Fimela.com, Jakarta Pencemaran lingkungan kian mengkhawatirkan, salah satunya dengan sampah yang dihasilkan dari Styrofoam salah satu jenis dari zat polystyrene (PS) yang menimbulkan bahaya dan telah digunakan lebih dari tujuh dekade untuk berbagai keperluan. Proses pembuatan styrofoam melibatkan pencampuran gelembung udara sehingga dapat mengembang dan memiliki berat yang ringan seperti busa.
Menurut rilis yang diterima oleh tim Fimela.com, penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di 18 kota utama Indonesia menemukan 0,27 juta ton hingga 0,59 juta ton sampah masuk ke laut Indonesia selama kurun waktu 2018. Sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah styrofoam. Sampah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500 sampai 1 juta tahun untuk dapat terurai oleh tanah. Namun, styrofoam tak dapat terurai sempurna, tapi berubah menjadi mikroplastik dan dapat mencemari lingkungan.
Solusi untuk mengurangi penggunaan styrofoam adalah mulai menggunakan wadah pengemas makanan yang dapat digunakan berulang kali seperti tempat makan yang biasa digunakan untuk membawa bekal ke sekolah ataupun wadah lain yang sekiranya setelah digunakan dapat dicuci dan dapat dipakai lagi. Penggunaan styrofoam yang dianggap praktis dan murah tersebut membuat Indonesia dalam keadaan darurat sampah styrofoam. Melihat hal itu, The Antheia Project berkolaborasi dengan Energel.id mengajak masyarakat untuk serukan #SayNoToStyrofoam untuk mengurangi sampah khususnya sampah styrofoam.
Advertisement
Advertisement
The Antheia Project x Energel.id
The Antheia Project selalu ingin berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih hijau dengan bekerjasama dengan beberapa instansi yang memiliki visi dan misi yang selaras, salah satunya adalah Energel.id.
Energel.id merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor energi dengan menghasilkan bahan bakar portabel yang terbuat dari limbah tahu. Rangkaian kampanye dan webinar akan dilaksanakan sebagai salah satu agenda kerja sama antara The Antheia Project dengan Energel.id. Tema utama dari rangkaian acara ini adalah Reduce The Use Of Styrofoam dengan tagline “Building A Sustainable Living By #SayNoToStyrofoam”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda mengenai dampak penggunaan styrofoam dan bagaimana melakukan kegiatan sehari-hari secara sustainable.
Ruhani Nitiyudo – Co Founder The Antheia Project mengatakan masih dalam rangkaian dari Kampanye #SayNoToStyrofoam kali ini kami menggunakan medium media sosial dalam menyosialisasikan menjalankan kehidupan yang berkelanjutan dengan mengatakan tidak pada Styrofoam. Styrofoam saat ini menjadi masalah lingkungan dimana digunakan secara berlebihan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat luas. Hal ini mengakibatkan sampah styrofoam semakin lama semakin menumpuk dengan penggunanya yang mudah didapatkan dan murah. Dimana tanpa disadari bahwa masyarakat harus membayar mahal karena sampah styrofoam merusak lingkungan dan alam kita dimana sampah styrofoam tidak bisa hancur makan setelah berabad-abad akan menjadi sampah dalam bentuk mikroplastik.
“Kampanye #SayNoToStyrofoam ini adalah salah satu langkah kecil kami untuk meminimalisir sampah khususnya sampah styrofoam. Melalui kampanye ini kami mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi salah satunya dengan Energel.id. Dengan mengangkat tema Reduce The Use Of Styrofoam dan memanfaatkan media sosial, diharapkan dapat berdampak massive memberikan pengaruh baik untuk mengurangi penggunaan styrofoam” ujar Ruhani.
Samira Jha – Co Founder of The Antheia Project menambahkan, The Antheia Project akan terus mengedukasi masyarakat tentang mengenai bahaya sampah dan cara untuk mengurangi sampah. Melalui berbagai program dan kolaborasi dengan berbagai pihak kami akan terus mengedukasi masyarakat dan melakukan berbagai aksi pengurangan sampah, pengolahan limbah dan gaya hidup yang berkelanjutan. Semoga aksi dan edukasi yang kami lakukan juga dapat membantu mewujudkan Indonesia yang lebih baik tanpa sampah.
“The Antheia Project tidak dapat bekerja sendiri dalam menangani masalah sampah, kami butuh bantuan dari berbagai pihak dan lapisan masyarakat. The Antheia Project berharap program kolaborasi kami dengan Energel.id ini juga diikuti oleh banyak komunitas agar kita semua bisa bersama - sama melakukan hal yang baik untuk bumi. Mari kita terus gaungkan Indonesia tanpa sampah styrofoam untuk mewujudkan Indonesia bebas dari sampah styrofoam!” ujar Samira.
Muhammad Salman Alfarisi - Co Founder Energel.id menjelaskan “Hidup berkelanjutan menjadi fokus kami dalam mengembangkan friendly environment dan kami terus bertumbuh untuk menciptakan dampak pada sosial, ekonomi dan lingkungan melalui inovasi. Semua untuk anda bisa lebih mudah untuk berkelanjutan sekarang. Tidak ada lagi alasan untuk kita tidak melakukan aksi dalam memilih yang lebih ramah lingkungan. Hidup berkelanjutan merupakan visi kami dalam memberikan dampak lebih jauh lagi” ujar Salman.