Fimela.com, Jakarta Menjadi sandwich generation adalah momok bagi generasi milenial yang kini mulai berkeluarga. Untuk mencegah siklus ini berulang kembali, penting bagi orangtua memberikan edukasi keuangan bagi anak sejak dini.
Sandwich generation yang kini kerap dibahas merupakan situasi nyata yang dialami banyak generasi milenial yang kini telah mulai berkeluarga namun harus tetap menanggung kehidupan orangtuanya. Data BPS menunjukkan selama lima tahun terakhir, rasio ketergantungan lansia terus meningkat.
Saat ini saja, setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 17 orang penduduk lansia. Bila tren ini terus berjalan, beban generasi muda – baik milenial, Gen Z, maupun anak-anak mereka nantinya akan makin berlipat ganda.
Advertisement
Rantai ini hanya bisa diputuskan bila generasi muda mulai merencanakan hari tuanya dari jauh-jauh hari dan mendidik generasi penerus agar dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka, dengan cara edukasi dan membentuk kebiasaan keuangan yang baik sejak dini.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengajarkan tanggung jawab finansial sejak dini, salah satunya adalah dengan memberikan kebebasan terkontrol bagi anak untuk menggunakan dan merencanakan uang jajan mereka. Selain itu, mengajarkan prioritas serta membiasakan menabung juga merupakan cara edukasi keuangan yang efektif bagi si kecil.
“Mengenalkan uang pada anak sejak dini artinya kita mengajak mereka menghargai uang sekaligus belajar berhitung. Saat menabung, anak mulai mengenal angka, belajar menahan diri, dan memahami mana yang jadi prioritas,” ujar Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog Klinis, CEO & Founder Personal Growth.
Advertisement
Belajar keuangan melalui aplikasi
Berita baiknya, sekarang edukasi keuangan dapat dilakukan dengan mudah dan praktis melalui aplikasi digital. Bila selama ini lembaga keuangan dan aplikasi teknologi finansial hanya menyasar orang dewasa, kini telah hadir aplikasi Whiz yang dapat digunakan oleh orangtua dan anak dari usia 8 tahun untuk mendapatkan ilmu literasi finansial melalui pengalaman yang diberikan secara nyata, praktis dan menyenangkan.
Aplikasi Whiz baru saja meluncurkan aplikasi keuangan bagi keluarga pertama di Indonesia di mana orangtua dapat mengatur, menjadwalkan pengiriman, dan memonitor uang saku anak melalui dompet digital yang bisa digunakan di semua merchant yang menerima pembayaran elektronik via QRIS.
Tak hanya itu, orangtua juga dapat mengajarkan anak berbagai konsep keuangan, menghargai nilai uang dari usahanya, mengelola uang secara mandiri mulai dari mendapatkan hingga menyimpannya. Di sisi lain, anak dapat bertransaksi secara independen layaknya orang dewasa sekaligus belajar menabung dan mengelola keuangannya. Dan orangtua tidak perlu khawatir lagi karena sekarang orang tua dapat memantau semua aktivitas anak dalam genggaman, menentukan limit pengeluaran anak dan mendapatkan notifikasi transaksi secara langsung.
Sejak didirikan oleh Dominic Sumarli, Agnes Lie, dan Frederick Widjaja tahun lalu, Whiz telah menerima dukungan dari beberapa investor terkemuka dunia seperti Sequoia dan Y Combinator. Selain itu, Whiz telah memiliki izin uang elektronik dan transfer dana dari Bank Indonesia serta terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informasi.
“Dari pengalaman kerja kami di berbagai bank ritel dan fintech, kami melihat fondasi inovasi di perusahaan jasa keuangan hanya fokus pada orang dewasa dan melewatkan segmen anak maupun remaja. Padahal, anak-anak adalah generasi penerus, dan jauh lebih mudah mendidik mereka, dibandingkan mengubah yang sudah tua, untuk membentuk kebiasaan uang yang baik sejak dini agar tumbuh menjadi dewasa yang bertanggung jawab dan mandiri secara finansial. Whiz hadir sebagai gabungan dari celengan, dompet digital, serta alat pencatatan keuangan untuk memudahkan edukasi keuangan melalui kegiatan sehari-hari.” papar Co-Founder dan CEO Whiz, Dominic Sumarli.
#women for women