Fimela.com, Jakarta Hati Fransiska Fischerauer terketuk ketika ia melihat kondisi para korban pengungsi korban perang Rusia - Ukraina di Jerman. Dikutip dari Liputan6.com, ia melihat jika para pengungsu membutuhkan bantuan baik fisik maupun mental.
"Mereka diselimuti kekhawatiran karena harus meninggalkan suaminya. Suami-suami mereka harus berjuang di Ukraina, di negaranya. Lalu juga harus meninggalkan keluarga, seperi nenek dan kakek yang tidak bisa ikut ke Jerman atau ikut ke negara lain, Polandia, karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan, terlalu tua atau sakit."
Ia melihat jika para pengungsi banyak yang hanya dalam kondisi seadanya, bahkan sebagian besar dari mereka juga tidak membawa banyak barang. Namun ada juga diantara mereka yang membawa sejumlah barang bawaan.
Advertisement
"Ada yang membawa koper, baju-baju. Ada juga yang hanya dengan membawa badan saja, yang penting menyelamatkan anak-anak mereka. Kebanyakan mereka perempuan. Jadi istri-istri ini, perempuan, atau remaja perempuan, membawa adik-adik dan anak-anaknya untuk mengungsi ke negara-negara yang lebih aman. Jadi, benar-benar menyedihkan kondisi mereka, memprihatinkan," ungkap Fransiska.
BACA JUGA
Advertisement
Ada sejumlah wanita Indonesia yang berpartisipasi
Dalam membantu, Fransiska melakukannya sepenuh hati. Bahkan ia juga menyebutkan jika ada sejumlah perempuan Indonesia lainnya yang turut terlibat dalam aksi sosial, salah satunya Agnes Winarti.
Orang tuanya ada yang meninggal (ID): Diaspora Indones... di perang, jadi butuh pertolongan dan kasih sayang. Kami mencarikan rumah-rumah di sini yang bisa menampung mereka," ujar Agnes. Saat itu kesulitannya adalah pengungsi remaja banyak yang mengalami stres.
"Di situlah kita juga mencari bantuan psikolog untuk membantu mereka. Kita harus mengerti beratnya pengalaman yang mereka alami," ujar Agnes yang mengaku juga mengalami kesulitan beradaptasi ketika tiba di Jerman tahun 2000."
Tergerak menolong sesama migran
Menjadi migran yang datang dari Indonesia ke Jerman, juga membuat Fransiska tergerak menolong sesama migran. "Kita di negara asing sendirian, butuh bantuan. Kamu butuh komunikasi. Kamu butuh seseorang untuk bersandar. Kamu butuh pakaian karena di sini, di Jerman dingin. Tidak tergantung suku, agama, ras, atau pandangan politiknya apa, semuanya kami bantu di sini," jelas ibu rumah tangga ini.
Ia pun mengajak orang-orang untuk saling membantu antara sesama yang membutuhkan ter;lepas dari suku, agama, ras, dan politik. Ungkapnya.
#Women for Women