Fimela.com, Jakarta Ada begitu banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk merayakan tahun baru Hijriah. Di Jogjakarta ada Sekaten, di Solo Jawa Tengah ada Grebeg Suro karena bertepatan dengan pergantian tahun Jawa yang dimulai dari Suro. Tempat lain seperti Sukabumi Jawa Barat juga merayakan tahun baru Islam ini dengan melakukan larung. Berbeda dengan tempat lain, seperti di Magetan Jawa Timur, mereka memiliki tradisi Ledhug. Melansir dari Indonesia_tourism.com (26/7), Lesung Suro dan Bedug Muharam atau disingkat Ledhug ditiup terus menerus dan dipadu dengan suara gong dan berbagai alat musik lainnya menjadikan suatu keunikan musik tradisional.
Advertisement
Tradisi yang Masih di Jaga di Magetan Jawa Timur
Sebelum proses Ledhug dimulai, ada “Prosesi Andum Berkah Bolu Rahayu” yang paling menarik. Ribuan masyarakat berkumpul di depan alun-alun kota, berjuang untuk mengambil bolu atau roti. Sebelum dilanjutkan prosesi menuju alun-alun kota, roti tersebut dipersembahkan secara ritual, karena dipercaya memiliki rahmat bagi yang memakannya. Selain itu, ada pula tarian tradisional Jarak lawu yang dibawakan oleh para siswa SD dan pawai.
Lesung suro bertujuan untuk merayakan tahun Saka yang dimulai pada tanggal 1 Suro. Seperti disebutkan, Lesung atau Mortar adalah alat untuk menumbuk dan benda untuk berkomunikasi dengan leluhur. Bedhug Muharram bertujuan untuk merayakan tahun baru Hijriyah yang dimulai pada tanggal 1 Muharram. Bagaimanapun, Bedhug bagi umat Muslim adalah media untuk memanggil orang untuk berdoa kepada Tuhan, sementara gong adalah alat music yang menjadi produk industri Magetan. Tujuan utama dari perayaan tersebut adalah untuk menggali, membudayakan dan memajukan bidang tradisional dan industri magetan, dalam rangka mengembangkan Magetan sebagai destinasi wisata.
Nah, itu tadi tradisi yang dilakukan masyarakat Magetan, Jawa Timur dalam menyambut 1 Suro. Kira-kira, di daerah kamu tradisi seperti apa nih untuk menyambut Tahun Baru Islam?
#WomenforWomen