakat untuk kembali menggelar pernikahan secara besar-besaran, yang menjadi bagian dari budaya Indonesia untuk menggelar pernikahan. Namun pemikiran berbeda justru ditunjukkan oleh generasi milenial dan z yang sebagian besar menghindari pernikahan.
Dalam memutuskan untuk menikah, generasi milenial dan Z memiliki cara pandang yang unik. Dalam riset yang dilakukan Populix menunjukkan 58% generasi milenial dan Z memiliki rencana menikah namun tidak dalam waktu dekat. Sementara 23% mengatakan belum atau tidak memiliki rencana untuk menikah.
Advertisement
Advertisement
Cara pandang generasi milenial dan Z
“Survei kami menemukan bahwa sebagian besar generasi milenial dan Z memiliki rencana untuk menikah di masa depan. Mereka menganggap 25-30 tahun sebagai usia ideal untuk menikah. Menariknya, sebagian gen-Z memiliki keinginan untuk menikah di usia yang lebih muda, yaitu 20-25 tahun, dibandingkan milenial yang merasa bahwa 30-35 tahun masih menjadi usia yang ideal untuk menikah," kata Eileen Kamtawijoyo, Co-Founder dan COO Populix.
Kedua generasi sudah mempersiapkan diri utnuk membiayai pernikahan mereka sendiri. Di sisi lain, sebagian generasi ini belum memiliki rencana menikah karena ingin berfokus berkarier dan menikmati kehidupan pribadi.
Ingin berkarier dan menikmati hidup
Alasan fokus berkarier dan ingin menikmati hidup menjadi alasan yang mendominasi bagi generasi milenial dan Z yang menghindari menikah. Di mana 57% memilih ingin fokus berkarier dan 53% ingin menikmati hidup di luar pekerjaan, seperti hobi dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Keputusan generasi milenial dan Z untuk belum menikah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan terdekat. Sehingga mendorong sebagian besar generasi milenial dan Z masih berstatus lajang.