5 Cara agar Hidup Lebih Bahagia tanpa Menuntut Segalanya Sempurna

Mengutip buku How to Love, menyusun rencana agar bisa menjalankannya 100% adalah karakter perfeksionis. Agar kita tidak selalu tertekan ketika melakukan sesuatu, ada baiknya kita menurunkan sedikit target kita. Gulung rencana yang dirasa tidak akan tercapai, lalu buat gantinya. Menurunkan sedikit target tidak selalu buruk. Sebab kadang yang kita butuhkan untuk bahagia adalah merasa cukup, tanpa harus mencapai sesuatu terlalu tinggi.

Kita manusia biasa yang punya kekurangan atau kelemahan. Untuk bisa lebih bahagia, kita perlu menerima kekurangan diri yang ada. Bukan berarti kita menjadi orang yang pesimis. Hanya saja agar kita menyadari bahwa selalu ada ruang untuk meningkatkan kualitas diri sebab kita perlu senantias bertumbuh dari waktu ke waktu.

Awali hari dengan perasaan cukup, dan akhiri hari dengan perasaan cukup. Semua yang kita punya dan rasakan saat ini sudah dalam porsi cukup. Tak harus meminta lebih banyak atau lebih melimpah untuk merasa tenang. Sebab dengan merasa cukup, akan ada rasa tenang yang mengalir di dalam hati kita.

Mencoba hal baru memberi kesempatan bagi kita mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, biasanya juga akan memberi kita kegagalan atau hal yang tak pernah kita duga sebelumnya. Mengalami hal yang tak terduga saat mencoba hal baru mungkin tak menyenangkan, tetapi ini akan memperkaya jiwa dan membuat kita makin bahagia.

Sadari bahwa kita bukan pengendali segalanya. Ada hal-hal yang perlu kita lepaskan dan relakan sebab berada di luar kuasa atau kendali diri kita. Izinkan diri untuk melakukan hal-hal yang masih bisa diupayakan atau diperbaiki. Relakan hal-hal yang secara mutlak tak bisa kita campuri lagi.

Kalau menurut Sahabat Fimela sendiri, cara apa yang paling tepat untuk mengurangi sikap terlalu perfeksionis? Semoga kita semua bisa menjalani hidup bahagia sesuai keinginan kita, ya.

#WomenforWomen