Fimela.com, Jakarta Di bulan Juni ini, Fimela mengajakmu untuk berbagi cerita tentang keluarga. Untuk kamu yang seorang ibu, anak, mertua, menantu, kakak, atau adik. Ceritakan apa yang selama ini ingin kamu sampaikan kepada keluarga. Meskipun cerita tak akan mengubah apa pun, tapi dengan bercerita kamu telah membagi bebanmu seperti tulisan kiriman Sahabat Fimela dalam Lomba My Family Story: Berbagi Cerita tentang Sisi Lain Keluarga berikut ini.
***
Oleh: Fajar Sidik
Advertisement
Ketika gerbang rumah kubuka, seketika di balik daun-daun pintu jelas terdengar serentak, "Abi pulang, Abi pulang.”
Lalu, mereka membuka pintu, menyambut dengan senyuman. ”Kok pulang cepet hari ini, Bi?” tanya Za anak sulungku. ”Biasanya kan Abi pulang malam terus,” kejarnya.
Sambil kubuka helm dan jas hujan yang basah, kuhampiri dan kubisikkan, ”Iya, Nak. Alhamdulillah bisa pulang sore. Jadi kita bisa makan tongseng bersama,” jawabku disambut riuh ketiga anakku
Kawan, bagaimana suasana keluarga kalian? Apakah ada anak-anak yang selalu menantikan, atau istri yang menunggu dengan senyuman?
Di dalam bilik-bilik rumah kita ada rezeki yang paling nikmat. Rezeki berkumpul bersama, bercanda sesukanya, bermain penuh suka cita, menguatkan saat duka, memotivasi saat ujian melanda.
Sobat, bagaimana keluarga kalian? Apakah dipenuhi masalah, ataukah hubungan yang melapuk parah, ataukah sulit mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, atau anak-anak yang sering membuat susah?
Teman, mari kita lihat kembali rezeki yang kita terima. Adakah yang masih kotor terbawa? Misal lembur yang tak sepenuhnya, contoh dinas luar yang banyak tamasyanya, atau jam kerja yang masih kita berleha-leha.
Advertisement
Mensyukuri Keberadaan Keluarga yang Ada Saat Ini
Puakhi, bisa jadi itulah penyebabnya. Berbagai kenikmatan keluarga yang harusnya kita reguk, justru nestapa yang kita geluti. Ya bisa jadi, kita masih lalai pada amanah di pundak-pundak kita.
Bisa jadi berbagai kesulitan itu karena kenikmatan yang kita peroleh melalui jalan yang tidak seharusnya. Mungkin saja kita khilaf untuk selalu menjaga niat, proses dan tujuan kita. Efeknya, keberkahan keluarga tercerabut.
Dulur, coba kita tengok juga sahabat-sahabat lainnya. Walau hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kemewahan tetapi kemesraan hubungan nampak dari raut-raut wajahnya. Suami-istri saling takdzim memuliakan. Anak-anak tumbuh sehat dan membanggakan. Atau juga mereka mengadapi cobaan belum memiliki momomgan, tetap sabar dan saling menguatkan. Itulah keberkahan yang kadang kita sendiri lalai menghayati.
Kehidupan muslim itu sungguh istimewa. Suci sejak berniat, menjaga saat berproses, bersyukur dan tawakal menghadapi hasil. Kehidupan muslim itu ajaib. Kenikmatannya membawa keberkahan buat sesama, ujiannya membagi motivasi untuk saling mengisi.
Kehidupan muslim itu membanggakan. Mereka yang tak perlah lapuk dalam pengabdian, pengorbanan dan kecintaan pada sesama. Bagaimana dengan kita? Jalan apa yang kita pilih?
#WomenforWomen