Fimela.com, Jakarta Seseorang dengan IQ rendah sering dikatakan sebagai orang bodoh. Sejak lama, tingkat IQ dilihat sebagai penentu tingkat kepintaran seseorang. Sehingga ketika seseorang memiliki tingkat IQ lebih rendah dari batas yang ditentukan, orang tersebut secara otomatis akan dianggap bodoh. Namun apakah benar jika memiliki IQ rendah itu artinya dia adalah orang bodoh? Bagaimana dengan para atlet yang mungkin tingkat IQ rendah namun bisa berprestasi?
Mengutip dari Vox, beberapa tahun terakhir telah terjadi perubahan dalam pemahaman populer soal IQ. IQ kini tidak hanya dilihat sebagai seberapa baik kamu mengikuti tes. Melainkan juga dijadikan sebagai prediksi bagaimana kamu menjalani kehidupan.
"Apa yang kebanyakan orang ketahui tentang kecerdasan harus diperbarui. Banyak dari penelitian menunjukkan bahwa itu adalah prediktor kuat untuk kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan Anda," mengutip pendapat dari sumber ilmiah Nature.
Advertisement
Pandangan ini tentu akan membuat banyak orang khawatir dengan tingkat IQ yang rendah. Beberapa orang dengan IQ tinggi selalu berharap itu membuat mereka lebih baik dari orang lain; orang lain dengan IQ rendah selalu khawatir mereka mungkin lebih buruk.
Advertisement
Orang dengan IQ rendah
Tidak sedikit orang dengan tingkat IQ rendah merasa kecil hati dan rendah diri. Namun Vox berpendapat lain. Menurutnya, ada jalan tengah di mana orang dapat mengakui bahwa IQ secara ilmiah memang berguna untuk menemukan kebenaran statistik. Namun tetap harus dipertanyakan secara skeptis tentang kemampuannya menilai individu.
Untuk satu hal, tes IQ biasa dinilai bukan menjadi cara yang tepat untuk mengukur kecerdasan seseorang. Dalam studi resmi, tes IQ berkorelasi sangat baik dengan tes IQ lainnya, tes IQ yang sama diulang kemudian, dan tes kemampuan intelektual lainnya seperti SAT.
Ada beberapa faktor menurut peneliti yang membuat hasil IQ rendah itu tidak akurat.
1. Kurang teliti
Msuk akal jika orang yang mendapatkan hasil IQ yang kurang akurat daripada yang ada dalam studi resmi. Beberapa mungkin mendapatkan tes yang kurang kredibel. Yang lain mungkin mendapat tes yang diberikan oleh konselor sekolah yang tidak memenuhi syarat karena terburu-buru untuk menyelesaikannya sebelum makan siang.
2. Tidak stabil
Seseorang mungkin tidak berusaha sekuat tenaga; yang lain mungkin kurang tidur, atau kelebihan kafein, atau kekurangan kafein, atau mabuk saat mengerjakan tes. Beberapa mungkin mengambilnya ketika usia mereka terlalu muda untuk benar-benar menghitung. IQ tidak stabil sampai akhir masa remaja. Yang lain mungkin telah mengambil tes dalam kondisi ideal, menerima hasil yang akurat, dan kemudian lupa apa itu selama bertahun-tahun.
Seorang fisikawan pemenang Nobel, Richard Feynman bahkan memiliki IQ hanya 124. Sementara itu profesor ilmu komputer Scott Aaronson bahkan mendapatkan hasil IQ 106. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri orang dengan IQ rendah harus dibarengi dengan kerja keras untuk bisa sukses.
Advertisement
Dijadikan indikator jenis pekerjaan dan gaji
Namun dalam dunia kerja, tingkat IQ dijadikan sebagai indikator untuk menentukan jenis pekerjaan dan gaji. Beberapa instansi juga menjadikan tingkat IQ sebagai data statistik bukan kemampuan individual.
IQ menjadi ukuran yang cukup luas dari semua bakat intelektual yang dirata-ratakan. Beberapa orang dengan IQ rata-rata yang dianggap tidak mengesankan masih bisa sangat berbakat di bidang tertentu.