Fimela.com, Jakarta Susi Pudjiastuti konsisten menyuarakan pentingnya menjalani gaya hidup ramah lingkungan. Mantan menteri kelautan dan kemaritiman itu terus mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik yang tidak hanya sekadar membahayakan lingkungan, melainkan juga membahayakan nyawa manusia.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjukkan, pada 2050 laut Indonesia diprediksi akan lebih banyak ditemukan sampah plastik daripada ikan di laut. Melihat fakta ini, Susi Pudjiastuti mengimbau dengan tegas agar masyarakat mulai menjalani gaya hidup ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Bahkan ia mulai menerapkan gaya hidup ramah lingkungan di kantornya. Susi Pudjiastuti mengaku dalam event Garnier One Green Step di Jakarta x Beauty pada Jumat (29/7/2021), bahwa di kantornya dilarang keras untuk menggunakan plastik sekali pakai.
Advertisement
"Di kantor ketahuan kantong kresek, denda Rp250ribu. Kresek itu kotor, bahaya, kalau dikubur penuh sampah," kata Susi Pudjiastuti.
Advertisement
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai
Sebagai gantinya, Susi Pudjiastuti selalu membawa galon saat beraktivitas di luar ruangan serta mewajibkan karyawannya untuk menggunakan tumbler untuk menampung air minum. Menurut Susi, kebiasaan ini juga perlu diterapkan oleh masyarakat Indonesia sebagai awalan menjalani gaya hidup ramah lingkungan.
Terlebih, Indonesia menjadi dua kedua penyumbang sampah plastik yang dibuang ke laut. Susi sangat berharap masyarakat Indonesia dan pemerintah benar-benar bergerak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang berdampak buruk pada lingkungan
"Kita harus hentikan itu. Ini juga mikro plastik, dimakan ikan, ikan dimakan kita juga bahaya," kata Susi.
Cara lain
Masyarakat bisa mulai dengan menjadi lebih bijak dalam mengatur apa yang dipakai dan dibuat. Menanam lebih banyak pohon menjadi cara lain untuk menjalani gaya hidup ramah lingkungan mengingat suhu di Indonesia semakin hari semakin panas.
Penumpukan sampah yang semakin banyak mendorong perubahan iklim yang lebih parah. Serta beralih menggunakan produk dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.