Fimela.com, Jakarta Tidak bisa dipungkiri biaya pendidikan anak dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Meningkatnya biaya pendidikan anak menjadi kekhawatiran orangtua akan masa depan pendidikan anak mereka. Dalam hal ini sebenarnya penting untuk merencanakan keuangan yang tepat melalui investasi.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya investasi kini semakin meningkat. Dengan melakukan investasi yang tepat akan ada banyak tujuan keuangan yang mungkin bisa dicapai, seperti menikah, liburan, biaya pendidikan anak, hingga dana pensiun.
Namun kini yang menjadi permasalahan, tidak banyak orang yang memahami jenis investasi apa yang tepat untuk bisa mencapai tujuan keuangan tersebut?
Advertisement
Menurut Kevin Taslim selaku Certified Financial Planner dari Heartfelt mengungkapkan memilih investasi yang tepat dalam perencanaan keuangan bisa membuat seseorang hemat ratusan juta untuk memenuhi tujuan keuangan, seperti biaya pendidikan anak.
Advertisement
Investasi bikin lebih murah
Kevin mengilustrasikan jika orangtua memiliki tanggung jawab untuk membiayai kuliah anak sebesar Rp500juta. Biaya ini akan dibutuhkan dalam 15 tahun mendatang.
"Kalau kita siapin 5 tahun sebelumnya dan nabung biasa saja, kita harus nabung 8.35jt x 60 bln untuk bisa mendapatkan Rp 500jt. Namun jika melakukan investasi di deposito, obligasi, dan reksadana pasar uang dengan hasil investasi 5% pertahun, kita hanya perlu investasi Rp7,6 juta dikali 60 bulan menjadi Rp456juta. Sisa Rp44juta dipenuhi oleh hasil investasi," jelas Kevin.
Menurut Kevin, kita bisa lebih hemat lagi jika memulai investasi lebih awal. Jika kita memulai investasi 15 tahun sebelumnya, maka uang dibutuhkan setiap bulannya untuk biaya kuliah anak hanya berkisar Rp2juta saja dikali 180 bulan maka menghasilkan Rp360juta. Sisa Rp140juta didapatkan dari hasil investasi.
"Sekarang kita tahu makin awal rencanakan keuangan, makin ringan cicilan investasinya," kata Kevin.
Tips investasi yang optimal
Lebih lanjut Kevin menjelaskan, kita bisa mencari pilihan investasi dengan hasil yang lebih tinggi jika memiliki waktu yang lebih panjang. Investasi jangka panjang yang bisa dipilih di antaranya, tanah, properti, saham, dan emas.
"Favorit kami disini adalah Saham. Tapi supaya aman, perlu sediakan waktu minimal 5 tahun," kata Kevin.
Pada dasarnya, investasi yang optimal berpegang pada tiga hal, yakni budget, tujuan investasi, dan jenis investasi yang digunakan. Seperti apa penjelasannya?
Advertisement
1. Bugdet
Kevin menyarankan untuk menghitung berapa dana yang mampu disisihkan untuk investasi dari pendapatan setiap bulan. Jumlah ini dihitung setelah pendapatan setiap bulan dikurangi dengan kebutuhan. Jika memiliki pemasukan Rp20juta perbulan dengan jumlah kebutuhan sebesar Rp15juta, artinya kita masih memiliki dana Rp5juta.
2. Tujuan keuangan
Ini juga menjadi penting untuk menentukan estimasi jumlah dana yang harus dicapai dan kapan mencapainya. Setelah itu hitung berapa yang harus diinvestasikan dari sekarang.
3. Jenis investasi yang digunakan
Pelajari berbagai jenis investasi supaya dapat menemukan yang paling optimal. Kamu bisa sesuaikan jenis investasi yang dipilih dengan jangka waktu untuk mencapai tujuan keuangan. Misalnya invesasi di bawah 3 tahun disarankan untuk mengambil investasi Reksadana Pasar Uang. Sementara investasi 3-5 tahun disarankan mengambil Reksadana Pendapatan Tetap. Untuk investasi lebih dari lima tahun, disarankan untuk memilih Saham.