Fimela.com, Jakarta Ferdy Thaeras adalah seniman yang tertarik mengeksplorasi dan mempertanyakan batas-batas yang personal dan sosial dan mempertontonkannya dalam gaya lukis dan paduan warna minimalis. Kali ini, ia menggelar pameran tunggal abstrak pertamanya di Institut Francais Indonesia (IFI) Yogyakarta sejak 23 Desember 2022 hingga 14 Februari 2023.
Kecintaan pria yang juga dikenal sebagai model dan aktor lulusan ilmu Seni Rupa di Institus Kesenian Jakarta ini kepada dunia seni lukis abstrak, merupakan sebuah proses yang dialaminya sejak berpindah-pindah tempat tinggal, mulai dari Jakarta, Bali, hingga New York. Setelah enam bulan menetap di New York City sejak awal tahun 2022, Ferdy Thaeras kembali ke Indonesia enam bulan kemudian dan merealisasikan pameran tunggalnya.
Untuk pamerannya kali ini, Ferdy Thaeras berkolaborasi dengan kurator Joned Suryatmoko yang ditemuinya di New York City dan kemudian memilih sebuah naskah teater yang berjudul “Les Bonnes” karya penulis Prancis Jean Genet yang jika diartikan berarti “Sang Pelayan”.
Advertisement
“Les Bonnes” bercerita tentang dua orang perempuan, Solange dan Claire yang bekerja sebagai pelayan dan bekerja untuk seorang majikan kaya raya yang dipanggil Madame dengan setting kota Paris di tahun ‘30-an. Naskah ini bercerita tentang Role Play atau permainan peran, di mana orang bisa menjadi siapapun yang dia inginkan selama dia bisa memerankan karakter yang dipikirkan.
Dalam pameran tunggalnya ini, Ferdy Thaeras menciptakan 10 karya lukisan seri Les Bonnes, 3 karya seri Saint Marks, 3 karya seri Paradox, 5 karya seri Enigma, 2 karya seri Nexus, satu karya seri Protagonist, dan satu karya seri Before The Beginning. Ditunjang dengan empat karya seri Survivor yang terdiri dari tiga helai kain katun dan satu helai kain kanvas tanpa spanram. Totalnya ada 25 lukisan yang dibingkai dan empat karya kain yang dipresentasikan lewat performance koreografer Fitri Setyaningsih.
View this post on Instagram
Advertisement
Seakan Bercerita Tentang Pencarian Jati Diri
Dalam proses berkarya, Ferdy Thaeras banyak menggunakan cat akrilik yang ditorehkan di atas kanvas mengandalkan energi yang dirasakan saat mengartikan kejadian yang diceritakan dalam naskah “Les Bonnes”. Sapuan kuas, pemilihan warna, komposisi dan permainan lapisan cat oleh Ferdy Thaeras kali ini sangat kental akan gaya seni Abstrak Ekspresionisme tahun ‘50-an.
“Saya menerjemahkan kekuatan dari permainan role play ke dalam kanvas lewat energi yang saya rasakan saat membaca naskah itu sendiri sekaligus berimajinasi memainkan peran yang sedang diandaikan oleh ketiga tokoh utama dalam cerita tersebut,” ujar Ferdy.
Jika dilihat tiap serinya, Ferdy Thaeras seakan bercerita akan perjalanan pencarian jati diri yang dimulai dengan permainan warna di seri Les Bonnes hingga akhirnya ditutup dengan seri Protagonist yang didominasi warna putih dan merah saja dengan tekstur cat yang retak dan remuk. Seri Survivor berbeda dari seri lainnya dimana cat dituangkan di atas kain yang digantungkan dan banyak menggunakan warna pastel yang seakan lembut namun pada akhirnya terpapar oleh pengalaman hidup itu sendiri.
Ia menjadi keruh, seakan memaknai perjalanan hidup tiap manusia yang mencari jati diri. Ada yang tetap bisa menjaga dirinya tetap lembut namun ada juga yang menenggelamkan diri dalam kegelapan hingga akhirnya menemui akhir hidup yakni, akhirat.
Pameran ini masih bisa dinikmati sampai 14 Januari 2023 di Galeri IFI-LIP Jl. Sagan No.3 Yogyakarta. Mulai dari pukul 10.00 WIB sampai 17.00 WIB. Performance Les Bonnes oleh Ferdy Thaeras sendiri akan dilaksanakan pada tanggal 10, 12, dan 13 Januari 2023.