Fimela.com, Jakarta Sebagai makhluk sosial, kita akan selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Seberapa keras pun kamu mencoba, kamu akan tetap membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan sosialmu. Dari interaksi sosial yang terbangun dengan orang lain. Berbagai pandangan dan ekspektasi orang lain pun mulai memengaruhi kehidupamu. Terutama mereka yang merupakan teman, kerabat, dan keluarga. Walaupun hidup berdampingan, kamu adalah satu-satunya manusia yang bertanggung jawab atas kehidupanmu.
Jangan sampai pandangan, pikiran, komentar, dan ekspektasi orang lain menjadi penentu arah kehidupanmu. Berikut adalah 6 cara yang dapat kamu lakukan untuk berhenti mengkhawatirkan pandangan orang lain.
Advertisement
BACA JUGA
Advertisement
Orang lain terlalu sibuk dengan kekurangannya masing-masing
1. Apakah kamu pernah merasa takut tidak disukai oleh orang lain? Atau kamu khawatir mengenai kesan apa yang muncul pada dirimu saat bertemu dengan orang lain? Sangat wajar kamu memiliki ketakutan dan kekhawatiran tersebut, tetapi kamu perlu mengingat bahwa setiap orang memiliki ketakutan dan kekhawatirannya masing-masing. Kamu tidak sendiri, jadi jangan tenggelam dalam rasa takut dan khawatir tersebut, karena mungkin orang lain terlalu sibuk dengan rasa takut dan khawatirnya sendiri hingga akhirnya tidak memiliki waktu untuk memiliki pikiran atau berkomentar buruk tentang dirimu.
2. Apakah kamu menganggap pandangan orang lain tentang dirimu valid? Atau kamu pernah membentuk dirimu berdasarkan pandangan orang lain? Jika iya, maka jangan lakukan hal tersebut. Satu-satunya pandangan yang valid mengenai dirimu adalah pandanganmu sendiri. Bukan berarti pandangan orang lain tentang dirimu salah, tetapi kamu tidak boleh membiarkan dirimu sendiri menjadi seseorang berdasarkan pandangan orang lain. Jika kamu melakukan hal tersebut, maka sama saja kamu membiarkan orang lain memiliki kontrol akan dirimu sendiri dan itu hanya akan membuatmu kehilangan dirimu.
3. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika kamu mencari kesempurnaan, maka kamu hanya akan membuat dirimu sendiri tidak bahagia. Jadi, terima dan cintai dirimu sendiri dengan berbagai kekurangannya. Tidak ada yang salah dari memiliki kekurangan. Selama kamu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, maka tidak ada yang salah dari dirimu. Kamu harus menghargai dirimu dan usahamu selama ini. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, ya!
Pandai memilih hal yang harus kamu pedulikan
4. Kunci untuk hidup yang bahagia adalah kamu harus pandai memilih hal-hal yang harus kamu pedulikan. Saat kamu terlalu mempedulikan pandangan, pikiran, komentar, dan ekspektasi orang lain, kamu akan mulai kehilangan dirimu sendiri dan tidak menyadari hal-hal yang sebenarnya penting untuk dirimu. Jadi mulai saat ini, kamu harus pandai memilih hal-hal yang harus menjadi perhatianmu, ya! Kamu boleh mendengarkan pandangan, pikiran, komentar, dan ekspektasi orang lain selama hal-hal tersebut dapat membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik menurut dirimu sendiri.
5. Dalam hidup, kamu akan bertemu dengan banyak orang dan setiap orang yang kamu temui tentu berbeda-beda. Jadi, kamu jangan mencoba untuk memuaskan semua orang yang kamu temui dan kenal selama ini karena hal tersebut hanya akan membuatmu tidak bahagia dan kehilangan dirimu sendiri. Kenyataan memang pahit tapi akan selalu ada orang yang tidak menyukaimu. Jadi, daripada berusaha memuaskan orang yang tidak menyukaimu, kamu bisa fokus kepada orang-orang yang menyayangimu.
6. Rasa takut akan perubahan dan kesalahan adalah emosi yang wajar kita rasakan sebagai manusia. Tetapi, jangan biarkan emosi tersebut menghambatmu untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kesalahan dan perubahan adalah hal yang tidak dapat dihindari saat kita mencoba berbagai hal yang baru. Ketika kamu berhasil mengatasi rasa takut tersebut, percayalah kamu akan menjadi seseorang yang sangat tangguh dan berbeda, tentu saja dalam artian yang baik. Jadi, jangan takut untuk berubah demi dirimu sendiri, ya!
Semoga informasi ini bermanfaat.
Â
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani