Fimela.com, Jakarta Memasak adalah salah satu kegiatan dasar bertahan hidup yang seharusnya mampu dikuasai oleh setiap orang. Hal tersebut bukan berarti kita harus menguasai teknik memasak secara profesional. Tetapi, setidaknya kita harus memiliki pengetahuan dan pengalaman memasak untuk berbagai jenis makanan dasar, seperti nasi, makanan instan, telur, dan lain-lain.
Terlepas dari pengetahuan dan kemampuan memasak seseorang, hingga saat ini masih banyak mitos seputar kegiatan memasak yang beredar dan dipercaya oleh banyak orang. Kira-kira, apakah semua mitos tersebut benar adanya? Kita cari tahu lebih dalam, yuk!
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
1. Telur rebus akan lebih mudah dikupas jika direbus bersama dengan cuka
Mitos ini hanya sekedar mitos! Agar mendapatkan hasil telur rebus yang mudah dikupas, kamu harus memperhatikan beberapa hal, seperti kesegaran telur. Jika kamu menggunakan telur yang masih segar, maka akan lebih sulit mengupas telur karena kandungan dibandingkan telur yang sudah agak lama, tetapi belum menjadi telur busuk, ya. Kemudian, meletakkan telur pada air es setelah merebus telur juga dapat mempermudah proses mengupas kulit telur. Tetapi, jika kamu merasa hal tersebut terlalu merepotkan, alih-alih merebus telur, kamu bisa mengukus telur agar kulit telur lebih mudah dikupas.
2. Menggunakan kacamata dan mengunyah permen karet dapat mencegah mata berair saat memotong bawang
Bawang memiliki kandungan gas pada setiap lapisannya sebagai bentuk perlindungan dari pemangsa. Sehingga, saat kita memotong bawang, maka lapisan bawang akan rusak dan gas tersebut akan keluar serta menimbulkan efek mata berair. Untuk mencegah hal ini, kamu bisa menggunakan pisau yang tajam untuk mengurangi kerusakan lapisan bawang. Sehingga, jumlah gas yang akan dikeluarkan oleh bawang akan semakin sedikit. Jadi, mitos menggunakan kacamata atau mengunyah permen karet agar tidak menangis saat memotong bawang itu tidak benar, ya!
3. Whipped cream akan menyusut saat berhenti diaduk
Saat mengolah whipped cream, hal yang perlu menjadi perhatian adalah suhu. Whipped cream akan terbentuk dengan baik jika diolah di suhu ruangan yang cenderung dingin. Untuk mengakali hal tersebut, kamu juga bisa menggunakan bantuan es batu yang diletakkan di mangkuk besar kemudian mengolah whipped cream menggunakan mangkuk lain diatas mangkuk berisi es batu tersebut. Jika tidak, kamu juga bisa mendinginkan mangkuk atau alat pengaduk whipped cream terlebih dahulu di kulkas sebelum menggunakannya. Jadi, mitos ini hanya sekedar mitos, ya!
4. Menambahkan minyak saat proses memasak dapat membuat pasta tidak menempel
Mitos ini dipercaya oleh sebagian besar orang. Tapi kenyataannya, mitos ini tentu hanya sekedar mitos. Seperti yang diketahui, minyak dan air adalah dua zat yang tidak bisa bersatu. Oleh karena itu, sebanyak apapun menggunakan minyak pada air yang akan digunakan untuk merebus pasta, hal tersebut tidak akan begitu berpengaruh pada pasta yang akan menempel atau tidak. Tetapi, merebus pasta dengan menggunakan minyak, seperti minyak zaitun, tentu dapat menambah cita rasa pada pasta. Cara yang dapat digunakan agar pasta tidak menempel saat direbus adalah tunggu air hingga sangat mendidih sebelum memasukkan pasta. Kemudian, jangan lupa untuk rutin mengaduk pasta yang sedang direbus agar mereka tidak menempel satu sama lain.
5. Menambahkan susu pada adonan telur dapat membuah scrambled eggs lebih empuk
Menambahkan susu pada adonan telur dipercaya dapat membuat telur lebih creamy dan empuk. Padahal kenyataannya, menurut pakar gizi, jika susu ditambahkan pada adonan telur, maka campuran pada adonan telur akan terpisah. Selain itu, protein yang dikandung oleh susu dan telur akan menyebabkan telur memiliki kandungan protein yang sangat tinggi kemudian terlalu berat untuk dikonsumsi dan diproses oleh pencernaan. Selain itu, proses memasak telur juga akan semakin lama karena tekstur telur yang semakin basah. Jadi, mitos ini hanya sekedar mitos, ya!
6. Menambahkan kentang dapat mengurangi rasa asin pada makanan
Saat kita membuat makanan dan berakhir terlalu asin, kita seringkali disarankan untuk menambahkan kentang agar rasa masakan tersebut tidak menjadi terlalu asin. Hal tersebut dapat terjadi karena kentang dipercaya dapat menyerap kandungan garam pada makanan. Tetapi tentu saja, saat kentang diolah dalam suatu makanan, ia tidak hanya menyerap kandungan garam, tetapi juga kandungan air dan bumbu-bumbu lainnya. Sehingga, hal yang tepat untuk dilakukan untuk mengatasi rasa asin yang berlebihan dalam masakan adalah dengan menyeimbangkan rasanya, bukan dengan menambahkan kentang.
Kira-kira sekarang kamu sudah paham, kan seputar mitos memakas? Semoga informasi ini bermanfaat.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani