Fimela.com, Jakarta Di antara kita pasti ada yang punya teman dan sahabat yang hadir untuk menguatkan diri serta mewarnai pengalaman hidup. Pertemanan atau persahabatan bisa menjadi support system terpenting bagi perempuan. Ketika ada fase saat hidup rasanya memojokkan kita, keberadaan teman bisa membuat kita kembali kuat dan melangkah lagi menemukan titik cahaya harapan baru dalam hidup.
Pertemanan punya dinamikanya sendiri. Ada perubahan-perubahan yang terjadi dan kita rasakan dalam lingkarannya. Pertemanan saat remaja, usia 20-an, usia 30-an, dan seterusnya punya warnanya sendiri. Di setiap perubahan yang terjadi dalam pertemanan, selalu ada kebahagiaan yang didambakan dan senantiasa diupayakan.
Advertisement
Menemukan Kebahagiaan dalam Pertemanan
"I wasn't until my late twenties I understood that sometimes old friendships evolve like plants whose roots outgrow their pots: they are still alive, still growing, but they need more space to survive. More people to allow new people and experiences in too." (Conversations on Love, hlm. 155)
Ada pemaparan menarik terkait pertemanan di buku Conversations on Love. Pertemanan diibaratkan sebagai tanaman. Tanamannya bisa tetap sama, tapi akar dan pertumbuhannya bisa berbeda dan berubah dari waktu ke waktu.
Kita tak bisa selalu menuntut pertemanan punya bentuk yang sama seperti awal bermula. Seiring waktu berjalan, prioritas berubah. Menikah, memiliki anak, berkarier, atau menekuni sesuatu yang disukai, tiap perempuan bisa memiliki pilihan dan jalan hidup yang makin berbeda dan berubah, dan hal ini bisa memengaruhi lingkaran perteman yang ada.
Walau mungkin ada rasa sedih ketika pertemanan yang ada terasa "tak seperti dulu lagi", tapi selama masih bisa saling menghargai hidup masing-masing, maka kebahagiaan masih bisa didapatkan. Saling memberi ruang untuk bertemu orang-orang baru, menjalani peran berbeda, dan memiliki pengalaman-pengalaman yang lebih beragam, ikatan pertemanan bisa tetap dijaga kuat.
Kita mungkin tak bisa sesering dulu untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama teman. Terlebih dengan semua prioritas dan tanggung jawab berbeda yang dimiliki. Namun, selama kita masih bisa saling mendoakan kebaikan masing-masing, maka kebahagiaan bisa tetap didapatkan.
Jumlah teman mungkin tak sebanyak dulu. Waktu yang dihabiskan bersaman teman dan sahabat tak seintens dulu. Perubahan lingkaran pertemanan kadang menjadi hal yang memang tak bisa dihindari, dan itu perlu diterima dengan kebesaran hati.
Semoga kita bisa senantiasa menjaga ikatan pertemanan yang kita miliki saat ini, ya. Saling mendukung sesama teman, saling mendoakan kebaikan masing-masing, dan saling menguatkan sebagai sesama perempun dalam menghadapi berbagai tuntutan dan tekanan yang ada, maka kebahagiaan akan selalu menyertai kita semua.
#WomenforWomen